Madzhab Akidah Atsariyah

Madzhab Akidah Atsariyah - Kajian Medina
"MADZHAB AKIDAH ATSARIYAH"

Atsariyyah adalah salah satu madrasah Ahlussunnah pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka terbilang relatif kecil [kelompok kecil] jika dibandingkan dengan Madrasah Asy'ariyyah atau Maturidiyah [Ahlussunnah mayoritas] serta hanya diikuti sebagian ulama' Hanabilah. Saya katakan sebagian, karena sebagian Hanabilah ada yang terpapar akidah Hasyawiyah [dan juga Karramiyah] atau tidak murni lagi.

Jika anda memilih aliran pemikiran Asy'ariyah atau Maturidiyah, maka dipastikan anda bersama mayoritas ulama' Islam. Tentu sangat tidak mungkin mereka sepakat dalam kesesatan, apalagi mereka adalah pembawa dan penjaga agama Islam secara mayoritas.

Tetapi jika anda memilih akidah Hanabilah, maka konsekwensinya anda akan dihadapkan pada dua pilihan dan perseteruan yang sifatnya prinsip atau pokok [ushul Ahlissunnah wal Jama'ah]. Bukan sekedar perbedaan furu' akidah.

Di sana, paling tidak anda akan mendapati 2 [dua] aliran pemikiran, yaitu:

[1] Madrasah Ibn Taimiyyah yang diklaim pengikutnya paling punya kompetensi dalam memahami manhaj salaf serta berbeda tajam dengan Asy'ariyah dan Maturidiyah. Prinsip mereka, akidah salaf adalah akidah Ibn Taimiyyah atau akidah Ibn Taimiyyah adalah representasi akidah salaf. Jadi, Ibn Taimiyyah bagi mereka seperti tolok ukur [mizan] akidah mereka. Ibn Jauzi, Ibn Aqil, at-Taimi penulis Akidah Imam Ahmad bin Hanbal dan lain-lain belum diakui sebagai Hanbali 100 % jika belum dapat pengakuan dari Ibn Taimiyyah.

Kaum Salafi kontemporer ada dalam arus pemikiran ini, walaupun faktanya banyak ulama' mereka lebih ekstrim akidahnya daripada Ibn Taimiyyah sendiri.

Menurut Abu Zahrah dalam Tarikh al-Madzahib, pada mulanya Ibn Taimiyyah mengadopsi pemikiran akidah minoritas ulama Hanbali pada kurun ke-empat yang digawangi Ibn Hamid, Ibn Zaghuni dan Qadhi Abu Ya'la yang diberitakan pernah berseteru tajam dengan ulama Hanbali lain, bahkan ketiganya dituduh telah mencoreng nama baik ulama Hanbali.

[2] Madrasah Atsariyah yang cenderung tidak ada perbedaan secara prinsip [ushul Ahlissunnah] dengan Asy'ariyah dan Maturidiyah. Perbedaan mereka hanya dalam tataran furu'iyyah atau lafzhiyyah, walaupun kadang-kadang terkesan tajam, semisal pembahasan kalamullah.

Atsariyah [Hanabilah] aliran kedua ini juga sejalan dengan Ahlussunnah mayoritas kaitan interaksinya terhadap sifat khabariyah, yaitu mengikuti methode tafwidh dan ta'wil. Dan sependek pembacaan saya, mereka adalah mayoritas jika dibandingkan aliran Hanabilah faksi yang pertama. Dan aliran inilah yang diakui Hanabilah [Atsariyah] mutaakhirin dari Universitas Azhar, Kairo. Sementara Hanabilah poros pertama digawangi ulama'-ulama' Salafi.

Dan wajib anda tahu, Ibn Syahin al-Hanbali [ulama Atsariyah] pernah membuat testimoni, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal diuji Allah dengan segolongan pengikutnya yang berakidah buruk [tasybih atau menyerupakan Allah]. Apakah pernyataan ini menguatkan apa yang saya sebutkan di atas? Silahkan dinilai sendiri.

Hidayat Nur
14 November (17 jam ·)

Komentar terkait Hidayat Nur :

Rizky Layman : Sebenarnya banyak pertanyaan..
Misal terkait hanabilah aliran kedua diatas, contoh ulamanya siapa?
Apakah ibnul jauzi?
Apakah ibnu qudamah?
Padahal ibnul jauzi dan ibnu qudamah saling berbeda satu sama lain, dan baik ibnu qudamah dan ibnul jauzi juga sama2 memiliki penentangan terhadap asyaairah.
Bahkan pertentangan ibnu qudamah terhadap asyaairah jauh lebih keras daripada pertentangan ibnu taymiyyah kepada asyaairah.
Dan diatas disebutkan bahwa pertentangan hanabilah yang kedua terhadap asyairah misalnya terkait kalamullah, terkait kalam nafsi.
Apa berarti perbedaan kalam nafsi itu hanya perbedaan furu', sedangkan perbedaan tafwidh dan itsbat adalah perbedaan ushul?
Apakah ada ulama mutakhirin hanabilah yang memakai tafwidh yang menganggap bahwa ibnu taymiyyah berbeda secara ushul dengan mayoritas hanabilah
Jangan2 kesimpulan misal mayoritas hanabilah adalah begini2 didapatkan dari keterangan ulama asyairah, bukan internal ulama hanabilah itu sendiri.

Hidayat Nur : Rizky Layman Silahkan baca As Sadah al Hanabilah wa Ikhtilafuhum Ma'assalafiyah Mu'ashirah yang ditulis ulama Hanbali sendiri

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.