Tiga Fase Dakwah

Tiga Fase Dakwah - Kajian Medina
Tiga Fase Dakwah

by. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Bergelut di dunia dakwah sejak masa SMP SMA di tahun 80-an, saya bikin road map kecil-kecilan.

Ada 3 fase pembinaan jamaah muslim perkotaan yang selama ini saya amati. Dengan memahami fase-fasenya, kita jadi mengerti bahwa semua ternyata hanya sebuah proses menuju kematangan.

1. Fase Pertama : Kanak-kanak

Trendnya biasanya seputar menciptakan kecemburuan pada Islam, memompakan rasa memiliki, hormat, dan suasana pembelaan kepada umat Islam.

Maka tekniknya lewat membakar semangat anti terhadap yang dianggap sebagai musuh Islam, atau musuh umat Islam. Anti yahudi, anti nasrani, anti agama lain-lain, termasuk haram bermuamalah dengan semua orang kafir.

Kadang juga tidak cukup hanya dengan memusuhi non muslim, masih ditambah lagi dengan memusuhi sesama umat Islam sendiri, yang dianggapnya 'kurang Islami'.

Maka ideologinya menjadi anti sekular, anti liberal, anti syiah, bahkan anti segala yang sifatnya tradisi dan budaya lokal.

Tema tentang mendirikan negara Islam, atau menegakkan syariat Islam bahkan mau bikin khilafah dan seterusnya, biasanya tumbuh di fase ini.

2. Fase Kedua : Remaja

Sudah melewati etape pertama, temanya mulai bergeser vocus kepada pendalaman keagamaan itu sendiri.

Cirinya sudah tidak terlalu ribut politik atau isu merebut kekuasaan. Tapi mulai serius belajar bahasa Arab dan mendalami materi-materi keislaman.

Banyak yang ikut kajian sunnah, kajian manhaj salaf, termasuk rajin hafalan Quran, ngaji hadits dan merujuk ke nara sumber dari Timur Tengah yang sejalan.

Masalahnya, kadang kala agak terpeleset masuk kepada paham kebenaran tunggal yang tidak mengakui adanya perbedaan pendapat ulama.

Motto populernya tidak jauh-jauh dari Quran Sunnah. Tapi dengan hanya menerima satu pemahaman saja sesuai selera. Sembari menyalah-nyalahkan semua yang kurang sejalan dengan selera guru atau kelompoknya sendiri.

Sampai disini sebenarnya sudah rada melewati batas. Dan semakin tergelincir ketika ketemu dengan paham-paham zhahiri yang literal, paham anti mazhab bahkan anti perbedaan pendapat.

3. Fase Ketika : Dewasa

Sampai di level ini biasanya sudah mulai agak dewasa dan matang dalam berpikir. Ketemu banyak paham sekuler, kejawen, syiah, dan lainnya, nyantai aja. Tidak akan tertukar juga.

Ketemu agama lain pun biasa saja, tidak repot dan ribut ngajak perang Salib melulu. Karena masanya sudah lewat. Itu kan menu untuk masa kanak-kanak dan remaja.

Apalagi ketemu dengan perbedaan mazhab fiqih, sudah amat dewasa. Tidak grasa grusu atau ribut bid'ah ini dan itu.

Justru perbedaan pendapat itu dijadikan bahan kajian ilmiyah, diteliti dan dipelajari sedemikian rupa, sepenuh penghargaan atas jasa para ulama di masa salaf.

* * *

Saya termasuk yang melewati tiga fase di atas secara alur waktu. Makanya kalau bertemu teman-teman di semua fase, saya suka senyum-senyum sendiri. Dan bisa maklum, memang begitu lah karakter tiap fase.

Bahkan sering juga jadi korban buly dari teman-teman yang lagi ada di fase-fase itu. Dikatain inilah itulah. Mesem aja gue, soale gue dulu juga galak kayak gitu. Hehe

Namun ada juga yang lucu kayak teman saya. Dari dulu ampe ginihari dia berhenti di fase itu itu terus dan tidak pernah naik ke fase berikutnya. Betah kayaknya. Hehe....

* * *

Yang paling parah, kalau fase-fase itu dilewati secara terbalik. Fase tiga dulu, lalu turun ke fase kedua dan terakhir malah terjerembab di fase pertama.

Orang betawi menyebutnya samsung, eh sungsang.

Ahmad Sarwat
16 Agustus pukul 01.10 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.