Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan 'sebagaimana' disini? Seberapa persis puasa kita dengan puasa umat terdahulu?
1. Pendapat Pertama
Sama sekali tidak ada kesamaan. Makna 'sebagaimana' semata hanya sama-sama diwajibkan puasa. Sedangkan waktu dan tata caranya tidak ada kesamaan.
2. Pendapat Kedua
Umat terdahulu juga diperintahkan puasa Ramadhan. Jadi sama-sama puasa Ramadhan juga.
Tapi kok Yahudi Nasrani tidak menjalankannya? Ada penjelasannya. Jadi awalnya kedua agama itu puasa Ramadhan di masa awal. Kemudian terjadi penyimpangan.
Yahudi mengganti Ramadhan jadi puasa sehari dalam setahun. Katanya itu adalah hari ditenggelamkannya Firaun.
Narsrani kebalikannya, malah meanmbah-nambahi jumlah harinya. Awalnya memindahkan Ramadhan ke bulan lain, akibat hawa panas. Untuk itu sebagai 'denda' mereka tambahi 10 hari. Lalu seorang raja atau rahib menambahi lagi 7 hari. Yang lain menambahi 3 hari lagi. Sehingga totalnya mereka puasa 50 hari.
3. Pendapat Ketiga
Kesamaannya bukan hanya sama-sama puasa di bulan Ramadhan, tetapi juga dalam hal tata caranya yang unik. Puasanya dimulai sejak bangun tidur, bukan sejak fajar.
Masalahnya budaya masyarakat Madinah justru tidur sejenak di sore hari, akibat lelah bekerja sesiangan.
Ada satu shahabat yang tertidur sejenak saat menunggu istrinya cari makanan berbuka kala maghrib. Maka dia sudah wajib mulai puasa lagi, padahal berbuka pin belum sempat.
Umar bin Al-Khatrab malah lebih parah, karena melakukan jima' di malam hari. Padahal ketentuan puasa pada umat terdahulu melarang jima' di malam bulan puasa.
Sampai akhirnya Allah menasakh tata cara puasa umat terdahulu dan menggantinya dengan cara terbaru, yaitu halal makan minum jima' sampai fajar. Itulah inti surat Al-Baqarah ayat 187.
Ahmad Sarwat, Lc.MA
Lihat Tafsir Mafatih Al-Ghaib oleh Fakhruddin Ar-Raazi (w. 606 H) jilid 5 h. 75
Ahmad Sarwat
2 Mei pukul 07.52 ·
#Ahmad Sarwat
