Tahdzir (Lagi)

Tahdzir (Lagi) - Kajian Medina
TAHDZIR (LAGI)

Diriwayatkan dari seorang kawan yang ia berteman dengan seorang yang katakanlah baru belajar agama ke kelompok mawar. Lalu terjadilah dialog antara kawan ini dengan orang yang baru belajar tadi. Dialog membicarakan Saya. Karena saya suka ke masjid di PT nya untuk khutbah terutama. Katanya, ia tidak mengambil ilmu dari Ustadz Robi. Ketika ditanya oleh kawan saya ini, apakah Ustadz Robi bukan bermanhaj salaf? Dijawablah: Bukan. Orang tersebut adalah orang yang baru 'mengenal' agama versi kelompok mawar tadi. Hal itu diketahui dari tulisan dan komentarnya yang masih terlihat baru belajar agama. Seperti salah menulis. Yang harusnya mu'tazilah tapi dia tulis mutajilah. Yang harusnya murji'ah tapi dia tulis murziah, dll.

Menanggapi hal itu sederhana sebenarnya:

1. Saya memang belum layak disebut ustadz. Belum layak pula diambil ilmunya. Anda sudah benar. Maka siapapun tak layak mengambil ilmu dari orang yang justru masih amat butuh ilmu.

2. Bukan bermanhaj salaf? Ya, mungkin Anda juga benar. Sebab mungkin saya tidak bermanhaj salaf versi kelompok mawar tadi.

3. Fenomena orang-orang yang puber manhaj memang sedang merebak di mana-mana. Mungkin waktu yang akan menjadikan mereka kelak akan semakin lembut dan bijak dalam bersikap. Dengan semakin bertambahnya ilmu, banyaknya guru, dan juga lingkungan yang akan mengubah pandangan yang sempit itu. Tapi jika tidak, semua bergantung pada kehendak Allāh Ta'ālā.

4. Kalau saya kena tahdzir olehnya, maka itu telat. Saya sudah dari dulu kena tahdzir. Bagi saya ambil positifnya saja. Mungkin saya harus banyak belajar lagi, banyak bersitighfar, dan bertaubat. Saya memang orang yang layak ditahdzir terutama ditahdzir oleh diri saya sendiri dahulu.

Semoga Allāh memberikan kepada kita tambahan hidayah-Nya dan ilmu-Nya. Aamiin.

Robi Maulana Saifullah
7 Desember pukul 20.12 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.