[Untuk saudaraku "Salafiy" ] JARH ADALAH BAGIAN DARI AGAMA.
JARH = Mengkritisi aqidah,pemahaman,hafalan atau hal yang berkaitan dengan agama seseorang.
JARH itu adalah bagian dari agama,karena memang kebiasaan mengkritisi dan menyebutkan keburukan agama seseorang itu sudah biasa dikalangan ulama terdahulu, contohnya :
- Jarh (tudingan/kritik) Imam Ibnu ma'īn atas Abdurrahman bin Almujbir,dengan mengatakan :
"Ucapannya itu gak dianggap sama sekali"
- Jarh Imam Ahmad bin hambal atas ibrohim bin abi yahya :
جهمي قدري، كل بلاء فيه»،
"Dia itu seorang jahmiyah qodariy,semua bala' ada padanya".
Atau ucapan ibnu ma'īn atasnya :
رافضي كذاب
"Dia itu seorang rofidhoh kadzdzab (pendusta)"
Atau banyak lagi contoh Jarh yang disebutkan oleh ulama jarh wan naqd seperti : Si fulan Dajjal,Si fulan hafalannya buruk,dll
Hal itu memang ada,kita bisa banyak dapatkan contohnya dikitab-kitab hadits atau kitab yang berbicara tentang JARH WAT TA'DĪL,hanya maqom itu tidak dipegang oleh sembarangan orang,bahkan ulama sekelas yahya ibnu ma'īn jarh-nya tertolak karena dianggap tidak sesuai waqi' (realita) atau mungkin tidak memenuhi syarat,begitu juga ulama jarh lainnya seperti syu'bah,ibnul madīniy,Abu hatim Arroziy dll itu jarh-nya kadang diterima kadang ditolak oleh sebahagian besar ulama hadits.
Ketika kita ingin menjarh (membicarakan agama seseorang) itu gak bisa serampangan,apa iya kita yang baru selesai kitab baiquniyah itupun belum mutqin boleh langsung menghukumi agama seseorang ? atau baru selesai kita arrisalah atau abu syuja' sudah berani menjatuhkan dan menjelekkan seseorang,APALAGI KALAU KITA BELUM BELAJAR BAHASA ARAB LALU SERAMPANGAN MENGHUKUMI AGAMA SESEORANG INI BAHAYA SEKALI,Ayolah buka mata kita.
"JARH (mengkritik/membicarakan agama) PADA ZAMAN ULAMA TERDAHULU ITU DIBANGUN DIATAS ILMU, DENGAN MEMPERHATIKAN RAMBU-RAMBU ATAU KAEDAH ILMU HADITS DAN PEMAHAMAN MASALAH DENGAN BENAR,ULAMA TERDAHULU TIDAK MENJARH KECUALI SETELAH BERTABAYYUN DAN MENGECHEK LANGSUNG PERIHAL ORANG TERSEBUT,MAKANYA JIKA ADA ULAMA JARH YANG MEN-JARH ATAS DASAR PERMUSUHAN ATAU FANATIK KEPADA GOLONGAN MAKA ITU TERTOLAK"
Adapun metode jarh kita hari ini adalah :
"Ucapan apapun itu tertolak jika itu bukan dari ustadz kami walaupun yang disampaikan adalah benar"
"Si Fulan itu menyimpang,ahli bid'ah dengan dasar qīla waqōla ("Katanya") tanpa bertabayyun atau mengkroschek langsung ke orangnya,MANHAJ SIAPA YANG KITA PAKAI INI ?
Ini manhajnya iblis,yang bisa menimbulkan kegaduhan.
Seperti kasusnya guru kami AsSyaikh Ali Salim Bukayyir dituduh menyimpang kadang dituduh ishlahiy tanpa pernah tabayyun langsung ke beliau,padahal ketika ditanya ya syaikh anta ishlahiy ?
Beliau menjawab dengan singkat :
الإصلاح في
"Saya bukan ishlahiy (kolompok kayak pks) tapi semangat meng-ishlah (ingin memperbaiki orang) ada pada diri saya"
Saya juga pernah kenal mahasiswa yang baru datang ke yaman,waktu itu pernah saya tanya bahasa arabnya masih kacau,fiqh gak punya,aqidah juga kosong,ilmu hadits dll juga kosong,lalu si fulan ini belajar sekitar 3-4 bulan dimarkaz salafiy lalu keluar dari markaz itu kemudian lisannya tidak lepas dari membid'ahkan dan menyesatkan saya dan temen-temen saya yang ditarim,Masya Allah,padahal kalau dichek isi otaknya masih kosong dari ilmu,bahasa arabnya juga msh berantakan,lalu ketika kita klarifikasi ke orangnya melalui syaikhnya dia gak mengakui padahal beritanya udah sampai taraf mutawatir,terkadang memang beberapa temen-temen kita ini selain suka serampangan menyesatkan dan membid'ahkan orang ternyata kalau udah tersudut suka bohong.
INTINYA WAHAI SAUDARAKU
"MASALAH MENJARH (mengkritisi agama) SESEORANG ADALAH BAGIAN DARI AGAMA,HANYA KEMUDIAN JIKA BENDERA JARH TERSEBUT DIPEGANG OLEH ORANG-ORANG SEPERTI KITA YANG KURANG ILMU MAKA TIMBULKAN KERUSAKAN/MALAPETAKA"
"KITA DILARANG MENGOMENTARI/BERBICARA TENTANG SESUATU YANG KITA TIDAK KITA KETAHUI ILMUNYA"
Yang gak faham fiqh gak boleh bicara fiqh,nanti bisa menghalalkan dan mengharamkan sesuatu tanpa ilmu,yang belum faham hadits jangan sembarangan bicara hadits nanti bisa mengatakan sesuatu yang tidak dimaksudkan oleh nabi.
PESAN SAYA :
Anda yang merasa belum cukup ilmu maka semangatlah menuntut ilmu,jangan tersibukkan dengan masalah yang gak berfaedah untuk akhirat anda,apalagi jika itu bukan maqom anda untuk membicarakan hal itu.
Sibukkan belajar..belajar agar terbuka bagi anda mana yang benar,bukan hanya sekedar fanatik buta kepada guru anda,karena "terkadang" guru yang mengajar anda belum tentu layak membicarakan agama orang lain apalagi anda.
UNTUK TEMEN SALAFIY JANGAN BACA TULISAN SAYA DENGAN KEBENCIAN, BACA DENGAN HATI DAN RASA INGIN MENCARI KEBENARAN KARENA SESUNGGUHNYA SAYA MENULIS INI ATAS DASAR KECINTAAN KEPADA ANDA,MENGINGATKAN YANG MUNGKIN TERLUPA,PADA AKHIRNYA HANYA RIDHO ALLAH YANG KITA HARAPKAN.
BARAKALLAHU FIIKUM
Tarēm,Hadhromaut,Yaman
------
Silahkan ditag temen-temen yang kalian cintai yang antum rasa perlu membaca ini.
Faruq Sinambela
20 September 2020 pada 14.23 ·