Hoaks Membawa Berkah

Hoaks Membawa Berkah - Kajian Medina
Hoaks Membawa Berkah

Awalnya di masa lalu tidak ada hadits pakai sanad atau rawahu-rawahu segala. Sebab semua orang jujur ketika menyampaikan berita dari Rasulullah SAW.

Kemudian ketika agama Islam mulai tersebar ke berbagai daerah, banyak orang yang formalnya masuk Islam, tapi sebenarnya perilakunya masih belum sesuai. Lalu mulai satu dua ada orang yang berani-beraninya berdusta atas nama Rasulullah SAW. Mereka dikenal sebagai raja hoaks di zaman salaf.

Disitulah kemudian muncul fenomena pemalsuan hadits berstandar hoaks yang kemudian viral dan menyebar. Terjadi perang hadits dengan sesama muslim. Yang satu menciptakan hadits hoaks dengan kualifikasi hadits palsu untuk menyerang lawannya. Lawannya tidak terima dan membalas lagi dengan hadits yang lebih palsu lagi dan lebih hoaks.

Saat itu kemudian muncul solusi agar meredam pemalsuan hadits hoaks ini lewat ditetapkannya ilmu riawayat atau ilmu sanad hadits. Setiap orang yang menyampaikan suatu hadits, diwajibkan menyebutkan sumbernya dengan akurat hingga sampai ke Rasulullah SAW. Tidak bisa menyebutkan sumbernya, maka digelari sebagai raja hoaks alias al-kadzdzab (tukang bohong besar).

Lalu nanti para kritikus hadits (muhaddits) akan menilai, apakah sepanjang sanad-sanad itu ada masalah? Misalnya, apakah sanadnya terputus sehingga kualifikasinya menjadi hadits palsu, ataukah sanadnya tersambung tapi melewati orang lemah sehingga menjadi hadits dhaih yang bermasalah dalam periwayatan.

Dengan demikian, umat Islam terhindar dari penyebaran hoaks. Semua hadits yang palsu malah dibuatkan buku tersendiri, termasuk daftar tukang pemalsu hadits pun ada bukunya juga.

Awalnya fitnah hoaks yang akut, tapi solusinya malah jadi tercipta sebuah cabang disiplin ilmu yang luar biasa, yaitu ilmu kritik hadits (naqd al-hadits). Salah satu profesor paling senior, guru besar dan menjadi peletak dasar ilmu itu adalah Al-Imam Asy-Syafi'i (w. 204 H) rahimahullah.

Ahmad Sarwat, Lc.,MA

Ahmad Sarwat
3 Mei pukul 11.06 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.