Mau Mengajari Abu Bakar kelembutan, Memang Anda Siapa?

Mau Mengajari Abu Bakar kelembutan, Memang Anda Siapa? - Kajian Medina
MAU MENGAJARI ABU BAKAR KELEMBUTAN, MEMANG ANDA SIAPA ?

Dalam Tarikh Ibnu Hisyam dikisahkan bahwa suatu ketika sayidina Abu Bakar bertemu dengan orang-orang Yahudi, lalu mereka terlibat dalam sebuah pembicaraan. Sampai ketika percakapan menjurus kepada agama, mulailah Abu bakar mendakwahi mereka.

Namun seorang dari Yahudi yang bernama Finhash yang merupakan tokoh mereka melontarkan pernyataan yang bernada melecehkan. Dan yang dia hina bukan Abu Bakar tapi Allah ta'ala.

Finhash mengatakan Allah itu sebenarnya miskin, sedangkan merekalah yang kaya.

Dia berkata, "Sebenarnya bukan kami yang butuh kepada Allah, justru Dialah yang butuh kepada kami. Kalau dia kaya, tak mungkin meminta pinjaman sebagaimana ajaran Nabimu. Tuhanmu melarang riba, tapi justru Dia meminta pinjaman lalu dikembalikan dengan berlipat ganda. Bukankah itu riba ?"

Mendengar ucapan itu, Abu Bakar yang terkenal lembut dan kalem itu menjadi merah wajahnya, beliau sangat marah. Seorang mukmin mungkin bisa menerima kalau dirinya dihina, namun jika agamanya yang dihina, ia tak akan bisa membiarkannya.

Seketika sayidina Abu Bakar melayangkan tinjunya ke muka Finhash. Lalu mencengkram baju orang Yahudi tersebut sambil menghardik : “Wahai musuh Allah, coba seandainya saja tidak ada perjanjian damai antara kami dengan kalian, maka pasti aku sudah menebas batang lehermu !”

Abu Bakar lalu beranjak meninggalkan tempat tersebut. Orang-orang Yahudi itu semuanya tertegun. Seakan tidak percaya sosok Abu Bakar yang dikenal sangat lembut itu bisa berubah menjadi seperti singa dalam seketika.

Ternyata masalah belum selesai. Finhash tak terima diperlakukan seperti itu. Ia pun melapor kepada baginda Rasulullah atas tindakan keras salah seorang sahabatnya itu. Tentu berita yang ia sampaikan telah direkayasa dan dibumbui dusta sedemikian rupa.

Ketika sayidina Abu Bakar di panggil oleh Nabi shalallahu'alaihi wassalam, beliau menceritakan kejadian yang sebenarnya. Namun semua yang dituturkan oleh Abu Bakar, terus oleh si Yahudi itu disangkalnya.

Lalu turunlah firman Allah ta'ala yang membenarkan Abu Bakar :

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kamilah kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami mengatakan : "Rasakanlah olehmu azab yang membakar". (QS. Ali Imran : 181)

Sikap bijak dan pemaaf itu memang ajaran Islam, tapi jangan pernah benturkan dengan ghirah membela agama. Jika bersuara membela kesucian masjid dianggap berisik, lalu mau disebut apa yang marah tak terima hanya karena urusan tokohnya dihina ? Bukannya ini malah kebalik rumus namanya ?

Ahmad Syahrin Thoriq
2 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.