Mindernya Pendaku Salafi

Mindernya Pendaku Salafi - Kajian Medina
Minder

Mengikuti dakwah Muhammad bin Abdil Wahhab, tapi minder disebut Wahabi. Padahal awalnya memang memakai nama dakwah Wahabiyah. Tapi wajar, sejarah memang mencatat nama ini dengan cerita-cerita negatif. 

Memuja pemikiran Ibnu Taymiyah dan menjadikannya patokan utama. Tetapi belakangan saya lihat mulai minder menyebut namanya. Lebih suka mencari yang lebih klasik. Yang jelas tak rela disebut Taimiyun. Tapi wajar, memang sosok ini banyak nylenehnya. 

Beraninya mengkritik dalam kandang sendiri yang tertutup. Begitu diajak diskusi terbuka untuk mempertanggung jawabkan ucapannya di depan publik, maka minder sehingga akan menolak dengan seribu alasan.

Membahas akidahnya dengan kalimat yang jelas pun minder. Jadinya lebih memilih memakai kata yang tidak jelas dan serba mengambang. Tapi wajar sebab akidah aslinya memang memalukan bila diucapkan dengan jelas.

Membuat akun medsos pun minder bila harus dengan identitas dan wajah asli. Beraninya pakai akun fake dalam mengkritik akun lain. Tapi wajar minder sebab sajian akunnya memang sering mencerminkan akhlak yang buruk. 

Saya hanya teringat sebuah hadis penting yang bisa menjadi barometer baik tidaknya apa yang kita lakukan. Bunyinya begini:

الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالإِثْمُ مَا حاكَ في نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

"Kebajikan adalah akhlak yang baik. Adapun perbuatan dosa adalah apa yang menyesakkan dada, dan engkau sendiri benci jika itu diketahui oleh orang-orang." (Muslim)

Abdul Wahab Ahmad,

Seseorang yang amat bangga menyebut dirinya sebagai Syafi'i-Asy'ariy

Abdul Wahab Ahmad

22 Oktober 2020· 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.