Sebagaimana dimaklumi sebagian ulama membolehkan beramal dgn hadits dhaif yg ringan kelemahannya bila hanya berhubungan dgn fadhilah atau radzilah amal.
Mengamalkan di sini maksudnya mengamalkan isinya dengan tetap tidak meyakininya sebagai sabda Rasulullah, sebagaimana yang diterangkan Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawanya ttg pengamalan hadits dhaif.
===============
Salah satu cntoh untuk masalah ini mungkin adalah hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَزِمَ الاستغفارَ جَعَلَ الله له من كل ضيق مَخرَجاً، ومن كل هم فرَجاً، ورزقَه من حيث لا يحتسب
"Siapa yg merutinkan istighfar niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesempitan yg dia alami, memberikan solusi atas setiap masalah yg dia hadapi serta memberikannya rejeki dari arah yang tak dia sangka."
HAdits ini dhaif karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hakam bin Mush'ab dan dia ini majhul (tidak dikenal). Rawi yang majhul haditsnya dhaif.
Tapi isi hadits ini benar adanya, didukung oleh beberapa dalil lain yg shahih berupa ayat Al-Qur`an seperti surah Ath-Thalaq ayat 2-3 dan 4 serta surah Huud ayat 3 dan surah Nuh ayat 10-12.
MAksud mengamalkannya adalah kita melazimkan istighfar baik tiap habis shalat atau di waktu memang ingin berzikir dengan semua lafal istighfar yg ada apalagi kalau membaca sayyidul istighfar dgn hati benar-benar khusyuk minta ampunan dari Allah Ta'ala. Niscaya khasiatnya adalah diberikan apa yg tertuang dalam hadits di atas.
JAdi kalau ingin keluar dari masalah dan kesulitan hidup maka banyak-banyaklah mengucapkan istighfar.
Anshari Taslim
22 jam ·
#Anshari Taslim
