Begitu pula manhaj dakwah para nabi dan salafus shalih selalu bersifat syumuliyyah. Sehingga kalau ada orang atau kelompok mencoba untuk mengecilkan ruang lingkup Islam hanya sebatas ibadah dan akidah, berarti dia telah menyimpang dari manhaj Qur`ani, karena Allah Ta'ala berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِكُلِّ شَيْءٍ
"Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab sebagai penjelasan untuk semua perkara." (Qs. An-Nahl : 89).
Allah juga mengecam orang yg memilah-milah agama dengan mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian:
كَمَا أَنزلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِينَ (90) الَّذِينَ جَعَلُوا الْقُرْآنَ عِضِينَ (91)
"Sebagaimana Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur'an itu terbagi-bagi."
(Al Hijr 90-91).
Dengan demikian, manhaj dakwah yang sesuai manhaj Al-Qur`an dan sunnah adalah yang memperhatikan dan melingkupi semua bidang kehidupan, mulai dari akidah, ibadah, mu'amalah, ekonomi, politik, sosial, budaya dan hankam. Tetap membuat skala prioritas, tapi tidak mengecilkan yang lain.
Anshari Taslim
13 April pukul 21.17 ·
#Anshari Taslim