Benarkah Imam Syafi'iy Mengatakan Tidak Sampainya Pahala ke Mayit?

Benarkah Imam Syafi'iy Mengatakan Tidak Sampainya Pahala ke Mayit? - Kajian Medina
Benarkah Imam Syafi'iy Mengatakan Tidak Sampainya Pahala ke Mayit?

oleh Muhammad Ajib, Lc., MA

Salah satu permasalahan khilafiyah yang sering dibicarakan oleh masyarakat kita adalah masalah mengirim pahala bacaan Al-quran untuk mayit. Sebagian kalangan menolak hal itu bahkan menghukuminya sebagai perbuatan bid’ah. Dan sebagian kalangan lainnya menganggap hal itu termasuk sesuatu yang diperbolehkan dalam agama. Hal ini wajar saja terjadi di masyarakat kita, sebab masalah mengirim pahala untuk mayit ini memang termasuk permasalahan khilafiyah yang dari dahulupun para ulama-ulama kita sudah berbeda pendapat.

Sebenarnya yang didebatkan para ulama salaf bukan masalah boleh atau tidaknya mengirim pahala bacaan Al-quran untuk mayit. Tapi lebih kepada apakah bacaan Al-quran yang dihadiahkan pahalanya untuk mayit itu sampai atau tidak pahalanya. Nah, para ulama salaf kita berbeda pendapat dalam masalah ini. Dan perlu kita ketahui bahwa masalah ini sudah dibahas oleh ulama kita secara detail di dalam kitab-kitab turost mereka masing-masing. Bahkan para ulama kita juga telah menjelaskannya secara rapi beserta dalil-dalilnya.

Kita sebagai orang yang awam akan ilmu agama dan bahkan sangat awam sekali akan dalil-dalil, maka cukup bagi kita untuk merujuk kepada aqwal para ulama salaf saja. Kita tidak usah lagi capek capek untuk mencarikan dalil-dalil yang kita gunakan untuk memperkuat pendapat kita. Karena memang para ulama kita ketika membahas suatu permasalahan ya yang mereka pakai adalah dalil-dalil dari Al-quran dan hadits.

Jika kita mau membaca kitab-kitab turost yang ditulis oleh para ulama-ulama kita maka akan kita temukan pembahasan yang sangat menarik sekali mengenai hal ini. Mungkin penyakit kita selama ini belajar agama hanya mendengar orang bilang katanya katanya saja. Tanpa menyebutkan sumber aslinya dari kitab apa dan ulama siapa yang mengatakannya. Maka dari itu mari kita budayakan semangat untuk membaca dan mempelajari kitab-kitab turots para ulama kita. Dengan demikian berarti kita telah mengikuti ajaran para ulama salaf yang mana mereka ini adalah para ahli waris nabi.

Nah, di dalam tulisan ini akan saya paparkan beberapa pendapat para ulama-ulama salaf dan sebagian fatwa ulama kontemporer mengenai apakah pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit jika kita niatkan pahalanya untuk si mayit.

Ulama-Ulama yang mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit :

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa juz 24 halaman 367 :

وأما القراءة والصدقة وغيرهما من أعمال البر فلا نزاع بين علماء السنة والجماعة في وصول ثواب العبادات المالية كالصدقة والعتق كما يصل إليه أيضا الدعاء والاستغفار والصلاة عليه صلاة الجنازة والدعاء عند قبره. وتنازعوا في وصول الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل إليه

Terjemah : adapun bacaan Al-Quran, shodaqoh dan ibadah lainnya termasuk perbuatan yang baik dan tidak ada pertentangan dikalangan ulama ahli sunnah wal jamaah bahwa sampainya pahala ibadah maliyah seperti shodaqoh dan membebaskan budak. Begitu juga dengan doa, istighfar, sholat dan doa di kuburan. Akan tetapi para ulama berbeda pendapat tentang sampai atau tidaknya pahala ibadah badaniyah seperti puasa, sholat dan bacaan. Pendapat yang benar adalah semua amal ibadah itu sampai kepada mayit.

Bahkan Syaikhul Islam ibnu Taimiyah juga menyebutkan bahwa pendapat yang mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit adalah pendapat dari Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Ahmad Bin Hanbal. Berikut ini adalah perkataan beliau dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa :

وتنازعوا في وصول الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل إليه فقد ثبت في الصحيحين عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: {من مات وعليه صيام صام عنه وليه} وثبت أيضا: {أنه أمر امرأة ماتت أمها وعليها صوم أن تصوم عن أمها} . وفي المسند عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لعمرو بن العاص: {لو أن أباك أسلم فتصدقت عنه أو صمت أو أعتقت عنه نفعه ذلك} وهذا مذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعي

Terjemah : para ulama berbeda pendapat tentang sampai atau tidaknya pahala ibadah badaniyah seperti puasa, sholat dan bacaan. Pendapat yang benar adalah semua amal ibadah itu sampai kepada mayit. Karena diriwayatkan bahwa nabi pernah bersabda “barang siapa yang meninggal dan dia punya hutang puasa maka boleh bagi walinya untuk berpuasa atas si mayit”. Dan ini adalah pendapat ahmad bin hanbal, abu hanifah dan beberapa ulama malikiyah dan syafiiyah.

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah juga mengatakan bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam kitab Ar-Ruh halaman 122 :

هذه النصوص متظاهرة على وصول ثواب الأعمال إلى الميت إذا فعلها الحي عنه وهذا محض للقياس فإن الثواب حق للعامل فإذا وهبه لأخيه المسلم لم يمنع من ذلك كما لم يمنع من هبة ماله في حياته وإبرائه له من بعد موته وقد نبه النبي بوصول ثواب الصوم الذي هو مجرد ترك ونية تقوم بالقلب لا يطلع عليه إلا الله وليس بعمل الجوارح على وصول ثواب القراءة التي هي عمل باللسان تسمعه الأذن وتراه العين بطريق الأولى. ويوضحه أن الصوم نية محضة وكف النفس عن المفطرات وقد أوصل الله ثوابه إلى الميت فكيف بالقراءة التي هي عمل ونية بل لا تفتقر إلى النية فوصول ثواب الصوم إلى الميت فيه تنبيه على وصول سائر الأعمال. والعبادات قسمان مالية وبدنية وقد نبه الشارع بوصول ثواب الصدقة قال على وصول ثواب سائر العبادات المالية ونبه بوصول ثواب الصوم على وصول ثواب سائر العبادات البدنية وأخبر بوصول ثواب الحج المركب من المالية والبدنية فالأنواع الثلاثة ثابتة بالنص والاعتبار. وبالله التوفيق ( كتاب الروح لابن القيم الجوزية, ص : 122

Terjemah : dalil-dalil ini sangat jelas sekali bahwa amal ibadah itu sampai kepada mayit jika yang melakukan adalah orang yang masih hidup. Jika orang itu menghadiahkan pahalanya buat saudaranya maka pahalanya sampai seperti sampainya pahala puasa sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi. Allah telah menyampaikan pahala puasa bagi mayit maka begitu juga dengan pahala bacaan. Ibadah itu dibagi menjadi dua. Yaitu ibadah maliyah dan ibadah badaniyah. Sungguh Allah telah menjelaskan tetang sampainya pahala ibadah maliyah seperti shodaqoh dan pahala badaniyah seperti puasa dan begitu juga pahala haji yang merupakan ibadah badaniyah sekaligus ibadah maliyah. Dan Hal ini berdasarkan nash nash yang ada.

Syaikh Al-Utsaimin

Syaikh Al-Utsaimin mengatakan bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam majmu fatawa dan wa rosail beliau sebagai berikut :

الناس على قولين معروفين: أحدهما: أن ثواب العبادات البدنية من الصلاة والقراءة ونحوهما يصل إلى الميت كما يصل إليه ثواب العبادات المالية بالإجماع وهذا مذهب أبي حنيفة وأحمد وغيرهما وقول طائفة من أصحاب مالك والشافعي وهو الصواب لأدلة كثيرة ذكرناها في غير هذا الوضع. والثاني: أن ثواب العبادة البدنية لا يصل إليه بحال وهو المشهور عند أصحاب الشافعي ومالك. ( مجموع فتاوى ورسائل ابن عثيمين .ج 7 / ص 159

Terjemah : Ada dua pendapat diantara ulama : yang pertama bahwa pahala ibadah badaniyah seperti sholat dan bacaan alquran itu sampai kepada mayit sebgaimana sampainya pahala ibadah maliyah. Dan ini adalah madzhab abu hanifah, ahmad bin hanbal dan sebagian ulama syafiiyah dan malikiyah. Dan ini adalah pendapat yang benar berdasarkan dalil-dalil. Pendapat yang kedua mengatakan tidak sampainya ibadah badaniyah. Dan ini pendapat masyhur imam syafiiy dan imam malik.

Syaikh Nashiruddin Al-Albani

Syaikh Nashiruddin Al-Albani mengatakan bahwa pahala bacaan alquran itu sampai kepada mayit jika yang membacanya adalah seorang anak yang menghadiahkan pahalanya untuk orang tuanya. Adapun bacaan alquran yang dibaca oleh orang lain maka tidak sampai pahalanya. Berikut perkataan beliau dalam salah satu sesi Tanya jawab :

قال الشيخ الألباني : إذا كان الذي يقرأ القران هو الولد للموتى سواء كان أبا او اما فهذه القراءة تنفع وأما من سوى الأولاد فلا تنفع قراءتهم

Terjemah : berkata Syaikh Nashiruddin Al-Albani “ jika yang membaca alquran itu adalah seorang anak untuk bapak dan ibunya maka bacaanya bermanfaat bagi si mayit. Adapun jika orang lain yang membacanya maka tidak bermanfaat bacaan mereka itu bagi si mayit.

Al-Allaamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi

Al-Allaamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi telah menjelaskan di dalam kitab Syarh Al-Aqidah At-Thohawiyah halaman 452 bahwa para ulama salaf berbeda pendapat mengenai hal ini. Beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Abu Hanifah dan Al-Imam Ahmad Bin Hanbal berpendapat bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit. Dan ini adalah pendapat jumhur ulama salaf. Adapun yang Masyhur dari Al-Imam Asy-Syafi’I dan Al-Imam Malik adalah tidak sampai bacaan AL-quran yang dihadiahkan ke mayit.

Al-Imam An-Nawawi

Al-Imam An-Nawawi didalam kitab Al-Adzkar halaman 278 menjelaskan perbedaan ulama mengenai hal ini. Adapun pendapat beliau sendiri adalah bahwa pahala bacaan Al-quran itu sampai kepada mayit.

واختلف العلماء في وصول ثواب قراءة القرآن، فالمشهور من مذهب الشافعي وجماعة أنه لا يصل. وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء وجماعة من أصحاب الشافعي إلى أنه يصل، والاختيار أن يقول القارىء بعد فراغه: "اللهم أوصل ثواب ما قرأته إلى فلان، والله أعلم. ( الأذكار, ص : 278

Terjemah : para ulama berbeda pendapat mengenai sampainya pahala bacaan alquran. Yang masyhur dari imam syafiiy adalah tidak sampai. Adapun imam ahmad bin hanbal dan beberapa ulama syafiiyah mengatakan sampai pahalanya. Maka pendapat yang terpilih sebaiknya seorang yang membaca alquran hendaknya membaca doa “ya Allah sampaikanlah pahala bacaan ini kepada fulan”.

Didalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab juga beliau jelaskan sebagai berikut :

والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها. ( المجموع, ج : 15, ص : 522

Terjemah : pendapat pilihan kami adalah sampainya pahala bacaan jika seseorang meminta kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya. Karena ini termasuk doa. Dan doa itu termasuk perkara yang disepakati kebolehannya dan si mayit mendapatkan manfaat dari doa tersebut.

Al-Imam Ibnu Qudamah

Al-Imam Ibnu Qudamah mengatakan di dalam kitab Al-Mughni juz 2 halaman 423 bahwa bacaan alquran itu sampai kepada mayit. Berikut perkataan beliau :

وهذه أحاديث صحاح، وفيها دلالة على انتفاع الميت بسائر القرب؛ لأن الصوم والحج والدعاء والاستغفار عبادات بدنية، وقد أوصل الله نفعها إلى الميت، فكذلك ما سواها

Terjemah : ini adalah dalil-dalil yang sohih yang menunjukkan bahwa mayit dapat menerima manfaat pahala semua ibadah.karena puasa,haji,doa,istighfar adalah ibadah badaniyah. Sungguh allah telah menyampaikan pahalanya kepada si mayit. Begitu juga pahala ibadah lainnya.

Ulama-ulama yang mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada mayit :

Al-Imam Ibnu Katsir

Al-Imam Ibnu Katsir berpendapat bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam kitab beliau yaitu kitab Tafsirul Quranil Adzim atau yang lebih dikenal dengan tafsir ibnu katsir. Ini kutipan perkataan beliau dalam kitab tafsir juz 7 halaman 465 :

قال الله تعالى : وأن ليس للإنسان إلا ما سعى أي: كما لا يحمل عليه وزر غيره، كذلك لا يحصل من الأجر إلا ما كسب هو لنفسه. ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم؛ ولهذا لم يندب إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته ولا حثهم عليه، ولا أرشدهم إليه بنص ولا إيماء، ولم ينقل ذلك عن أحد من الصحابة، رضي الله عنهم، ولو كان خيرا لسبقونا إليه، وباب القربات يقتصر فيه على النصوص، ولا يتصرف فيه بأنواع الأقيسة والآراء، فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع على وصولهما، ومنصوص من الشارع عليهما. ( تفسير القران العظيم لابن كثير, ج : 7, ص : 465

Terjemah : Allah berfirman “ dan tidaklah manusia itu mendapatkan sesuatu kecuali dari apa yang dia kerjakan”. Maka imam syafiiy menyimpulkan bahwa bacaan alquran itu tidak sampai. Karena rosululloh saw tidak pernah menganjurkannya. Bahkan para sahabat pun tidak melakukannya. Seandainya itu adalah perkara yang baik pastilah mereka segera melakukannya.

Syaikh Bin Bazz

Syaikh bin bazz mengatakan bahwa pahala bacaan Al-quran itu tidak sampai kepada mayit karena memang tidak ada dalil yang menjelaskan hal itu. Berikut ini perkataan beliau :

أما قراءة القرآن فقد اختلف العلماء في وصول ثوابها إلى الميت على قولين لأهل العلم ، والأرجح أنها لا تصل لعدم الدليل ؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم لم يفعلها لأمواته من المسلمين كبناته اللاتي مُتْن في حياته عليه الصلاة والسلام ، ولم يفعلها الصحابة رضي الله عنهم وأرضاهم فيما علمنا. ( مجموع فتاوى ومقالات الشيح ابن باز.4/348

Terjemah : adapun bacaan alquran maka para ulama berbeda pendapat. Pendapat yang rojih adalah bahwa bacaan itu tidak sampai kepada mayit. Sebab nabi tidak pernah melakukannya dan para sahabat pun juga tidak melakukannya.

Pahala Alquran tidak sampai Apakah benar pendapat Al-Imam Asy-Syafiiy?

Jika kita perhatikan redaksi dari Al-Allamah Ibnu Abi Al-Izz Al-Hanafi dan redaksi Al-Imam An-Nawawi ketika menyebutkan pendapat Al-Imam Asy-Syafi’I maka akan kita temukan kalimat “ Al-Masyhur min madzhabi Asy-Syafiiy”. Ternyata jika kita pahami lebih dalam lagi bahwa kalimat “Al-Masyhur” ini menunjukkan bahwa disana ada qoul Al-Imam Asy-syafiiy yang tidak Masyhur. Nah qoul yang tidak masyhur inilah nanti dipahami oleh sebagian kalangan ulama syafiiyah bahwa maksud dari qoul nya Al-Imam Asy-Syafiiy adalah tidak sampai jika tidak diniatkan bacaannya atau tidak dibaca dihadapan si mayit.

Karena begini, justru dikitab yang lain disebutkan bahwa Al-Imam Asy-Syafiiy menganjurkan seseorang untuk membaca Al-quran disisi mayit. Hal ini disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi di dalam kitab Riyadhus Sholihin halaman 295 :

باب الدعاء للميت بعد دفنه والقعود عند قبره ساعة للدعاء له والاستغفار والقراءة

قال الشافعي رحمه الله: ويستحب أن يقرأ عنده شيء من القرآن، وإن ختموا القرآن عنده كان حسنا. رياض الصالحين, ص : 295

Terjemah : bab doa untuk si mayit dan duduk di kuburan untuk berdoa dan memohonkan ampun dan bacaan. Imam syafiiy berkata “ dan dianjurkan untuk membacakan alquran di sisi mayit, jika sampai khatam maka itu lebih baik”.



Maka dari itu Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori dan Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan bahwa maksud dari kalam nya Al-Imam Asy-Syafiiy bahwa bacaan Al-quran itu tidak sampai adalah jika tidak diniatkan atau tidak dibacakan dihadapan si mayit. Berikut ini penjelasan Syaikhul Islam Zakaria Al-Anshori di dalam kitab Fathul Wahhab juz 2 halaman 23 :

أما القراءة فقال النووي في شرح مسلم المشهور من مذهب الشافعي أنه لا يصل ثوابها إلى الميت وقال بعض أصحابنا يصل وذهب جماعات من العلماء إلى أنه يصل إليه ثواب جميع العبادات من صلاة وصوم وقراءة وغيرها وما قاله من مشهور المذهب محمول على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو ثواب قراءته له أو نواه ولم يدع بل قال السبكي الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت نفعه وبين ذلك وقد ذكرته في شرح الروض. ( فتح الوهاب, ج : 2, ص : 23

Terjemah : adapun pahala bacaan maka menurut imam nawawi sampai pahalanya. Adapun yang masyhur dari imam syafiiy tidak sampai pahalanya. Maksudnya adalah jika tidak dibacakan di dekat si mayit atau tidak diniatkan pahalanya. Tapi jika diniatkan maka pahalanya sampai.

Begitu juga Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan di dalam kitab Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubro juz 2 halaman 27 :

وكلام الشافعي – رضي الله عنه – هذا تأييد للمتأخرين في حملهم مشهور المذهب على ما إذا لم يكن بحضرة الميت أو لم يدع عقيبه. ( الفتاوى الفقهية الكبرى لابن حجر الهيتمي, ج : 2, ص : 27

Terjemah : perkataan imam syafiiy maksudnya adalah jika alquran itu tidak dibaca dihadapan si mayit dan tidak berdoa setelahnya.

Ini adalah penjelasan sebagian ulama syafiiyah yang menjelaskan qoul nya Al-Imam Asy-Syafi’iy. Dalam hal ini Al-Imam An-Nawawi lebih memilih pendapat bahwa bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit dengan cara berdoa kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya kepada si mayit. Berikut ini perkataan Al-Imam An-Nawawi di dalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab :

والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها. ( المجموع, ج : 15, ص : 522

Terjemah : pendapat pilihan kami adalah sampainya pahala bacaan jika seseorang meminta kepada Allah untuk menyampaikan pahalanya. Karena ini termasuk doa. Dan doa itu termasuk perkara yang disepakati kebolehannya dan si mayit mendapatkan manfaat dari doa tersebut.

Intinya memang para ulama salaf dan ulama kontemporerpun berbeda pendapat dalam masalah ini. Silahkan anda pilih dari salah satu pendapat ulama tersebut. Wallohu a’lam.

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Muhammad Ajib, Lc., MA
Tue 1 September 2015 10:05 

Sumber : https://rumahfiqih.com/y.php?id=368&benarkah-imam-syafi%27iy-mengatakan-tidak-sampainya-pahala-ke-mayit.htm

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.