Jika Harus Memilih

Jika Harus Memilih - Kajian Medina
*“Jika Harus Memilih”*

Pemimpin yang berbuat maksiyat pribadi akan tetapi bermanfaat bagi ummat itu adalah jauh lebih baik daripada pemimpin yang kelihatannya shôlih namun selalu menzhôlimi ummat.

❓ Mengapa…?

Karena kemaksiyatan pribadi si pemimpin itu akan kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikannya terhadap ummat -insyâ’Allôh- akan membuat makmur ummat dan menjayakan agama Islâm.

Hal ini terbukti dari sejarah. Coba perhatikan penguasa-penguasa kaum Muslimîn setelah kurun al-Khulâfah ar-Rôsyidin, di mana banyak sekali dari mereka berbuat zhôlim terhadap dirinya -baik minum khomr, membunuh, dlsb- tetapi mereka begitu perhatian terhadap kepentingan Islâm.

Seperti diriwayatkan Imâm al-Hafizh Ibnu ‘Asakir dalam kitâb Tarikh Madînah Dimasyq:

عن حبيب بن أبي ثابت أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّاب ؛ قاَلَ لِأَهْلِ مَشُوْرَتِهِ -حِيْنَ أَتْعَبَهُ أَهْلُ الْكُوْفَةِ الَّذِيْنَ كُلَّمَا أَرْسَلَ لَهُمْ وَالِيًا كَرِهُوْهُ -: مَا تَقُوْلُوْنَ فِي تَوْلِيَةِ ضَعِيْفٍ مُسْلِمٍ أَوْ قَوِيٍّ فَاجِرٍ؟ فَقَالَ لَهُ الْمُغِيْرَةُ بْنُ شُعْبَةَ : الْمُسْلِمُ الضَّعِيْفُ إِسْلَامُهُ لَهُ ، وَضَعْفُهُ عَلَيْكَ وَعَلَى رَعِيَّتِكَ ، وَأَمَّا الْقَوِيُّ الْفَاجِرُ فَفُجُوْرُهُ عَلَيْهِ وَقُوَّتُهُ لَكَ وَلِرَعِيَّتِكَ

(arti) "Sungguh ‘Umar ibn al-Khoththôb رضي الله عنه pernah bertanya kepada para penasihatnya terkait penolakan penduduk Kûffah terhadap setiap gubernur yang diutus kepada mereka oleh Kholîfah ‘Umar: "Apa pendapat kalian tentang pengangkatan pemimpin muslim akan tetapi lemah (tidak mampu memimpin) atau yang kuat (mampu memimpin) akan tetapi fâsiq?". Maka Shohâbat Mughîrah ibn Syu‘bah رضي الله عنه menjawab: "Seorang muslim yang lemah, keshôlihannya hanya bermamfaat untuk dirinya sendiri, sementara ketidakmampuannya akan merugikanmu dan rakyatmu. Adapun orang fâsiq yang kuat, maka shifat fâsiq hanya akan merugikan dirinya sendiri, sedangkan kemampuannya akan menguntungkanmu dan rakyatmu.""

Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah رحمه الله di dalam kitâb Fatâwanya berkata:

وَقَدْ سُئِلَ السَّلَفُ الصَّالِحُ ، وَمِنْهُمْ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلْ : مَنْ نُوَلِّيْ قِيَادَةَ جُيُوْشِنَا : الْكُفْءُ الْفَاجِرُ ، أَمِ الضَّعِيْفُ التَّقِيُّ ؟ قَالَ : أَمَّا الْكُفْءُ الْفَاجِرُ ؛ فَخَيْرُهُ لِلْأُمَّةِ وَفُجُوْرُهُ لِنَفْسِهِ ، وَأَمَّا الضَّعِيْفُ التَّقِيُّ فَخَيْرُهُ لِنَفْسِهِ وَضَعْفُهُ ضَرَرٌ عَلَى الْأُمَّةِ . وقد قال النبي : وَإِنَّ اللهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ

(arti) "Dan sebagian ‘ulamâ’ Salaf pernah ditanya -di antaranya Imâm Ahmad ibn Hanbal رحمه الله- tentang siapa yang lebih layak memimpin pasukan kaum Muslimîn, apakah sosok yang kuat namun fâsiq atau lemah namun bertaqwa? Maka dijawab: "Adapun sosok yang kuat namun fâsiq maka kekuatannya menguntungkan bagi Ummat Islâm, sementara kefâsiqkannya hanya merugikan dirinya. Sedangkan sosok yang bertaqwa namun lemah, maka ketaqwaannya hanya menguntungkan dirinya, sementara ketidakmampuannya akan merugikan Ummat Islâm.". Dan Baginda Nabî ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allôh bisa jadi akan menguatkan agama ini dengan seseorang yang fâjir”."

☠ Tercitrakan shôlih secara pribadi (dari foto-fotonya jadi imâm sholât), namun jelas punya kelakuan jahat terhadap ummat, maka itu adalah mudhorot yang sangat-sangat besar bagi Ummat Islâm...!

✔️ Adapun fâjir / fâsiq karena tampak menghadiri perayaan agama lain (yang sangat mungkin karena ketidaktahuan akan hukumnya padahal itu dapat menyebabkan jatuh pada kekufuran), namun jelas memihak ummat, maka itu insyâ’Allôh jauh lebih bermanfaat bagi Ummat Islâm.
والله أعلمُ بالـصـواب

❤ Kita berdo'a:

اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء
{allôhumma innî a-‘ûdzubika min imârotish-shibyân was-sufahâ’}

(arti) "Wahai Allôh, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan lagi bodoh."

Arsyad Syahrial
26/12/18 pukul 08.41 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.