Sudah lama saya 'ditendang' dari suatu masjid. Semua kegiatan dan jadwal tak ada lagi di sana. Saya mendapat kabar bahwa kawan lama saya yang Salafi yang berada di masjid tersebut mengatakan kepada seseorang bahwa saya sudah berbeda manhajnya. Oleh karenanya saya 'ditendang' dari masjid tersebut. Bahkan ketika saya hendak meminta nomor kawan lama yang lain, kawan lama saya tersebut bilang, nanti saya izin dulu. Lalu saya jawab, kenapa harus izin dulu kita kan kawan lama. HP saya dua bulan lalu ganti, jadi nomor terhapus semua.
Itulah secuil contoh dari sekian banyak contoh muamalah dengan orang yang sudah mabuk manhaj. Mungkin mereka menganggap saya beda manhaj karena saya sering mengkritik Salafi atau bergaul dengan orang diluar Salafi bahkan mengisi pengajian di lingkungan non Salafi. Seperti di lingkungan tradisional dan tarbiyah.
Apa sih itu manhaj? Kadang manhaj salaf yang begitu luas dipersempit oleh orang-orang yang baru mabok dan belum tersadarkan. Manhaj salaf itu tidak kaku dan ekslusif. Manhaj salaf itu tidak membatasi pergaulan apalagi sesama mukmin itu bersaudara. Manhaj salaf tidak hanya soal asma wa shifat. Tapi juga soal pergaulan dan muamalah.
Semoga kita semua selalu diberikan kesabaran dan kesehatan dalam bergaul dengan orang-orang yang mabuk. Tidak hanya mabuk manhaj. Bisa saja ada tipe yang mabok organisasi, mabok figure, mabok tokoh politik, dan lainnya. Karena jika terlalu sering dipikirkan bisa merusak kesehatan kita.
Allāhumma shalli wa sallim wa bārik 'ala sayyidinā muhammad.
Robi Maulana Saifullah
20 Desember pukul 09.26 ·
Jgn sampai orang beda
'manhaj' seperti dianggap beda
agama. Ingat, bara'ah kepada
sesama muslim adalah salah
satu bid'ah terbesar.
Robi Maulana Saifullah
21 Desember pukul 07.45 ·
baca juga Mabok Manhaj, Orang Norak Manhaj
#Robi Maulana Saifullah