Tambahkan Penjahatnya Biar Seru

Tambahkan Penjahatnya Biar Seru - Kajian Medina
Tambahkan Penjahatnya Biar Seru

Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah agama rahmatan lil alamin. Tidak ada konsep penjahat abadi, sebab ajaran Islam diperuntukkan untuk semua umat. Maka tidak dikenal permusuhan abadi. Para shahabat pada awalnya juga kafir, namun setelah masuk Islam, mereka jadilah mereka orang-orang baik.

Inilah konsep rahmatan lil alamin Artinya, semua manusia berhak mendapatkan kebaikan dari agama Islam. Kalau sudah muslim, haram diperangi. Kalau tidak muslim bukan berari halal diperangi.

Bukankah orang kafir terbagi dua, ada yang harbi dan non harbi. Yang diperangi hanya yang harbi, itu pun perangnya hanya di medan tempur sungguhan, setelah gagal segala bentuk perundingan dan gencetan senjata.

Prinsipnya al-ashlu as-silmu (الأصل السلم), defaultnya perdamaian, hidup berdampingan, saling hormat dengan non muslim. Kalau pun ada perang, itu jalan keluar terakhir saja. Bahkan masih wajib jaga adab perang pula.

Penyimpangan Pemahaman

Tapi buat segelintir orang, konsep seperti ini dianggap tidak seru. Tidak ada tokoh jahatnya, sehingga berislam itu jadi adem ayem, kayak sayur kurang garam.

Maka oleh kalangan ini diciptakan lah tokoh-tokoh antagonis alias penjahat. Yang utama tentu penjahatnya adalah mereka yang non muslim. Di mata mereka, kafir itu tidak pernah ada bagus-bagusnya. Menyebutnya saja harus KAFIR, kalau menyebut 'non muslim' berarti anda anti Al-Quran.

Jadi dalam pandangan segelintir orang ini, Semua non muslim eh semua kafir adalah penjahat yang kudu diperangi dan diacungkan pedang di hidungnya. Mau di Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, Konghucu, apapun agama mereka, pokoknya semua harus jadi penjahatnya. Sebab kalau tidak dianggap sebagai penjahat, berislam jadi nggak seru.

Bukan apa-apa, kan tiap hari ngajinya saja sudah urusan jihad-jihad gitu. Lha buat apa tiap hari mengasah pedang dan latihan perang-perangan? Nanti semua jadi mubazzir dong?

So, jadilah semua agama di luar Islam sebagai karakter-karakter jahat dalam ajaran ciptaan mereka. Cita-citanya saja jelas banget kok, yaitu mati syahid gitu loh. Jihad jalanku dan mati syahid adalah cita-cita tertinggi ku.

والجهاد سبيلنا والموت في سبيل الله أسما أمانينا

Tiap pengajian dan taujih, dua doktrin inilah yang selalu diangkat. Sudah tidak ada lagi batasan kafir dzimmi dan harbi. Pokoknya semua kafir itu berpotensi besar untuk jadi penjahat, maka kita gorok lehernya.

Meski secara fiqih tidak dibenarkan, namun alibinya disesuaikan dengan menelurkan istilah yang cuma ada di masa sekarang saja, tidak dikenal sepanjang sejarah, yaitu al-ghazwul fikri (الغزو الفكري). Yang didefinisikan sebagai :

غزو الأعداء غزوا جاهليا جديدا

* * *

Tambah Musuh Baru

Bosan dengan musuh yang kafir beneran, biar tambah seru lagi, kemudian dibuatkan lagi tokoh-tokoh jahat baru. Cerita mulai dibikin bagaimana biar orang yang sudah memeluk Islam pun bisa jadi tokoh jahat juga.

Maka dibuatlah karakter aneh-aneh, yaitu karakter muslim tapi sekuler, muslim tapi kejawen, muslim tapi tradisionalis, muslim tapi ahli bid'ah, muslim tapi kapitalis, muslim tapi pengikut asing dan aseng, muslim tapi berbau syiah, muslim tapi nusantara, muslim tapi tidak hijrah, muslim tapi tidak kaffah, muslim tapi tidak khilafah, dan seterusnya.

Kali ini lebih dramatis dan tragis lagi, yaitu musuhnya masih sesama muslim, masih shalat 5 waktu, rajin puasa Ramadhan, pandai baca Quran bahkan banyak yang jadi tokoh agama juga.

Namun karena beda aliran dan pilihan politik, termasuk beda junjungan paslon, jadilah mereka ini sebagai karakter musuh yang baru. Makin seru, bukan?

Bayangkan, yang jadi penjahatnya sekarang adalah temannya sendiri, malah ada pasanganntmya, yaitu suami atau istrinya sendiri, anaknya sendiri, bapak ibunya sendiri, kadand abang dan adiknya sendiri, bahkan tetangga, saudara, ponakan, sepupu dan famili sendiri.

Teman saya sekarang lagi musuhan sama ustadznya dan guru ngajinya sendiri. Soalnya beda milih paslon. Lagi sebarkan kabar-kabar di medsos bahwa ustadznya itu 100% sudah jadi orang munafik, fasiq dan pengkhianat agama. Bentar lagi halal darahnya. Naudzubillah....

Jadilah mereka termasuk dalam daftar musuh yang harus diperangi. Meski memeranginya belum pakai golok dan timah panas, minimal sudah dianggap halalan toyyiban untuk dinyinyiri, dibuli, dihina-hina di media sosial. Ternyata penyebabnya cuma karena beda pandangan politik.

Jadi inilah hasil pembinaan umat yang katanya jadi garda terdepan kemajuan Islam. Sebuah generasi muda kader-kader dakwah yang siap jihad fi sabilillah. Siap menegakkan panji-panji Islam dan siap meluluh-lantakkan musuh.

Upps . . . Kok meluluh-lantakkan musuh? Memang siapa musuhnya? Sesama muslim sendiri? Serius?

Ahmad Sarwat, Lc.MA

Ahmad Sarwat
3 Mei pukul 08.37 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.