Ilmu Fiqih Perbandingan Mazhab

Ilmu Fiqih Perbandingan Mazhab - Kajian Medina
Ilmu Fiqih Perbandingan Mazhab

by. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Kuliah 8 semester di LIPIA Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab (Muqaranatul Madzahib), banyak memberi saya penjelasan yang jarang-jarang dikenal khalayak.

Misalnya untuk menjawab pertanyaan klasik, kenapa mazhab fiqih hanya dibatas empat saja? Bukankah mazhab lainnya juga banyak dan bagus-bagus juga.

Jawabannya sederhana sih. Ringkasnya begini : Sebenarnya mazhab itu ada banyak, lalu kenapa hanya empat saja yang kita kenal?

1. Banyak Pengikut

Karena yang empat itu punya pengikut yang amat masif dan banyak. Mazhab lainnya memang pernah ada, tapi istilahnya kurang mencapai kuota. Hanya diikuti oleh pribadi-pribadi atau kalangan internal saja.

Tidak menjadi aset milik publik. Dan tidak pernah mendominasi umat Islam dalam suatu negara.

Ibarat OS atau operating system komputer dan kemudian HP smartphone, sebenarnya ada begitu banyak. Tapi bertahan hingga kini dan yang dikenal oleh publik cuma tiga saja, yaitu : Windows (windowsphone), Linux (Android) dan Apple (iPhone) saja.

Yang lain kayak Symbian, Palm Os, BlackBerry Os, Meego, Firefox Os, Web Os sudah lama dilupakan sejarah dan tidak ada lagi yang pakai.

2. Bertahan

Keempat mazhab itu bertahan hingga hari ini, sejak berdirinya di abad kedua dan ketiga hijriyah. Mazhab lain mungkin pernah ada dan besar, tapi kemudian ditelan zaman.

Di masa berdiri masing-masing mazhab itu setidaknya ada 13 mazhab, namun yang bisa bertahan hingga abad ke-15 hijiryah tetap establish hanya empat itu saja.

Mazhab Zhahiri yang dipelopori oleh Imam Daud misalnya, bubar begitu saja sepeninggal sang Imam. Tidak punya murid berkualitas yang mampu meneruskan apa yang telah dicanangkan pendahulunya.

Sebaliknya, di keempat mazhab itu lahir generasi yang terus menerus jadi kader-kader terbaik. Mereka juga punya sumbangsih besar untuk mazhabnya. Sehingga sepeninggal sang pendiri, keempat mazhab itu semakin besar, pengaruhnya meluas ke berbagai penjuru dunia.

Saking produktifnya, kita bisa buatkan daftar para ulama masing-masing mazhab itu mewakili masing-masing abadnya, hingga abad kelima belas hijriyah.

3. Punya Kitab Referensi

Yang disebut dengan referensi adalah kitab fiqih yang tersusun rapi sesuai dengan bab-bab yang ada dalam ilmu fiqih.

Sedangkan kitab hadits tidak bisa diklaim sebagai kitab fiqih. Shahih Bukhari misalnya, jelas-jelas bukan sebuah kitab fiqih. Meski pun Imam Bukhari memberi judul-judul yang terkesan seolah menjadi hasil ijtihad pribadi beliau, namun semua orang tahu bahwa Shahih Bukhari bukan kitab fiqih.

Referensi masing-masing mazhab yang empat itu memang merajai dunia perkitaban umat Islam. Mulai dari kitab matan yang pendek-pendek untuk dihafal anak-anak, hingga kitab syarah, hasyiah bahkan mukhtashar (ringkasan).

Kitab-kitab dari keempat mazhab ini juga terwakili di tiap-tiap abad sepanjang 15 abad ini.

4. Peta Dunia Islam

Sesuai diaspora penyebaran madrasah dari keemapt mazhab, sampai di abad ke-15 hijriyah ini kita bisa membuat map atau peta penyebaran. Dimana suatu mazhab bisa sedemikian masih dianut oleh suatu negeri.

a. Hanafi :

Mazhab ini tersebar luas dan mendominasi di kawasan India, Pakistan, Bangladesh, China, Turki dan bekas-bekas kekuatan Turki Utsmani.

b. Maliki

Menyebar rata di Afrika Utara seperti Libya, Tunis, Aljazair, Maroko hingga Semenanjung Iberia alias Spanyol di masa Khilafah Bani Umayah Kedua.

c. Syafi'i

Meski tersebar hampir merata di berbagai wilayah Islam barat dan timur, namun yang menarik bahwa mazhab ini menjadi amat dominan di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunai, Thailand dan sekitarnya.

d. Hambali

Memang tidak terlalu meluas ajarannya di masa lalu, namun di abad 14 hijiriyah mendapat dukungan penuh dari Kerajaan Saudi Arabia. Sehingga banyak juga pengaruhnya mulia dikenal umat Islam.

Ahmad Sarwat
15 Agustus pukul 11.01 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.