Fatwa Seenak Perut

Fatwa Seenak Perut - Kajian Medina
*“Fatwa Seenak Perut”*

Heran lah lihat oknum GPK Kokohiyyun ini seenak perutnya saja menyimpulkan perkataan ‘ulamâ’ bahwa kebolehan memberontak kepada penguasa zhôlim itu harus sekaligus ada 5 sebab dan jika salah satu sebab saja tidak ada, maka gugurlah kebolehan itu.

Maka mari kita bandingkan pernyataan tersebut dengan fakta sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949.

Frankly speaking, Rakyat Indonesia itu memberontak kepada Belanda, karena Kerajaan Belanda dengan NICA (Nederlandsch-Indische Civiele Administratie)nya adalah penguasa secara de-jure atas Nusantara menurut PBB dan Sekutu (Allied Nations) sebagai pemenang Perang Dunia II.

Makanya Agresi Militer Belanda, baik Agresi ke-1 (21 Juli 1947) maupun Agresi ke-2 (19 Desember 1948) tidak dinamakan sebagai "Agresi Militer" dalam literatur asing, tetapi dinamakan sebagai "Politionele Acties" (Aksi Kepolisian). Penamaan Agresi Militer itu hanya bisa ditemukan di buku-buku sejarah lokal saja. Jadi jelas macam para pejuang kemerdekaan pada masa itu hanya dianggap sebagai "gerombolan pengacau keamanan" (GPK) atau kini disebut "kelompok kriminal bersenjata" (KKB) saja seperti OPM di Papua. Para pejuang tidak dianggap sebagai "kombatan asing", sehingga tak berlaku Konvensi Jenewa, dan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) bisa bertindak semena-mena dan kejam terhadap para pejuang yang tertangkap.

Mari kita lihat satu per satu, apakah para pejuang kemerdekaan pada Revolusi Kemerdekaan memenuhi persyaratan yang ditetapkan sepihak oleh oknum GPK Kokohiyyun tersebut atau tidak…?

① Penguasa melakukan kekâfiran yang nyata.

❓ Apa iya penguasanya kâfir?

Ternyata pada tahun 1947, Dr Hubertus Johannes van Mook yang merupakan Gubernur Jendral Hindia Belanda (acting) / Pemimpin NICA, dicopot dan digantikan oleh Raden Abdoel Kadir Widjojoatmodjo.

Raden Abdoel Kadir Widjojoatmodjo, yang merupakan murid kesayangan dari Dr Christiaan Snouck Hurgronje, ini adalah seorang muslim, pernah cukup lama pernah tinggal di Makkah, bahkan pernah jadi konsul Belanda di Riyâdh.

Jadi efektifnya, Pemimpin Tertinggi NICA adalah seorang muslim, maka tentunya kalau mengikut ‘aqidah GPK Kokohiyyun, adalah harôm memberontakinya.

②. Penguasa melarang melakukan sholât berjamâ‘ah.

❓ Memangnya kapan NICA pernah melarang-larang Ummat Islâm sholât berjamâ‘ah?

Coba tunjukkan kalau ada larangan NICA yang seperti itu?

Tidak pernah ada ceritanya NICA melarang Ummat Islâm untuk sholât berjamâ‘ah di Masjid.

③. Tidak menimbulkan mafsadat yang lebih besar.

❓ Kapan pernah yang namanya konflik bersenjata revolusi kemerdekaan itu tidak menimbulkan korban jiwa yang besar sih?

Dalam catatan Belanda saja, sedikitnya pejuang kemerdekaan (kombatan) yang tewas 100.000 orang. Sedangkan rakyat sipil yang menjadi korban sedikitnya 500.000 orang.

Iya sih kalau dibanding adem-adem saja di bawah penjahan NICA, tidak ada revolusi kemerdekaan, maka tentunya korbannya juga tidak ada…

④. Benar-benar memiliki kekuatan menumbangkan penguasa yang zhôlim.

❓ Apa iya para pejuang kemerdekaan kala itu punya kemampuan menumbangkan NICA dengan KNILnya?

NICA itu punya 10 divisi KNIL yang bersenjata lengkap dan terlatih dengan baik, bahkan mayoritas pasukannya punya pengalaman tempur sebagai tentara Sekutu di Perang Dunia II.

KNIL dilengkapi peralatan tempur seperti canggih pada masanya seperti:
- tank menengah M4A3 Sherman,
- tank ringan M3A3 Stuart,
- panser M8 Greyhound,
- panser intai M3A1,
- Landing Vehicle Tracked Howitzer.

Sementara TRI-AD jelas tidak punya tank ringan apalagi tank menengah.

Angkatan Udara KNIL pun dilengkapi pesawat pemburu modern P-51 Mustang serta bomber B-25 Mitchel dan B-26 Invander. Sementara TRI-AU hanya punya beberapa pesawat tua rongsokan peninggalan Jepang yang berhasil diperbaiki semacam Yokosuka K5Y (buatan 1934) dan Nishikoren NK 158 (buatan 1938).

Senjata KNIL pun juga modern, yaitu senapan tempur semi-otomatis M1 Garand dan karaben M1A1. Sedangkan pejuang kemerdekaan, senjatanya kebanyakan senapan manual peninggalan Jepang, bahkan tak sedikit yang bersenjatakan bambu runcing saja!

⑤. Ada sosok yang lebih baik sebagai pengganti si penguasa zhôlim.

❓ Apa iya ketika itu sosok pemimpin pejuang kemerdekaan Indonesia lebih baik ketimbang Raden Abdoel Kadir Widjojoatmodjo?

FYI, Perdana Menteri Indonesia dari 3 Juli 1947 s/d 29 Januari 1948 itu dijabat oleh Amir Sjarifoeddin yang ternyata adalah seorang Komunis, di mana pada tengah malam tanggal 19 Desember 1948 di Ds Ngalihan, ia dieksekusi oleh seorang Letnan Polisi Militer karena terlibat pemberontakan PKI Madiun pimpinan Moeso.

Jadi…

‼️ Kalau pakai standard dan logikanya GPK Kokohiyyun -sebagaimana ditulis di screenshot tersebut- maka jelas seluruh pejuang kemerdekaan Indonesia adalah Khowârij yang bughôt kepada pemerintahan yang sah NICA yang dipimpin oleh seorang muslim. Bahkan pemimpin RI pun ketika itu ternyata adalah seorang Komunis!

Mau ngakak???

Silakan…!!!

🤣😂🤣😂🤪

Kalau mengikuti pendapat sesat GPK Kokohiyyun itu, maka mungkin sampai sekarang Indonesia masih jadi wilayah jajahan (kolonial) Kerajaan Belanda.

Adapun pertanyaannya bagi kita, Ummat Islâm, adalah: apakah masih mau merujuk perkara agama kepada ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun itu?

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.

❤ Kita berdo'a:

اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَظْلَـم أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
{allôhumma innî a-‘ûdzubika an adhilla aw udholla aw azilla aw uzalla aw azhlima aw uzhlama aw ajhala aw yujhal ‘alayya}

(arti) "Wahai Allôh, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan oleh orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan oleh orang lain, dari menzhôlimi diriku atau dizhôlimi oleh orang lain, dari berbuat bodoh atau dibodohi oleh orang lain."

Fatwa Seenak Perut - Kajian Medina

Arsyad Syahrial
14 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.