Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi –rahimahullah- (wafat : 1316 H) berkata :
والمجتهد الْمُطلق هُوَ من يقدر على استنباط الْأَحْكَام من الْأَدِلَّة ومجتهد الْمَذْهَب هُوَ الَّذِي يقدر على الاستنباط من قَوَاعِد إِمَامه كالمزني والبويطي ومجتهد الْفَتْوَى من يقدر على التَّرْجِيح لبَعض أَقْوَال إِمَامه على بعض كالنووي والرافعي لَا كالرملي وَابْن حجر لِأَنَّهُمَا مقلدان فَقَط
“Mujtahid mutlak, adalah seorang yang mampu untuk memetik/menetapkan berbagai hukum dari berbagai dalil (secara langsung, seperti imam Asy-Syafi’i). Mujtahid madzhab adalah seorang yang mampu untuk memetik/menetapkan berbagai hukum dari berbagai kaidah (yang disusun) oleh imamnya (yaitu Asy-Syafi’i) seperti imam Al-Muzani, dan imam Al-Buwaithi. Mujtahid fatwa adalah seorang yang mampu untuk “mentarjih” (menguatkan) terhadap sebagian pendapat imamnya atas pendapat yang lain, seperti Imam Imam An-Nawawi dan imam Ar-Rafi’i, bukan seperti imam Ar-Ramli dan Imam Ibnu Hajar (Al-Haitami) karena keduanya hanya “Muqallid” saja.”
Komentarku (Al-Jirani) :
Jika sekelas imam Ar-Ramli dan Ibnu Hajar Al-Haitami saja masih level “muqallid” yang tidak boleh mentarjih suatu pendapat di dalam madhzab apalagi melakukan istimbath hukum, lantas dimana posisi kita ?
وَيجب على من لم يكن فِيهِ أَهْلِيَّة الِاجْتِهَاد الْمُطلق أَن يُقَلّد فِي الْفُرُوع وَاحِدًا من الْأَئِمَّة الْأَرْبَعَة الْمَشْهُورين وهم الإِمَام الشَّافِعِي وَالْإِمَام أَبُو حنيفَة وَالْإِمَام مَالك وَالْإِمَام أَحْمد بن حَنْبَل رَضِي الله عَنْهُم وَالدَّلِيل على ذَلِك قَوْله تَعَالَى {فاسألوا أهل الذّكر إِن كُنْتُم لَا تعلمُونَ} 21 الْأَنْبِيَاء الْآيَة 7 فَأوجب الله السُّؤَال على من لم يعلم وَيلْزم عَلَيْهِ الْأَخْذ بقول الْعَالم وَذَلِكَ تَقْلِيد لَهُ
“Maka wajib bagi seorang yang tidak memiliki keahlian untuk berijtihad secara mutlak, hendaknya dalam masalah furu’ (cabang agama, maksudnya dalam masalah fiqh) bertaqlid kepada salah satu dari imam yang empat yang masyhur. Mereka adalah Imam Asy-Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal –radhiallahu Ta’ala ‘anhum-. Dalil untuk hal ini, firman Allah Ta’ala : “Hendaknya kalian bertanya kepada ahli dzikir jika kalian tidak mengetahui”[QS. (21) Al-Anbiya’ : 7]. Allah mewajibkan “untuk bertanya” kepada seorang yang tidak tahu dan mengharuskannya untuk mengambil pendapat seorang alim. Dan ini merupakan bentuk taqlid kepadanya.”
Komentarku (Al-Jirani) :
Bermadzhab, sebenarnya merupakan salah satu realisasi (pengamalan) dari firman Allah Ta’ala dalam surat : Al-Anbiya’ : 7, jadi bukan sesuatu yang tanpa dalil. Dan madzhab yang layak untuk diikuti sebagai wasilah yang akan mempermudah seseorang dalam memahami masalah furu’ agama, serta untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi hanyalah empat madzhab saja, yaitu Madzhab imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hambal.
وَلَا يجوز تَقْلِيد غير هَؤُلَاءِ الْأَرْبَعَة من بَاقِي الْمُجْتَهدين فِي الْفُرُوع مثل الإِمَام سُفْيَان الثَّوْريّ وسُفْيَان بن عُيَيْنَة وَعبد الرَّحْمَن بن عمر الْأَوْزَاعِيّ وَلَا يجوز أَيْضا تَقْلِيد وَاحِد من أكَابِر الصَّحَابَة لِأَن مذاهبهم لم تضبط وَلم تدون
“Tidak boleh untuk taqlid kepada selain empat imam ini dari para ulama’ mujtahid yang tersisa dalam masalah furu’ (cabang agama, maksudnya dalam masalah fiqh) seperti imam Sufyan Ats-Tsauri, Sufyan bin ‘Uyainah, dan Abdurrahman bin Umar Al-Auzai. Juga tidak boleh untuk taqlid kepada salah satu sahabat senior, karena madzhab mereka (para sahabat senior dan para imam mujtahid selain imam yang empat) belum mundhabith (belum baku, masih berubah-ubah dengan perubahan generasi dan zaman) serta belum tercatat/tersusun (secara rapi dan teratur).”
Komentarku (Al-Jirani) :
Semua madzhab di luar empat madzhab yang telah disebutkan, sudah tidak direkomendasikan untuk diikuti. Jika madzhab-madzhab besar di zaman itu seperti madzhab sufyan Ats-Tsauri, Sufyan bin ‘Uyainah, Al-Auzai, saja tidak direkomendasikan untuk diikuti karena tidak mudhabith, maka bagaimana dengan madzhab di zaman ini ?
Demikian coretan kali ini. semoga bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu kepada kita sekalian. Barakallahu fiikum jami’an.
Karanganyar, 13, Rabi’ul Awwal 1440 H
Abdullah Al Jirani
Abdullah Al Jirani
5 jam ·
Sumber : https://web.facebook.com/abdullah.aljirani.37/posts/364591010978871?_rdc=1&_rdr
#Abdullah Al Jirani