by. Ahmad Sarwat, Lc.,MA
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al-Kautsar : 3)
Ayat ketiga surat Al-Kautsar ini meninggalkan teka-teki. Ketika Allah SWT menyebutkan bahwa si pembenci Nabi Muhammad SAW adalah orang yang abtar, pertanyaannya siapakah orang itu?
Hadits shahih meriwayatkan orang itu bernama Al-'Ashi bin Wail. Ketika Rasulullah SAW sedang bersedih atas wafatnya Ibrahim, putera yang tersisa satu-satunya, tiba-tiba Al-'Ashi bin Wail malah menghina beliau dengan sebutan abtar.
Abtar secara bahasa terputus, seperti hewan yang ekornya terpotong disebut abtar. Lalu diisti'arah kepada manusia untuk mengungkapkan orang yang tidak punya keturunan anak laki-laki.
Artinya, menyebut Nabi SAW sebagai abtar merupakan bentuk tusukan ke jantung hati, tikaman jahat kepada perasaan Beliau. Lebih pedih dari tikaman belati, lebih sakit dari tusukan pedang.
Maka Allah SWT menghibur Nabi SAW lewat penyebutan telah memberikan al-kautsar atau nikmat yang amat banyak, plus juga membalikkan hinaan si Al-'Ashi bin Wail dengan hinaan yang sama, yaitu justru dia lah yang abtar.
Artinya, si penghina itu, yaitu si Al-'Ashi bin Wail itulah yang terputus tidak punya keturunan anak laki-laki. Begitu bunyi ayat ketiga surat Al-Kautsar itu.
Tapi . . .
Sejarah mencatat bahwa Al-Ashi bin Waid ternyata punya anak laki-laki bernama Amr. Ya, dia adalah Amr bin Al-Ash, seorang shahabat Nabi kenamaan yang nantinya akan menjadi gubernur di Mesir di masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab.
Yang menghina bahwa Nabi SAW itu terputus keturuan laki-lakinya justru bapaknya si Amr bin Al-Ash itu. Lalu Allah SWT menyebut si Al-Ash ini sebagai abtar atau terputus tidak punya keturunan laki-laki.
Padahal sejarah mencatat dia punya anak bernama Amr bin Al-Ash, seorang shahabat Nabi SAW yang mulia. Dan Amar kemudian juga punya anak laki-laki bernama Abdullah bin Amr bin Al-Ash.
Sampai disini kita jadi bingung sendiri. Kok nggak sesuai? Apa yang salah? Dimana salahnya?
(bersambung. . . )
Ahmad Sarwat
(23 Juli) 4 jam ·
#Ahmad Sarwat