Reuni 212

Reuni 212 - Kajian Medina
REUNI (LAGI)

Kalau tidak suka atau kurang setuju dengan kegiatan saudara kita kemarin di Monas (reuni 212), mbok ya kasih argumentasinya yang mencerdaskan gitu loh. Masa disamakan dengan Nabi dulu setelah menang peperangan tidak mengadakan reuni? Saya khawatir, anak SMP kalau baca argumentasi ini akan bisa membantahnya. Kok kaku sekali pemahamannya. Tak heran, hal itu di antara ciri khas kaum tekstualis akut. Sebab, tidak setiap yang tidak ada dalilnya atau contohnya itu dilarang atau diharamkan.

Kalau begitu, cobalah tinggal di hutan. Tidak perlu mengadakan dauroh, takhasus, seminar di gedung atau hotel, dan semisalnya karena Nabi dulu mengadakan pengajian tidak seperti itu. Nabi juga tidak pernah mengadakan pertemuan rutin lainnya seperti acara perpisahan sekolah anak, perlombaan hafalan Qur'an, halal bihalal, pesantren kilat, dan semisalnya.

Tidak ikut atau tidak setuju boleh dan tak ada paksaan. Namun berilah argumentasi yang benar-benar mencerdaskan dan dapat diterima. Saya pun bukan alumni 212 dan juga tak ikut acara reuni kemarin, tapi saya berusaha berbaik sangka; mungkin mereka hendak menyambung ukhuwwah Islamiyyah dengan saudaranya yang lain. Allāhu a'lam.
_______
Tanggapan pertama ada di sini:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1166133246873011&id=100004290395265

Robi Maulana Saifullah membagikan kiriman.
15 jam ·

REUNI

Syaikh al-Ghazālī rahimahullāh berkata:

"Selama Allāh mengetahui niatmu, maka tak usahlah engkau ikut menyibukkan diri mengurusi niat buruk mereka!" Maksudnya, kita tidak pernah tahu niat orang, maka tidak perlu disibukkan dengan prasangka-prasangka buruk terhadap orang lain. Sibukkan saja dengan niat kita masing-masing.

Bicara soal reuni, jangankan ikut reuni, ikut aksi yang dulu saja saya tidak ikut. Apakah saya tidak marah dan tidak peduli dengan agama saya? Tentu saya marah dan peduli ketika agama saya dinistakan meski saya tak ikut aksi.

Lalu apakah saya ikut mencela orang yang ikut aksi atau reuni? Tentu saya tidak ikut mencela mereka. Bahkan saya membelanya ketika dulu ada yang mencelanya. Bagi saya, seandainya celaan itu diperkenankan, maka itu lebih layak ditujukan kepada orang yang membenci Islam baik dari kalangan liberalis atau kawan-kawannya. Lebih layak ditujukan kepada orang yang menolak perda syari'ah, dst.

Pagi tadi, ketika selesai mengisi pengajian tafsir bada subuh, lalu dilanjutkan sarapan berjama'ah dengan jama'ah, ada jamaah yang bertanya begini:

"Ustadz, saya diundang walimahan, apakah saya datang ke walimah atau ikut reuni?" Maka saya jawab: Utamakan hadir ke walimahan.

Lalu ketika hendak pulang, seorang jamaah bertanya lagi, "Ustadz mau datang nanti ke reuni? Berapa pasukan?" Mungkin bapak ini mengira saya termasuk peserta aksi juga. Lalu saya jawab, "Saya tak datang Pak, ada acara." Ia pun berkata lagi: "Kalau begitu doakan kami ya Ustadz.." Maka saya acungkan jempol sambil tersenyum dan mengucapkan, in syā Allāh 👍😃.

Semoga Allāh memberikan kebaikan dan menyatukan hati kaum muslimin. Semoga Allāh mempertemukan kita kembali di surga sehingga kita bisa reuni di tempat yang abadi dan penuh kenikmatan. Aamin.

Robi Maulana Saifullah
1 Desember pukul 13.24

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.