Islam Yang Sebenarnya

Islam Yang Sebenarnya - Kajian Medina
ISLAM YANG SEBENARNYA

Ketika dahulu kita ingin mengetahui Islam dan praktek ajaran al Qur'an, cukuplah dengan melihat sosok Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam.

Setelah beliau wafat, Islam tidak bisa lagi diwakili oleh satu dua orang. Namun, jika ingin melihat bagaimana praktek ajaran Islam, lihatlah satu persatu sahabat Nabi. Terkhusus 10 dari mereka yang di jamin masuk syurga, atau yang lebih spesifik lagi : Khalaufur Rasyidin.

Abu Bakar yang ketegasannya dibalut kelembutan. Atau Umar yang keras tapi sebenarnya sangat penyayang. Ustman yang menjadi simbol maksimalnya amal harta. Ali yang menjadi puncak teladan dalam ibadah fisik.

Lalu sepeninggal generasi terbaik itu, Islam tidak lagi terwakili oleh orang perorang. Namun oleh madzab atau kelompok pendapat para ulama. Maka jika ingin melihat Islam, lihatlah Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah, Hanabilah dan semua madzab ahlusunnah.

Lalu di zaman kita ini, wujud Islam bahkan tidak lagi cukup tertampung dalam madzab, namun pada gerakan-gerakan besar umat. Hampir mustahil mengatakan bahwa gerakan ini atau organisasi itu yang paling layak dan pas mewakili Islam, namun kebaikan Islam tersebar dalam setiap organisasi umat.

Semuanya mewakili ajaran Islam dengan titik tekan yang berbeda-beda. Ada yang dominan di dakwah, ada yang doniman di amal maliyah. Ada yang strong dalam penegakan syariah ada yang lebih focus tarbiyah.

Ada yang melakukan pendekatan kultural, sebagian yang dengan semangat memurnikan. Sebagian memulai perbaikan dengan menanam bibit, sedangkan yang lain menangkal gulma penyakit. Begitulah memang seharusnya.

Maka sudah saatnya untuk mempersatukan puzzle kebaikan untuk menghadirkan Islam yang utuh. Hadirnya rahmatan lil alamin. Bukannya malah kian memperbesar jurang perbedaan yang justru akan kian mengaburkan gambaran tentang Islam.

Umat hari ini lebih butuh para pemersatu daripada muncuknya mujadid gerakan baru. Gerakan umat sudah banyak, namun tidak banyak yang mau bergerak dalam langkah yang padu.

Kiranya kini sudah tiba, ini zaman untuk lebih berkasih sayang, berlapang dada dan menerima kekurangan antar semua komponen umat Muhammad shalallahu'alaihi wassalam.

Ingat fajar kemenangan, hanya mungkin terbit di ufuk persatuan umat.

Ahmad Syahrin Thoriq
12 menit ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.