Klaim Dusta Wahabi

Klaim Dusta Wahabi - Kajian Medina
"Klaim Dusta Wahabi"
Oleh; Zulfikar Harun Lc 
(Lulusan Madinah Al munawwarah) 

Seolah sudah menjadi tabiat "sebagian" wahabi adalah berbohong atas nama ulama-ulama aswaja, untuk melegalkan akidah yg mereka anut. Ditambah lagi dengan keanehan sebagian mereka yg menambah deretan kebiasaan buruk tsb adalah "selalu" merasa paling tahu segalanya. "Anti madzhab" akan tetapi selalu merasa paling memahami mekanisme dalam madzhab, anti dengan ahlus sunnah wal jama'ah, akan tetapi selalu merasa paling mengetahui apa yg diyakini oleh ulama-ulama aswaja dan apa saja jenjangan kurikulum kitab aswaja, lucu bukan! 

Diantara klaim dusta tsb adalah mengklaim bahwa Imam abul hasan al Asy'ari, meyakini Allah BERTEMPAT diatas langit dengan mengutip perkataan beliau di beberapa tempat misalnya dari kitab Al ibanah hal 405 (cetakan Darul Fadhilah) beliau berkata:

فإن قال قائل: ما تقولون في الاستواء؟ قيل له: نقول إن الله عز و جل مستو على عرشه...

Artinya:

"Jika seorang berkata, apa pendapat mu terkait istiwa? Kami jawab: Sesungguhnya Allah SWT beristiwa diatas Arsy" 

(Perlu diketahui kitab al ibanah ini selalu menjadi salah satu kitab pegangan wahabi makanya diawal saya belajar dimadinah pun buku yg awal-awal saya beli adalah Al ibanah ini, tujuannya apa? Untuk mencari pembenaran) 

Ibaroh di atas yaitu pernyataan imam abul hasan al Asy'ari, memang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia agak sedikit musykil (karena yg sedang beliau jelaskan diatas lebih kepada metode tafwidh yg di akui oleh aswaja sbg salah satu metode dalam memahami Ayat-ayat sifat, sehingga tidak nyambung bila diterjemahkan) seolah terkesan menunjukan bahwa Imam abul hasan al Asy'ari meyakini bahwa ALLAH BERTEMPAT. Akan tetapi alhamdulillah puji syukur kepada Allah yg telah menjadikan beliau benar-benar sebagai pembela akidah yg haq, sehingga apa yg beliau yakini dengan yg beliau tuliskan, selalu selaras dan tidak kontradiksi. 

Masih dalam kitab yg sama yaitu Kitab Al ibanah cetakan yg sama, hal 161 beliau sebutkan:

فليست له صورة تقال ولا حد...

"Dan Allah tidak berbentuk (shurah) sehingga bisa di visual kan juga Allah tidak berhadd (terbatas pada arah tertentu)" 

Pernyataan beliau diatas, cukup menjadi bukti yg sharih (jelas sekali, sejelas matahari di siang bolong) bahwa ALLAH TIDAK BERTEMPAT, karena jika Allah bertempat maka Allah akan terbatas pada salah satu diantara enam arah/berhadd. Sehingga pernyataan beliau diatas dengan mengatakan"ولا حد" "tidak terbatas", menegaskan "ALLAH ADA TAK BERTEMPAT" sekaligus menepis klaim dusta sebagian wahabi bahwa Imam Abul hasan al Asy'ari meyakini Allah bertempat. 

Ini juga bisa diperkuat dengan pernyataan beliau pada kitab yg lain yaitu "Maqalatul islamiyin" jilid I hal 281:

هذا شرح اختلاف الناس في التجسيم 
قد أخبرنا عن المنكرين للتجسيم أنهم يقولون: إن البارىء ليس بجسم ولا محدود ولا ذي نهاية

"Penjelasan ragam pandangan tentang tajsim (mengvisual Allah dalam bentuk dan rupa):

Telah kami sampaikan sebelumnya tentang  pendapat (ahlus sunnah dan ahli hadist) penolakan terhadap kaum tajsim, mereka berkata (ahlus sunnah dan ahli hadist);

Sesungguhnya Allah bukan jism, tidak berhadd (terbatas pada arah), tidak berjarak (sehingga punya batas akhir tujuan)" 

Setalah menyebutkan ragam pendapat mujassimah diatas, beliau melanjutkan, dengan menjelaskan sikap dan penolakan beliau yg mengatakan Allah BERTEMPAT, BERGERAK (termasuk naik turun), masih di kitab yg sama "Maqalatul islamiyin" jilid I hal 282 beliau berkata:

وقد ذكر عن بعض المجسمة أنه كان يثبت البارىء ملونا... وزعم أنه كان في مكان دون مكان، متحرك من وقت خلق الخلق
.

Dan telah disebutkan pendapat dari sebagian Mujassimah, bahwa diantara mereka ada yg menetapkan bagi Allah warna (kulit) dan mereka meyakini bahwa ALLAH BERTEMPAT di suatu tempat tertentu yg tidak seperti dengan tempat(yg makruf), dan meyakini bahwa ALLAH BERGERAK sejak waktu penciptaan makhluk.

Apa yg beliau yakini diatas, sama persis dengan para ulama yg sezaman dengan beliau walau mungkin tidak pernah bertemu satu sama lainnya. Sebut saja Imam At thahawi, didalam kitab beliau yaitu "Akidah At thahawiyah" beliau sebutkan:

تعالى عن الحدود والغايات والأركان والأعضاء والأدوات ولا تحويه الجهات الست كسائر المبتدعات

Fokus pada kalimat "تعالى عن الحدود"

Pada kalimat ini sangat jelas sekali bahwa apa yg diyakini oleh imam Abul hasan al Asy'ari, sama seperti yg diyakini oleh Imam At thahawi yaitu: "ALLAH TIDAK BERTEMPAT" karena lawaazim dari tempat adalah "hadd atau terbatas" dan hadd ciri dari makhluk, dan Allah tersucikan dari hal-hal tsb.

Begitu pun dengan apa yg diyakini oleh Imam Ahmad, bahwa ALLAH Maha tinggi (mulia) yg tidak BERTEMPAT apalagi terbatas pada arah tertentu, itu bisa di lihat dari penjelasan Imam Abul Wahid At tamimi (yg paling dekat zaman nya dengan Imam Ahmad, wafat pada tahun 410 H) beliau membawakan riwayat Imam Ahmad didalam kitab beliau "I'tiqad Imam Al Munabbal Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal hal 38;

والله تعالى لم يلحقه تغير ولا تبدل ولا يلحقه الحدود قبل خلق العرش ولا بعد خلق العرش

"Dan Allah SWT tidak mengalami perubahan dan tidak terbatas oleh hadd, baik sebelum Allah menciptakan Arsy, maupun setelah Allah menciptakan Arsy"

Dan ini cukup menjadi bukti bahwa Imam Abul hasan Al Asy'ari tidak pernah meyakini ALLAH BERTEMPAT sebagaimana klaim wahabi atas beliau, walau kitab Al ibanah ini sebagaimana kesaksian para ulama-ulama kita ada beberapa riwayat dan kalimat yg sama sekali bukan berasal dari pendapat Imam Abul hasan al Asy'ari namun sehabat apapun mereka yg "mentahrif" memalsukan beberapa riwayat tsb, mereka tak mampu untuk merubah keyakinan sang Imam.

Kesimpulan nya, bahwa keyakinan Imam Abul hasan al Asy'ari tidak pernah berubah sampai beliau wafat yaitu ALLAH ADA TANPA TEMPAT. Begitu juga apa yg diyakini oleh Ulama-ulama kita lainnya. Jadi keyakinan Aswaja adalah ALLAH ADA TAK BERTEMPAT, Allah sangat dekat dengan Hamba Nya, mengetahui setiap gerak gerik hamba bahkan mengetahui hal yg paling detail dan tersembunyi didalam hati, Allah selalu mengawasi para hamba Nya. Setidaknya kedekatan ALLAH dengan Hamba, membuat kita sbg hamba malu untuk melakukan maksiat, selihai apapun usaha kita untuk menyembunyikan dari pandangan manusia, tapi kita tak bisa menyembunyikan perbuatan kita dari pandangan dan pengawasan ALLAH, karena Allah sangat dekat dengan kita.

Zulfikar Sutan Pakiah
30 Juni 2020 pukul 03.55  · Dibagikan kepada Publik

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.