Paris Riot

Paris Riot - Kajian Medina
*“Paris Riot”*

Sedikit cerita tentang kerusuhan di Paris ya?

Telah jadi olok-olokan bahwa rakyat Perancis baru 1x saja dinaikkan harga BBMnya, sudah demo yang berujung kerusuhan besar di Paris… padahal di RI sudah 11x tercatat kenaikan / penurunan harga BBM (baik yang bersubsidi maupun non-subsidi) selama periode rezim Petahana. Jadi kesannya rakyat Indonesia lebih "sabar" gitu ceritanya… he he he… 😅😅😅

Tapi benarkan rakyat Perancis marah disebabkan kenaikan harga BBM yang baru hanya 1x itu? 🤔

Sebenarnya kisah (singkat) di belakang kerusuhan itu adalah begini…

Presiden Perancis, Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron, memang menaikkan harga BBM, tetapi bukan harga BBM itu sendiri yang dinaikkan, namun adanya tambahan komponen pajak sebesar $ 0,30 (30 sen) per gallon dari harga BBM yang sudah $ 7,06 per gallon. Jadi karena tambahan pajak, harga BBM jadi $ 7,36 per gallon.

Untuk apa pajak itu?

Ternyata Emmanuel Macron – yang mantan investment banker – tidak menggunakan pemasukan negara yang didapatkannya dari pajak itu untuk program-program peningkatan kesejahteraan, akan tetapi untuk malah rencana besarnya mereformasi perekonomian Perancis menjadi lebih "pro-bisnis".

Tapi apa iya hanya sekedar pengenaan pajak atas BBM yang dananya malah dipakai untuk program-program pro-bisnis itu yang menyebabkan kerusuhan besar?

Tidak!

Karena Emanuel Macron sudah melakukan beberapa hal yang sangat mendasar, seperti:
⑴. Mengurangi perlindungan terhadap tenaga kerja dengan mempermudah perusahaan untuk merekrut dan memecat pegawainya (di mana ini berhadapan dengan serikat-serikat pekerja).
⑵. Menghentikan / mengurangi subsidi di beberapa sektor, khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan umum.
⑶. Mengurangi pajak bagi perusahaan-perusahaan besar di mana ini dianggap tidak adil bagi rakyat kecil dan menengah.

Jadi walaupun demonstrasi terhadap Emmanuel Macron dipicu oleh kenaikan harga BBM akibat pengenaan pajak, namun issuenya telah berubah menjadi demonstrasi terhadap kebijakannya yang dianggap tidak pro-rakyat dan sangat elitis (berpihak kepada kaum elite / kaya).

⚠️ Hal ini menyakitkan bagi rakyat Perancis yang merasa bahwa negaranya yang didirikan 230 tahun lalu atas dasar prinsip "liberté, égalité, fraternité" (kebebasan, persamaan, persaudaraan).

Selain itu, Emmanuel Macron dianggap tidak becus menangani perekonomian Perancis, karena walaupun perekonomian tetap bertumbuh, tapi pertumbuhannya sangat rendah. Jangan bayangkan level pertumbuhan negara-negara Eropa itu seperti kita yang di level 7%, eh itu janjinya ya, namun pada kenyataannya cuma berkisar di level 5% saja 😔… karena pertumbuhan ekonomi Perancis itu cuma sekitar rata-rata 0,78% dari tahun 1949 s/d sekarang. Adapun semenjak Emmanuel Macron terpilih, tingkat pertumbuhan ekonomi Perancis terus menurun.

Jadi sebenarnya kalau dihitung-hitung soal sabar, memang rakyat di Nusantara ini punya stok kesabaran yang begitu besar. Demonstrasi besar dan rusuh di Perancis itu masih berkisar seputar wilayah perut. Sedangkan aksi unjuk rasa yang melibatkan jutaan manusia di Nusantara ini bisa berlangsung super damai, padahal ia sudah menyentuh perkara agama. Suatu perkara yang paling substansial bagi Ummat Islâm.

Kita bersyukur kepada الله Subhânahu wa Ta‘âlâ bahwa kita memiliki para ‘ulamâ’ pemimpin ummat yang walaupun tetap tegas, namun bisa lembut dan penuh kasih-sayang sehingga tidak mau begitu saja mengorbankan darah ummat.

نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Arsyad Syahrial
53 menit ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.