by. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Saya memetakan mereka yang tidak bermazhab menjadi dua wilayah yang berbeda.
Pertama : Anti Mazhab Aktif
Maksudnya mereka secara aktif memerangi mazhab-mazhab fiqih. Seruannya sangat tipikal, kembali kepada Quran Sunnah.
Tinggalkan pendapat manusia yang bisa salah dan tidak ma'shum. Cukup Quran Sunnah saja sebagai pedoman. Agama jangan ditambah-tambahi dengan sampah tak berguna.
Akal kita ini anugerah dari Allah, kenapa tidak digunakan untuk memahami keduanya? Kenapa masih saja kadi idiot dan taqlid kepada manusia biasa?
Dan bla bla bla. Banyak lah senjata milik para pendekar pembasmi mazhab itu.
Kedua : Anti Mazhab Pasif
Mereka ini tidak memusuhi mazhab-mazhab fiqih secara langsung. Hanya saja kalau ditanyakan kepada mereka, sampeyan bermazhab apa? Jawabnya ndak tahu, karena tidak paham apa itu mazhab.
Namun dalam praktek keagamaan, mereka sebenarnya bermazhab juga. Cuma sering disalah-salahkan oleh kelompok pertama di atas.
Dituduh haditsnya dhoif, dibilang tidak sesuai Quran Sunnah, dituding sebagai pelaku bid'ah, difitnah sebagai tolol, dungu, goblok, begok, mura'bal dst dst.
Gerah dibegitukan dan juga tidak punya sandaran, lama-lama mereka pun ikut-ikutan memerangi mazhab fiqih para ulama. Cuma kalau ditegur dan dinasehati oleh yang mengerti fiqih perbandingan mazhab, biasanya langsung kembali ke jalan yang benar.
Yang menarik, jumlah kelompok kedua ini cukup besar dan posisinya mengambang. Istilah kerennya floating mass. Direbut-rebut oleh berbagai pihak.
Saya tidak menyebut mereka sebagai kelompok : Paham Anti Mazhab, tapi saya sebut mereka sebagai kelompok : Tidak Paham Mazhab.
Jakarta, 1 Nopember 2019
AHMAD SARWAT, Lc.MA
Ahmad Sarwat
1 November pukul 06.57 ·
#Ahmad Sarwat