Jiwa (Nafs)

Jiwa (Nafs)
JIWA (NAFS)

Sejak pertama kali dilahirkan, jiwa manusia (nafs/ self) telah dibekali dengan syahwat (daya ofensif), ghadhab (daya defensif), dan akal (pengikat syahwat dan ghadhab). Ketiganya sangat berfungsi bagi manusia. Namun, tanpa syariat yang tertanam dalam jantung (qalb, biasa diterjemahkan hati, padahal ia adalah jantung/ heart, bukan hati/ kabid/ liver), ketiganya akan bertingkah semau mereka. Syariat merupakan pengendali agar ketiganya dapat terarah pada tempat yang halal.

Selain itu, jiwa (nafs) juga telah terinstal ruh (yang selalu mengajak kepada taqwa) dan hawa (dalam bahasa kita hawa nafsu, padahal nafsu itu artinya "jiwa"), yang selalu mengajak pada fujur (keburukan).

Nafs (jiwa) yang selalu dikendalikan hawa maka akan menjadi nafs (jiwa) yang 'ammaratu bis-suu (biasa diistilahkan amarah, padahal beda "rasa" antara amarah di sini dengan amarah dalam bahasa Indonesia. Ammarah biss-suu, artinya selalu mengajak kepada keburukan). Ini adalah tingkatan jiwa terendah. Jiwanya orang2 kafir dan munafik.

Nafs (jiwa) yang selalu dikendalikan ruh (pemahaman syariat yang tertanam dalam qalb/ jantung), akan menjadi nafsul muthmainnah (jiwa yang tenang). Ini adalah tingkat tertinggi dalam jiwa. Jiwanya orang-orang beriman dan spesial.

Nafs (jiwa) yang terombang-ambing di antara keduanya (ketakwaan dan kefujuran) adalah nafsul lawwaaamah (jiwa yang mencela). Ia kadang berbuat baik, namun terjatuh kepada keburukan, maka ia mencela dirinya sendiri, dan terus terombang-ambing dalam hal baik atau buruk. Ini adalah jiwanya kebanyakan manusia, ia bisa menjadi fasiq bahkan munafiq pada suatu saat, atau ia bisa menjadi takwa, pada saat yang lain. Tergantung sejauh mana ia membersihkan hati dan jiwanya.

Cara membersihkan hati dan menghidupkan ruh adalah dengan meningkatkan ketaqwaan, di antaranya:

1. Membaca Al-Quran dan mentadabburinya,
2. Shalat malam,
3. Shaum sunnah,
4. Dzikir yang berkesinambungan,
5. Berkumpul dengan para ulama dan orang-orang shalih.

Wallaahu a'lam.

-Laili Al-Fadhli-

Laili Al-Fadhli
15 September pukul 20.18 ·

Sumber : https://www.facebook.com/alfadhli87

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.