Di sepanjang sejarah, ulah sebagian oknum dapat merusak citra apa saja, termasuk citra ummat islam dan juga kaum salaf atau salafi.
Sikap sebagian oknum salafi yang prematur dan kurang mampu mengendalikan diri, menyebabkan sebagian orang dijangkiti penyakit pobia dengan sebutan salaf dan salafi.
Salah satu biangnya ialah sikap sebagian oknum salafi yang gegabah dalam menerapkan syariát tahzir atau mewarning dan syariát hajer atau boikot pelaku kesesatan atau bidáh .
Padahal dua hal ini merupakan kebutuhan setiap insan, dan biasa dilakukan oleh semua orang.
Ayah dan ibu anda juga biasa mewarning anda sejak kecil agar tidak bermain dengan si fulan, yang dikenal nakal, atau akhlaqnya buruk.
Awas! gunakan kunci ganda pada kendaraan anda, maling berkeliaran.
Dokter juga mewarning masyarakat dari berbagai pengidap penyakit menular, bahkan di pusat pusat layanan kesehatan, betebaran warnig warning tersebut, tutup mulout ketika bersin, gunakan masker, jangan bawa anak kecil, awas area radiasi dll.
Bahkan uniknya, di kemasan rokok juga ditulis dan digambar warning tersebut.
Adanya berbagai warning tersebut bisa diterima dengan legowo oleh masyarakat.
Namun bisa jadi banyak dari orang yang melakukan warning tersebut tersinggung dan marah bila mendengar warning atau upaya preventif dalam urusan agama dengan menjauhi pelaku dosa, apalagi penggiat perbuatan dosa.
Mungkinkah raga dan harta mereka lebih berharga dibanding agama dan akhiratnya?
So? Anda masih mau gegabah menimba agama dan pemahaman dari sembarang orang?
Sudah waktunya kita bersikap oyektif dan moderat, agar kita bisa menyikapi berbagai warning dan boikot atau karantina dalam kedua urusan; dunia dan agama ini secara proporsional dan obyektif.
Semoga menggugah kesadaran kita semua tentang indahnya manhaj salaf. Amiin
Dr Muhammad Arifin Badri
18 Juni (7 jam lalu) ·
#Dr Muhammad Arifin Badri