Apakah Kita Benar-Benar Sudah Tidak Taqlid?

Apakah Kita Benar-Benar Sudah Tidak Taqlid? - Kajian Medina
Apakah kita benar2 sudah tidak taqlid?

Ketika kita pelajari kitab muwatho' maka akan kita jumpai Ada 4 hadits balagh dalam muwatho' imam Malik yang gak ditemukan sanadnya sama ibnu Abdil Bar

Salah satunya adalah hadits dalam kitab as-sahwu bab amal ketika lupa dalam sholat

حدثني عن مالك انه بلغه ان رسول الله قال ( اني لأنسى أو أنسى لأسن)

Beliau mengatakan aku gak menjumpai sanad hadits ini dengan lafadz ini entah tersambung ataupun mursal sanadnya

Hadits ini kata al-hafidz ibn hajar hadits ini gak ada asalnya dan telah aku cari dengan pencarian yang luar biasa dan gak aku jumpai sanadnya

Kalo al-hafidz saja udah bilang gitu, maka seakan gak ada jalan lain... Kita ketahui bersama siapa al-hafidz ini ketika berkata jalurnya A maka ya cuma A itu jalurnya gak ada yang lain....

Tapi ternyata disebutkan ibnu Ash-Sholah menulis risalah yang didalamnya di tulis 4 hadits balagh yang gak dijumpai sanadnya tadi oleh ibn Abdil Barr (lupa apa judulnya)

Setelah ditelusuri ulang ternyata kitab ini hanya menjelaskan sanad2 hadits lain untuk menguatkan hadits balagh tadi semisal hadits dalam shohehain

انسى كما تنسون

Jadi dari permasalahan penshohehan hadits ini saja tiap ulama memiliki kriteria yang berbeda2, kalo menurut imam Malik balagh ini shoheh tapi imam lain bisa jadi gak menilai sebagai hadits shoheh

Terus anda bilang gak taqlid ini gimana kisahnya? Bukankah anda lepas dari taqlid satu jatuh ke taqlid lainnya semisal penshohehan hadits tadi?

Anda euforia karena udah merasa bisa bahasa Arab, karena sudah tau baca dalil, karena sudah tahu beberapa kaedah ushul.....

Atau mungkin anda euforia karena ustadz anda kalo ngisi kajian bilang orang awam di luar yang belum ngaji terkadang ngomong gini, kita yang sudah belajar maka gak boleh ngomong gini

Sejatinya anda dan Ustadz anda pun awam cuma tingkatannya berbeda-beda..

Buktinya....Apakah anda bisa membahas satu masalah hukum dari seluruh qiroah Qur'an kemudian dilanjutkan ke mata rantai sanad? Kemudian merinci hukum ushulnya, kemudian dan kemudian....?

Kalo anda bisa benar2 bebas taqlid anda sudah layak jadi mujtahid abad ini

*Ana pribadi lebih suka pembagian kriteria manusia jadi dua : mujtahid dan muqollid karena ini lebih menenangkan diri dan lebih membuat kita tahu diri.

Sesama muqollid belajarlah tahu diri....

Aboud Basyarahil
23 Maret pukul 08.33 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.