Perselisihan Ulama Salaf: Imam Ahmad Bin Hanbal dan Salaf Lain

Perselisihan Ulama Salaf: Imam Ahmad Bin Hanbal dan Salaf Lain - Kajian Medina
PERSELISIHAN ULAMA' SALAF; IMAM AHMAD BIN HANBAL DAN SALAF LAIN

Ini adalah kisah dua sahabat yang sangat dekat tetapi berubah menjadi musuh gara-gara perselisihan akidah. Mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Husen bin Ali al-Karabisi, dimana keduanya adalah murid Imam asy-Syafi'i rodhiyallah 'anhum.  

Dalam Tarikh al-Baghdad [VII/65] disebutkan, seorang laki-laki bertanya kepada Imam al-Karabisi tentang narasi "Lafzhi bil-Qur'an makhluq" [pelafazhan al-Qur'an-ku adalah makhluk]. Beliau menjawab, itu makhluk. Kemudian laki-laki itu datang kepada Imam Ahmad dan menceritakan ucapan itu. Imam Ahmad ingkar dan berkata bahwa ucapan tersebut adalah bid'ah. Laki-laki itupun balik lagi ke Imam al-Karabisi dan menceritakan ucapan Imam Ahmad tersebut. Imam al-Karabisi berkata: "Ucapan al-Qur'an-mu bukan makhluk!". Laki-laki itu balik lagi kepada Imam Ahmad dan menceritakan rujuknya Imam al-Karabisi. Imam Ahmad kembali berkata bahwa ucapan itupun juga bid'ah. Laki-laki itupun kembali kepada Imam al-Karabisi dan menceritakan ingkarnya Imam Ahmad terhadap ucapan tersebut. Imam al-Karabisi pun berkata: "Apa yang harus kami lakukan dengan ucapan anak kecil ini?! Aku bilang makhluk dia sebut bid'ah. Aku bilang tidak makhluk diapun sebut bid'ah". Kemudian laki-laki itu kembali menyampaikan ucapan al-Karabisi kepada Imam Ahmad dan murid-murid Imam Ahmad yang tahu menjadi marah hingga mencaci maki Imam al-Karabisi. 

Al-Marrudzi sebagaimana nukilan Imam adz-Dzahabi dalam as-Siyar [XI/289] berkata: "Imam al-Karabisi berkata, siapa yang tidak bilang "Lafzhi bil-Qur'ani makhluq", maka ia kafir". Imam Ahmad berkata: "Justru dia sendiri yang kafir. Semoga Allah melaknatnya. Ini adalah ucapan Jahmiyah"

Dalam Thabaqat al-Hanabilah [I/62] disebutkan, bahwa Imam Ahmad pernah berkata: "Siapa yang berkata bahwa melafazkan al-Qur'an-nya adalah makhluk, maka dia Jahmiyah dan selama-lamanya di neraka. Ini adalah ke-syirikan kepada Allah". 

Ada dibarisan Imam al-Karabisi adalah Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Tsaur, Imam Muhammad bin Nashr, Imam Harits al-Muhasibi, Imam Ibn Kullab, dan lain-lain. Sementara dibarisan Imam Ahmad, yang saya ketahui, ada Imam Abu Hatim dan adz-Dzuhli. Tetapi mayoritas memang sependapat dengan Imam al-Karabisi. 

Apa yang dikatakan dan dilakukan Imam Ahmad radhiyallahu 'anhu dianggap tidak benar dan tidak disetujui oleh banyak ulama', selain juga dianggap berlebihan dalam mengkafirkan.

Imam adz-Dzahabi dalam Siyar A'lam an-Nubala' [XII/82] menyatakan bahwa apa yang dikatakan oleh al-Karabisi adalah yang haq. Tetapi Imam Ahmad enggan mengatakan demikian supaya tidak dikatakan bahwa al-Qur'an adalah makhluk. Artinya, Imam Ahmad menggunakan kaidah sadd lil bab [menutup pintu masuk agar tidak dikatakan al-Qur'an adalah makhluk].  

Semoga Allah merahmati semuanya.

Hidayat Nur

24 Oktober 2020 pada 09.58  · 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.