السؤال :
كيف استدل على قبول الاستخارة؟
Pertanyaan:
Bagaimana indikasi terkabulnya istikharah?
الجواب :
Jawaban Dairatul Ifta Yordania:
الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap terlimpah pada Sayyidina Rasûlillâh.
الاستخارة هي دعاء كسائر الأدعية، تحتمل إجابتها واحدا من أمور ثلاثة، هي التي ذكرها النبي صلى الله عليه وسلم في قوله:
Istikharah adalah doa selayaknya doa-doa yang lain. Pengabulannya mencakup salah satu dari tiga perkara, yaitu (seperti) yang dituturkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau:
(مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا. قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ، قَالَ: " اللهُ أَكْثَرُ) رواه الإمام أحمد في "المسند" (17/241) وحسنه أهل العلم.
Tidaklah seorang muslim berdoa dengan satu doa, yang tidak terdapat dalam doa itu suatu dosa maupun memutus silaturrahim kecuali Allah akan memberikan kepadanya sebab doa itu salah satu dari tiga (perkara):
(1) Bisa jadi akan disegerakan doanya;
(2) Bisa jadi ditabung di akhirat; atau
(3) Bisa jadi akan disingkirkan keburukan darinya sepadan dengan doa itu.
Para sahabat bertanya: (Bagaimana) Jika kami memperbanyak (doa itu)?
Beliau bersabda: Allah (tentu) akan memperbanyak (pengabulannya).
{HR. Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad (17/241) dan Ulama menghasankannya}.
فإذا سأل العبد المسلم الله عز وجل أن يختار له خير الأمرين، وأراد الله سبحانه أن يعجل له دعوته في الدنيا:
فإما أن يشرح صدره لأحد الأمرين، فيجد في قلبه إقبالا إليه، فيكون ذلك مساعدا له على الاختيار.
Karenanya, ketika seorang hamba muslim memohon Allah ‘Azza wa Jalla untuk memilihkan pilihan terbaik diantara dua pilihan, dan Allah Subhânahû wa Ta’âlâ menghendaki untuk menyegerakan terkabulnya doa itu di dunia, maka bisa jadi Allah akan melapangkan dadanya untuk menerima salah satu pilihan sehingga ia akan mendapati dalam hatinya kecondongan padanya, sehingga hal demikian itu menjadi pembantunya dalam memilih.
وإما أن لا تنتهي حيرته، فيعمل بما تمليه الأسباب المادية، واستشارة أهل الخبرة، وبعدها يكتب الله له التوفيق والتيسير.
Atau bisa jadi juga tak kunjung berakhir “kegalauannya”, hingga akhirnya ia bertindak dengan didikte sebab-sebab fisik dan berkonsultasi dengan ahlil khobarah (Ulama), lalu setelah itu Allah menetapkan untuknya taufiq dan kemudahan.
ولا يشترط أن يرى في منامه رؤيا خاصة، بل يستخير ويمضي في إتمام مشروعه، فإن يسره الله تعالى ففيه الخير، وإن لم يتيسر فقد صرفه الله عنه، واختار له ذلك.
Dan tidak disyaratkan ia bermimpi dengan suatu mimpi tertentu, tetapi ia beristikharah, lalu melanjutkan langkah berikutnya. Jika Allah memudahkannya maka dalam pilihan itu ada kebaikan, namun jika tidak mudah, Allah akan menjauhkannya dari pilihan itu, dan memilihkan untuknya pilihan tersebut.
والله أعلم.
Nur Hasim
24 Oktober pukul 22.48 ·
#Nur Hasim