Perhatikan screenshot di bawah ini – link: http://bit.ly/2Uk3z4i
Oknum Ngustad ini dengan culasnya menuduh Ust Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله (UAH) telah mentazkiyah dirinya suci sehingga ‘aqîdah UAH rusak.
Padahal, tentunya itu adalah do'a dan harapan, karena kita Ummat Islâm yakin bahwa UAH takkan mungkin mengklaim dirinya pasti masuk Syurga. Memangnya seperti GPK Kokohiyyun yang sudah memastikan diri mereka adalah "al-Firqotun-Najiyah"???
Pertanyaannya apakah karena pernyataannya itu ‘aqîdahnya UAH berarti rusak?
Insyâ’Allôh tidak, karena kita yakin pasti maksudnya bukan memastikan diri beliau masuk ke Syurga. Karena tidak ada orang yang berîmân dan ber‘ilmu yakin dirinya pasti langsung masuk di Syurga, namun kita semua harap-harap cemas kita ada di Syurga selama keîmânan kita utuh sampai kita wafat.
Kita semua yakin pasti UAH bermaksud mengatakan: "Saya gandeng tangan Bapak, kita (insyâ’Allôh) sama-sama masuk Syurga".
Tentunya kata yang dalam kurung di atas tidak disebutkan oleh UAH.
Ini seperti kalau kita mengajarkan kepada anak-anak kita semisal: "Nak, nanti kita hidup yang kekal itu adalah di Âkhirot, di Syurga-Nya Allôh (insya’Allôh)". Karena memang adalah keyakinan kita, îmân kita, bahwa hanya muslim yang masuk Syurga, sedangkan orang kâfir, apalagi munâfiq i‘tiqodî adalah kekal di Neraka. Tentunya ada Terms & Condition-nya, ada yang langsung masuk Syurga tanpa hisab dan tanpa adzab. Ada yang dengan hisab terlebih dulu (di mana sebenarnya hisab itu juga adalah adzab tersendiri karena Matahari hanya 1 mil di atas kepala), namun tanpa diadzab di Neraka. Kemudian ada yang karena dosa-dosanya harus diadzab lebih dulu di Neraka, dibersihkan dulu dari dosa-dosanya dengan siksaan Neraka.
Kita berhusnuzhôn, UAH pasti deg-degan juga di sana karena bertemu dengan PS-SU sekaligus. Waktu juga sangat terbatas, hari pun sudah larut malam, jadi sangat mungkin ada slip of the tongue yang tentunya jauh sekali dari apa yang dituduhkan oleh si oknum Ngustad itu.
BTW, siapa sih si oknum Ngustad itu?
Dia adalah oknum yang sama yang membuat rekaman tahdzîran terhadap Ust Oemar Mita, Lc حفظه الله (UOM). Kita tahu bahwa oknum Ngustad ini tak punya pendidikan agama yang formal, sehingga melafazhkan dalîl ya à la kadarnya, dan kalau menukil perkataan ‘ulamâ’ dan istilah fiqih sering keliru.
Lucunya…
Walau dia berani membuat rekaman tahdzîran terhadap UOM, namun ketika dia benar-benar bertemu face to face dengan UOM di rumah seseorang, tak ada tuh keluar keberaniannya untuk "mengambil tangan UOM dan menasihatinya 4 mata". Yang ada malah tercyduk berfoto bersama UOM dengan senyum asem (mungkin takut ditahdzîr?).
Lebih lucunya lagi…
Ketika saya komentari di Instagramnya itu: "Berani nggak lu ngomong langsung sama orangnya? Atau cuman berani di belakang doang, kayak lu ngomong tentang UOM, tapi pas ketemu orangnya langsung di rumah *****, eh yang ada lu malah cuman mingkem?", langsung itu kolom komentar di status Instagramnya ditutup sehingga tak ada lagi yang bisa berkomentar.
Ha ha ha… cowardice at the maximum level…!!!
Arsyad Syahrial
7 jam ·
#Arsyad Syahrial
#Pendaku Salafi