Madzhab Syafi'i Di Indonesia

Madzhab Syafi'i Di Indonesia - Kajian Medina
MADZHAB SYAFI’I DI INDONESIA

Kalau kita bicara tentang organisasi keagamaan terbesar di Indoneisa, maka jawabannya adalah Muhammadiyyah dan Nahdhatul Ulama’ (NU). Namun kalau kita bicara tentang demografi madzhab fiqh, maka madzhab Syafi’i merupakan madzhab fiqh terbesar di Indonesia. Demikian juga wilayah Asia timur lainnya seperti Malaysia, Brunai, Thailand, dan Filipina. Demikian dinyatakan dalam kitab “Al-Mu’tamad” halaman : (67). (lihat peta demografi madzhab terlampir).
Khusus di Indonesia, sebagaimana telah dituturkan oleh “sang penjelajah dunia”, yaitu Ibnu Bathuthah –rahimahullah- (wafat : 779 H) dalam kitab beliau yang berjudul “Tuhfatun Nadzdzar fi Gharaibil Amshar wa ‘Ajaibil Asfar” (4/144) saat beliau singgah di tanah Jawa waktu itu. Di halaman tersebut beliau menyatakan, bahwa raja tanah Jawa yang bernama Sultan Malik Zahir, termasuk orang-orang yang sangat mulia, dermawan serta “syafi’iyyul madzhab” (bermadzhab Syafi’i). Beliau sangat senang dengan hadirnya para fuqaha’ (para ulama’ ahli fiqh) di majelis beliau untuk membaca dan berdiskusi tentang masalah-masalah agama. Beliau juga seorang yang banyak berjihad dan perang. Seorang yang sangat rendah hati, dimana beliau mendatangi shalat Jum’at dengan jalan kaki. Dan penduduk negerinya “bermadzhab Syafi’i”......”.

Kondisi ini, sangat dipengaruhi oleh masuknya madzhab Syafi’i ke Indonesia sejak zaman dulu lewat para pedagang yang berasal dari Hadramaut – Yaman. Dimana, mayoritas para penduduk Yaman waktu itu juga bermadzhab Syafi’i. Selain itu, banyak sekali para pelajar dari Indonesia kala itu yang rihlah (mengembara) untuk mempelajari madzhab Syafi’i ke Hadramaut, Hijaz, dan Mesir. Dan diantara ulama’ Nusantara bermadzhab Syafi’i yang paling tersohor saat itu adalah, syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-jawi -rahimahullah- (wafat : 1315 H) berasal dari Banten, Jawa Barat, dan syaikh Mahmud At-Tarmasi –rahimahullah- (wafat : 1338 H) dari Termes , Pacitan, Jawa Timur. (Simak : Hadharmaut ‘Abara Arba’ata Asyara Qarnan : 58, Mujtama’ Islami : 3/245, Shafahat min Tarikh Makkah Al-Mukarramah : 2/323 ).

Dengan keterangan ini, sudah selayaknya kita sebagai warga negera Indonesia untuk mengikuti madzhab Syafi’i dan tidak menyelisihinya. Sebagaimana hal ini merupakan perkara yang telah dinasihatkan oleh para ulama’ salaf dan khalaf. Wallahu muwaffiq ila aqwamith thariq.

Abdullah Al Jirani
[Pembina dan pengajar di Lembaga Dakwah dan Bimbingan Islam/LDBI “Darul Hikmah”, Solo – Indonesia].

Madzhab Syafi'i Di Indonesia - Kajian Medina

Abdullah Al Jirani
3 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.