Kenakalan Komunitas Dakwah

Kenakalan Komunitas Dakwah - Kajian Medina
'KENAKALAN' KOMUNITAS DAKWAH

Sebuah komunitas dakwah yang dididik dengan metode tarjih (menguatkan salah satu pendapat dari beberapa pendapat yang ada) tanpa diiringi dengan pembekalan pengetahuan tentang khilafiyyah dan adab-adabnya yang memadahi, cenderung akan menganggap pendapat yang mereka rajihkan (kuatkan) sebagai kebenaran mutlak yang bersifat yaqini, dan pendapat yang marjuh (yang mereka lemahkan) sebagai kebatilan.

Dengan pendapatnya, mereka merasa sebagai satu-satunya kelompok yang berada di atas kebenaran dan yang menyelisihi mereka dianggap sebagai kelompok sesat. Komunitas seperti ini sangat sulit untuk diajak diskusi. Karena orang di luar kelompoknya dianggap sebagai ahli syubhat yang wajib dijauhi dengan dalih "Hati itu lemah sedangkan syubhat menyambar-nyambar".

Kondisi yang memprihatinkan ini sangat besar kemungkinan dipicu oleh kesalahan metode tarbiyah yang diterapkan oleh para ustadz yang mengajari mereka. Oleh karenanya, jika akan memperbaiki komunitas ini, pertama kali yang harus diperbaiki adalah ustadznya. 'Kenakalan' sebuah komunitas dakwah, tidak mungkin lepas dari pengaruh para pendidiknya.

Perbedaan pendapat tentang masalah boleh tidaknya ikut nyoblos dalam pemilu belakangan ini, sebagai salah satu bukti nyata pemaparan di atas. Bahkan lebih parah lagi. Karena "penyesatan" yang ada, terjadi diantara mereka yang masih di dalam satu komunitas dakwah. Lebih miris lagi, para murid kelas Durusul Lughah jilid satu begitu pede menyesatkan gurunya yang telah belajar sepuluh tahun lamanya di hadapan para ulama sampai mencapai gelar doktor. Wallahul musta'an wa ilahi tuklan.

Teriring do'a, "semoga mereka segera mendapatkan hidayah sunnah". Amin..ya Rabb...

✒Abdullah Al-Jirani

****

Abdullah Al Jirani
8 jam ·

Komentar : 
Agung Nugroho Bin Suradi : Ustadz Abdullah Al Jirani, dulu iklim dakwah tenang dan damai serta saling menghargai akan perbedaan. Perang dingin antara NU-Muhammadiyah sdh lama berakhir. Mereka tumbuh dan berdakwah bersama, bahkan ada warga NU yg ngaji di masjid Muhammadiyah atau sebaliknya.
Sekarang karena salafi adalah "organisasi" dakwah yg tanpa bentuk. Justru sangat repot ketika terjadi perpecahan dan perbedaan pendapat. Ustadz sana membid'ahkan yg sini atau sebaliknya. Bahkan ada yg baru ngaji 3 hari sdh lebih tinggi ilmunya dibandingkan dgn para masyaikh Saudi atau Yaman.
Mulai banyak para salafiyin yg berpikir waras dan proporsional. Mereka telah "insaf" belajar dgn metode yg super "ekstrim" yg akhirnya menghasilkan orang2 kaku dan jumud ditengah2 masyarakat muslim negeri ini.
Abdullah Al Jirani : Agung Nugroho Bin Suradi 👍👍
Irda Deswanto : Persis & Muhammadiyah bukannya metode tarjih juga tadz Abdullah Al Jirani
Abdullah Al Jirani : Irda Deswanto Kalau Muhammadiyyah oke. Anak perempuan saya sekolahnya di SD Muhamadiyyah.
Abdullah Al Jirani : Persis juga punya sikap toleran yang bagus dalam masalah khilafiyyah. Saya punya banyak teman ustadz dari persis.

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.