Belajar dari Ulama Terkait dengan Sikap Mereka Terhadap Isu Kafirnya Ibn Arabi

Belajar dari Ulama Terkait dengan Sikap Mereka Terhadap Isu Kafirnya Ibn Arabi - Kajian Medina
BELAJAR DARI ULAMA' PANUTAN KAITAN DENGAN SIKAP MEREKA TERHADAP ISSU KAFIRNYA IBN ARABI

Saya sering katakan; anda mau mencari nama ulama' besar yang menyesatkan Ibn Arabi? Mudah sekali anda temukan. Anda mau mencari nama ulama' besar yang menganggap Ibn Arabi waliyullah? Mudah sekali anda dapatkan. Anda mau mencari nama ulama' besar yang rujuk dari mengkafirkan Ibn Arabi dan balik memujinya sebagai wali? Mudah juga anda dapatkan. 

Oke, anda kenal Syaikhul Islam Zakariya al-Anshori? Beliau adalah ulama' yang amat pakar dalam madzhab Syafi'i. Dalam kitabnya, Asnal Matholib yang menyarahi kitab Raudh ath-Tholib karangan Imam Ibn al-Muqri, ketika sampai kepada sikap Ibn al-Muqri yang tanpa tedeng aling-aling mengkafirkan Ibn Arabi dan yang meragukan kekufurannya, Syaikhul Islam dengan tenang mengatakan jika yang benar Ibn Arabi adalah seorang muslim dan waliyullah yang secara isyarat melemahkan pendapat Imam Ibn al-Muqri. Tidak muncul kata celaan atau kritikan pedas dari beliau kepada Imam Ibn al-Muqri, meski keduanya berbeda pendapat. Kenapa? Syaikhul Islam Zakariya al-Anshori sadar bahwa ini hanya masalah ijtihad ulama' tentang seseorang. Dan ijtihad bisa saja salah dan bisa saja benar. Yang benar dapat dua pahala dan yang salah dapat satu pahala. Silahkan buka kembali tulisan saya sebelum-sebelumnya. 

Oke kita lanjutkan. Imam Ibn al-Muqri hidup sezaman dengan Imam Fairuz Abadi dan keduanya saling mengenal. Nama pertama sangat anti Ibn Arabi sementara nama kedua sangat mencintai Ibn Arabi. Dan mereka hidup rukun serta tidak ada perseteruan yang menjurus penyesatan satu dengan yang lain. 

Indah dan keren bukan akhlak ulama' kami? Salafi Wahabi perlu belajar akhlak seperti ini. 

Mari kita telisik lebih jauh dan kini tentang guru dan murid yang keduanya adalah ulama' besar Ahlussunnah wal Jama'ah serta berbeda pandangan tentang Ibn Arabi, tetapi tidak pernah terlontar kata-kata kecaman dan ucapan rendahan

1. Al-Hafizh Ibn Hajar dalam beberapa nukilan dianggap turut menyesatkan Ibn Arabi, tapi dua muridnya, yaitu Syaikhul Islam Zakariya al-Anshori dan al-Hafizh as-Suyuthi tidak menyesatkan bahkan menganggap Ibn Arabi sebagai walinya Allah. Apakah muncul vonis takfir dan zindiq antara mereka seperti yang dilakukan Salafi Wahabi? Tidak. 

2. Al-Hafizh as-Sakhawi secara pasti menyesatkan Ibn Arabi, tetapi muridnya, Imam Ahmad Zarruq al-Fasi sama sekali tidak mengkafirkan atau menyesatkan. Dan saat Imam as-Sakhawi tahu sikap muridnya tersebut, beliau tak tampak marah dan hanya memusykilkan saja. Apakah antara mereka terlontar vonis takfir dan zindiq ala Salafi Wahabi? Tidak. 

3. Imam Ibn Daqiq al-Id, katanya juga masuk dalam daftar ulama' yang menyesatkan Ibn Arabi, tapi gurunya, Sulthonul Ulama' Izzuddin bin Abdissalam justru memuji Ibn Arabi sebagai wali quthb setelah sebelumnya mencela. Apakah antara keduanya muncul takfiri ala Salafi Wahabi? Tidak! 

4. Imam Abu Hayyan tercatat diantara ulama' yang dianggap mencela Ibn Arabi, tetapi muridnya Iman ash-Shafadi justru memujinya. Apakah muncul diantara mereka vonis zindiq dan kafir ala Salafi Wahabi? Tidak. 

5. Imam al-Bulqini, dalam satu versi nukilan juga mengkafirkan Ibn Arabi (versi lain sudah rujuk). Tapi dua murid beliau, Syaikhul Islam al-Makhzumi dan Syaikhul Islam Zakariya al-Anshori justru memuji dan mengagungkan Ibn Arabi. Apakah diantara mereka muncul vonis zindiq dan kafir ala Salafi Wahabi? Tidak. 

6. Imam Fairuz Abadi adalah diantara ulama' pengagum Ibn Arabi, tetapi muridnya al-Hafizh Ibn Hajar justru dianggap menyesatkan Ibn Arabi. Munculkah tuduhan zindiq dan kafir ala Salafi Wahabi diantara mereka? Tidak. 

7. Imam Ibn Athoillah as-Sakandari al-Maliki adalah pengagum Ibn Arabi, tetapi murid beliau, Imam Taqiyuddin as-Subki (pada akhirnya rujuk) justru menyesatkan Ibn Arabi. Apakah antara mereka muncul tuduhan zindiq dan kafir ala Salafi Wahabi? Tidak. 

8. Syaikh Ali Jum'ah adalah diantara ulama' yang membela Ibn Arabi, tetapi murid beliau Syaikh Sa'id Faudah justru menyesatkannya. Apakah antara mereka muncul ucapan takfir seperti Salafi Wahabi? Tidak. 

Itulah sikap mulia para ulama' dan saya berusaha meneladani akhlak mereka. Rahmatullahi 'alaihim wa ridhwanuhu. 

Saya berharap 'virus' takfiri ala Salafi Wahabi (hobi mengeluarkan orang Islam dari Islam) yang sudah mendarah daging dan berkarat dalam dada dapat dihilangkan. Paling tidak dikurangi. Coba fikir, sudah berapa banyak ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah yang mereka kafirkan dan zindiqkan gara-gara isu Ibn Arabi ini?

Hidayat Nur

21 Oktober 2020 pada 08.12  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.