Bagaimana Menjelaskan Keadilan Allah?

Bagaimana Menjelaskan Keadilan Allah?

by. Ahmad Sarwat, Lc.,MA

Salah seorang jamaah pengajian mengajukan sebuah pertanyaan yang sempat bikin saya terdiam sejenak.

Ustadz, kalau di akhirat nanti yang masuk surga hanya orang Islam saja, lalu apa kesalahan orang-orang yang ditakdirkan lahir sebagai non muslim?

Lahir dari keluarga non muslim itu kan bukan pilihan tapi taqdir. Bagaimana kita menjelaskan keadilan Allah kalau Dia sudah mentaqdirkan orang masuk surga dan neraka sejak lahir?

Pertanyaan macam ini susah-susah gampang. Butuh mikir dulu sebelum saya jawab.

Lalu saya jawab dengan retorika dibalik : Menurut ente, bagaimana cara ente menjelaskan keadilan Allah ketika ada jutaan bayi lahir dari keluarga yang miskin? Apakah ente akan bilang bahwa Allah itu tidak adil?

Bagaimana ente menjelaskan keadilan Allah terhadap para korban bencana alam, mereka tidak berdosa, tidak maksiat, banyak yang shalat dan taat, tapi mati begitu saja? Apakah ente akan bilang bahwa Allah tidak adil?

Bencana alam itu bukan hukuman. Sebab kalau hukuman, maka yang lebih pantas dan masuk akal bencana seharusnya hanya melanda negeri yang penduduknya bukan muslim, sebagaimana yang terjadi pada kisah umat terdahulu. Tapi kenyataannya negeri muslim justru sering tertimpa bencana.

* * *
Sekarang coba bayangkan bahwa ketika pertama kali diangkat menjadi utusan Allah, saat itu seluruh shahabat masih berstatus kafir, termasuk Khadijah, Ali, Abu Bakar dan lainnya. Lalu atas hidayah Allah, satu per satu mereka masuk Islam. Ketika NAbi SAW wafat, Jazirah Arab sudah mengenal Islam.

Dan 30 tahun kemudian, separuh daratan dari permukaan bumi sudah mengenal Islam. Tidak sampai 50 tahun kemudian, tidak ada lagi bangsa yang belum mengenal Islam.

Namun kenal Islam berbeda dan lain urusan dengan memeluk Islam. Mengenal Islam itu dijamin Allah, sedangkan masuk Islam itu perkara hidayah.

Ahmad Sarwat
8 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.