Bolehkah Doa Buka Puasa "Allahumma Laka Shumtu" Diamalkan?

Bolehkah Doa Buka Puasa "Allahumma Laka Shumtu" Diamalkan? - Kajian Medina
BOLEHKAH DOA BUKA PUASA “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU” DIAMALKAN ??

“Ternyata, ulama’ Salafy pun membolehkan”

Doa buka puasa yang berbunyi “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU WA ‘ALA RIZQIKA AFTHARTU”, merupakan salah satu doa buka puasa yang dipermasalahkan oleh sebagian pihak karena hadisnya dhaif (lemah). Konsekwensinya, - menurut mereka - tidak boleh diamalkan. Sehingga mereka menggantinya dengan doa yang shahih, yaitu “DZAHABA DZAMA’U....”.

Doa “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU”, memang benar merupakan hadis yang dhaif (lemah). Hadis ini dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam “Sunan”-nya, dari Mu’adz bin Zuhrah beliau menyampaikan :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»

“Sesungguhnya beliau menyampaikan, sesungguhnya Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- apabila berbuka, maka beliau berdoa “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU WA ‘ALA RIZQIKA AFTHARTU”. [HR. Abu Dawud : 2358 dan selainnya ].

Hadis di atas lemah karena mursal. Selain itu, salah satu rawinya, yaitu Mu’adz bin Zuhrah majhul. Namun, hadis ini isinya tentang doa. Dan masalah doa, termasuk dalam bab fadhailul a’mal (keutamaan amalan) atau di luar masalah ahkam (halal dan haram) dan di luar masalah aqidah. Oleh karena itu, dalam bab ini tidak disyaratkan hadis harus shahih.

Hadis yang dhaif selama kelemahannya tidak parah serta masuk syarat-syarat yang ditetapkan oleh ulama, maka boleh untuk diamalkan. Ini merupakan madzhab Jumhur ulama’. Jadi bukan hanya madzhab Syafi’iyyah sebagaimana yang dituduhkan oleh sebagian orang. Bahkan madzhab Hanabilah –yang notabene jadi madzhab teman-teman salafy-, juga memperbolehkan. Silahkan buka sumber primer buku-buku madzhab Hanabilah, maka kita akan mendapatkannya, seperti “Al-Hidayah” (1/161), “Asyarhul Kabir” (3/76), “Al-Furu’” (3/76), “Al-Mubdi’” (3/41) dan lain sebagainya.

Bahkan ulama’ salafy di zaman ini, juga memperbolehkannya. Diantaranya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin –rahimahullah- dan Syaikh Shalih bin Fauzan –hafidzahullah-. Syaikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata :

وأما ما ورد قوله عند الفطور، فمنه قول: «اللهم لك صمت، وعلى رزقك أفطرت، اللهم تقبل مني إنك أنت السميع العليم» ووردت آثار أخرى والجميع في أسانيدها ما فيها، لكن إذا قالها الإنسان فلا بأس.

“Adapun doa yang yang telah datang dari ucapan beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika berbuka puasa, diantaranya : “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU WA ‘ALA RIZQIKA AFTHARTU, ALLAHUMMA TAQABBAL MINNI, INNAKA ANTA AS-SAMI’ AL-‘ALIM” (Ya Allah, aku puasa karena-Mu, dan aku berbuka atas rejeki-Mu. Ya Allah ! terimalah puasa dariku, sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha mengetahui ). Telah datang berbagai atsar yang lain, dan seluruh sanad-sanadnya lemah. Akan tetapi jika diucapkan oleh seorang insan, MAKA TIDAK APA-APA (BOLEH).” [Lihat gambar lampiran 1 ].

Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafidzahullah- berkata :

ويستحب أن يدعو عند إفطاره بما أحب، قال صلى الله عليه وسلم: "إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد"، ومن الدعاء الوارد أن يقول: "اللهم لك صمت، وعلى رزقك أفطرت"

“Dianjurkan untuk berdoa ketika puasa dengan doa apapun yang dia inginkan. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Sesungguhnya seorang yang puasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.”. Dan diantara doa yang datang, hendaknya seorang berdoa : “ALLAHUMMA LAKA SHUMTU WA ‘ALA RIZQIKA AFTHARTU”. [Al-Mulakhash Al-Fiqhi : 1/381].

Dengan keterangan di atas, jelaslah bahwa kalau ulama’ Salafy menolak hadis dhaif (lemah) secara mutlak, merupakan tuduhan yang tidak benar. Semoga bermanfaat. Allahu a’alam bi ash-shawab.

Kampung halaman, 2 Ramadan 1440 H [menjelang berbuka puasa]

✒Abdullah Al-Jirani

Abdullah Al Jirani
7 Mei pukul 18.13 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.