Kenali Tajsim Abu-Abu

Kenali Tajsim Abu-Abu - Kajian Medina
KENALI TAJSIM ABU-ABU 

Tajsim dalam islam bisa dibagi dua:

1. Tajsim sharih (jelas), yakni pernyataan bahwa Allah adalah jisim yang tak seperti jisim. Dalam redaksi arabnya adalah جسم لا كالأجسام. Mereka meyakini Allah adalah jisim (sosok yang bervolume menempati ruang), tapi beda kaifiyahnya (bentuk dan detailnya) dengan makhluk sebab laisa kamithlihi syai' (tak ada yang serupa dengan-Nya). Inilah batas paling parah dari aliran mazhab tajsim yang ada di tubuh kaum muslimin. 

Ada pun keyakinan bahwa Allah adalah jisim yang sama dengan jisim makhluk, maka itu keyakinan orang kafir, itu pun bila betul ada yang berpikiran semacam itu. Tak ada mujassim muslim yang mengatakan itu sehingga bukan ini yang dibahas sebagai aliran sesat oleh para ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Yang mereka cela sebagai mujassim adalah yang mengatakan bahwa Allah adalah jisim yang berbeda itu tadi. Meskipun berbeda tapi jisim. Itu poin utamanya.

2. Tajsim tidak sharih (tidak jelas atau masih abu-abu), yakni pernyataan bahwa kita tak bisa menetapkan atau menafikan apakah Allah berupa jisim atau tidak sebab beralasan tidak ada info soal itu. Ini adalah jenis tajsim juga meskipun sepintas terkesan abu-abu sebab secara nyata meyakini ada 50% kemungkinan bahwa Allah berupa jisim. 

Tajsim abu-abu ini maunya netral tetapi sebenarnya malah kurang ajar. Posisi ini seperti anak yang ditanya: "Apakah kamu anak zina?", lantas ia menjawab: "Saya tidak bisa menetapkannya atau menafikannya sebab saya tidak melihat kejadiannya". Bila ibu si anak mendengar, pasti ditempeleng sebab ia masih menuduh ibunya berzina meskipun dalam ranah kemungkinan 50%. Seperti itulah seorang mujassim abu-abu meyakini tentang Allah yang menurutnya bisa saja (Jaiz) berupa jisim dan itu tak masalah baginya. 

Syaikh Ibnu Taymiyah banyak sekali memberi pernyataan tajsim abu-abu ini dan demikian pula para pengikutnya hingga saat ini. Mereka menolak penggunaan istilah jisim, tapi apakah mereka menolak makna bahwa mereka meyakini Allah bervolume sangat besar sehingga ada sisi sebelah sana dan ada sisi sebelah sini? Di poin inilah abu-abunya mulai kelihatan menghitam dan tajsim yang tidak sharih berubah menjadi sharih.

Abdul Wahab Ahmad
15 Juni 2020· Dibagikan kepada Publik

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.