Kekisruhan

Kekisruhan - Kajian Medina
KEKISRUHAN

Melihat seorang ustadz yang ditahdzir karena berpose dua jari atau seakan ikut terlibat kampanye bahkan sampai membuat klarifikasi yang seharusnya ga usah capek-capek mengklarifikasi menurut saya, hal itu membuat saya prihatin menyaksikan fenomena itu. Demikian pula fenomena-fenomena lainnya yang beberapa kali terjadi baik soal isu pemilu dan lainnya.

Barangkali di antara sebab munculnya kekisruhan di kalangan grassroot disebabkan kekisruhan di kalangan elitenya pula atau seakan ada hubungan yang kurang harmonis dikalangan elitenya. Jika organisasi yang jelas berbentuk saja tak kan luput dari kekisruhan, bagaimana lagi jika itu terjadi kepada organisasi tanpa bentuk?

Di antara faidah organisasi berbentuk itu bisa lebih erat dan kompak lagi dalam bekerja sama, menghasilkan fatwa, dan hal lainnya yang lebih produktif. Lihatlah contohnya NU yang sudah banyak menghasilkan kader, mendirikan ponpes, dan lainnya. Lihatlah pula Muhammadiyah yang sudah banyak mendirikan sarana pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Atau contoh ormas-ormas lainnya. Bukan berarti mereka tak pernah ada masalah atau kekisruhan. Akan tetapi kekisruhan kecil itu mudah ditangani bila dalam satu wadah organisasi. Pertemuan mudah dilakukan, dan diharapkan kekompakan bisa lebih terwujud.

Saran saya, bagi siapapun Anda yang berada dalam naungan organisasi tanpa bentuk, cobalah menatap masalah yang lebih besar. Cobalah membangun kerjasama yang lebih apik sesama komunitas Anda. Dari dulu yang diributkan masalah organisasi, pemilu, bermazhab, yayasan, isbal, foto, qunut subuh, partai, hizbiyyah, dan seterusnya. Di mana hal seperti itu tak jadi bahasan organisasi lain karena sudah selesai ditutup dan dibahas baik dalam Munas mereka, fatwa tetap, dan seterusnya.

Saran saya, silakan buat organisasi. Pilih ketua umumnya, rais 'amnya, penasehatnya, wakilnya, sekretarisnya, dan seterusnya. Adakan kantornya juga yang mudah ditemui bila ada aduan. Adakan pula Munas atau pertemuan rutin untuk membahas suatu isu atau untuk membuat fatwa tetap secara berjamaah yang nanti ga usah ribut lagi dibahas dikemudian hari. Kan enak nanti posisinya di masyarakat Indonesia. Dan itu juga diharapkan akan membuat para pengikut Anda lebih soft lagi baik di duta ataupun dumay. Semoga itu bisa menjadikan lebih akur dan rukun lagi sesama komunitas Anda. Kalau ga mau ya udah, namanya juga saran. Kalau menganggap organisasi itu haram, ya udah nanti juga Anda bakal butuh naungan. Sebab ini Indonesia bro, bukan Negeri Wakanda 😄. Wassalam!

Robi Maulana Saifullah
20 jam ·

Robi Maulana Saifullah
6 April pukul 11.17 · 
Ada yang mengaku kokoh di atas manhaj salaf, padahal bisa jadi kokoh di atas manhaj saya dan ustadz saya. Ada yang mengaku mengikuti sifat shalat Nabi, padahal bisa jadi mengikuti sifat shalat Al-Albani. Ada yang mengaku pengikut manhaj salaf, tapi sikapnya ketika berbeda pandangan tak sesuai manhaj salaf, dan masih banyak keanehan lainnya. Lebih baik gak usah ngaku-ngaku, yang penting terus belajar dan berusaha agar akidah, ibadah, muamalah, akhlak, atau sikapnya sesuai manhaj salaf. Allāhu a'lam.

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.