Shalat Sunah Empat Rekaat Sebelum Ashar

Shalat Sunah Empat Rekaat Sebelum Ashar - Kajian Medina
SHALAT SUNAH EMPAT REKAAT SEBELUM ASHAR

Dalam madzhab Syafi’i, disunahkan untuk menunaikan shalat sunah empat rekaat sebelum Ashar. Sebagaimana telah diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Umar – radhiallahu ‘anhu – beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda :

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

“Semoga Allah merahmati seorang yang shalat (sunah) sebelum Ashar empat rekaat.” [HR. Abu Dawud : 1271, At-Tirmidzi : 430 dan selainnya ].

Hadits di atas telah dihasankan atau dishahihkan oleh sekelompok ulama ahli hadits, diantara mereka : Imam At-Tirmidzi dalam “Sunan”-nya (1/556), Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah , Ibnul Mulaqqin (simak : Al-Badrul Munir : 4/287), An-Nawawi dalam “Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab” (4/8), dan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam At-Talkhish Al-Habir (2/34-35). Semoga Allah merahmati mereka semua. Dan bagi kami, ini telah sangat cukup.

Sebagian ulama ada yang melemahkannya seperti Ibnul Qathan, disebabkan adanya seorang rawi yang bernama Muhammad bin Mihran. Beliau ini diperselisihkan, ada yang menyatakan dhaif (lemah) dan ada yang menyatakan tsiqah (kepercayaan). Uniknya, untuk ahli hadits sekelas Al-Hafidz Ibnu Hajar menukil tautsiq (rekomendasi sebagai rawi yang kepercayaan) dari Ibnu Hibban dan Ibnu Adi, yang konon katanya menurut sebagian pihak, beliau berdua termasuk mutasahil (bergampangan) dalam memberikan tautsiq(?).

Beliau menyatakan dalam “At-Talkhish Al-Habir” (2/34-35) : “Di dalam sanadnya ada seorang rawi yang bernama Muhammad bin Mihran, dan padanya ada pembicaraan (maksudnya : ada yang melemahkan). Akan tetapi Ibnu Hibban dan Ibnu Adi telah mentsiqahkannya.”

Seandainya pun dhaif (lemah) sebagaimana pendapat Ibnul Qathan, tetap bisa diamalkan di sisi jumhur ulama’ karena termasuk dalam bab “Fadhailul a’mal” (keutamaan amalan).

Yang dimaksud empat rekaat di sini, adalah dengan disela salam di setiap dua rekaatnya. Hal ini ditunjukkan oleh sebuah riwayat dalam “Sunan Al-Kubra” karya An-Nasa’i (337) yang berbunyi :

يَفْصِلُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ بِتَسْلِيمٍ

“Yang ia menyela dengan salam antara dua rekaat.”

Dalam kitab “Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhi Ath-Thalib” (1/202) karya Imam Zakariyya Al-Anshari Asy-Syafi’i –rahimahullah- (w.926 H) disebutkan :

(وَ) تُسَنُّ (أَرْبَعٌ قَبْلَ الْعَصْرِ) لِلِاتِّبَاعِ وَلِخَبَرِ «رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا» رَوَاهُمَا التِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُمَا

“Dan disunahkan untuk shalat empat rekaat sebelum Ashar dalam rangka mengikuti Nabi ﷺ dan hadits : “Semoga Allah merahmati seorang yang shalat empat rekaat sebelum Ashar.”

Kesimpulan : Disunahkan untuk shalat sunah empat rekaat sebelum Ashar dengan cara disela salam di tiap dua rekaatnya.

Semoga bermanfaat bagi kita sekalian. Wallahu a’lam bi Ash-Shawab.

_@Abdullah Al-Jirani

Abdullah Al Jirani
24 Januari pukul 17.56 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.