[Biasakan membaca sampai habis]
Oleh : Faruq Sinambela (Santri Tareem,Hadhromaut)
Berkata Al-imam As-Suyūthiy rohimahullah :
"Sesungguhnya kelahiran Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah seagung-agung kenikmatan,dan wafatnya beliau Shallallahu 'alaihi wasallam adalah seberat-berat musibah,dan syariah menyeru untuk menampakkan syukur atas segala kenikmatan,sabar dan tenang menghadapi musibah,dan islam memerintahkan untuk melaksakan aqiqah ketika lahiran sebagai bentuk menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan atas kehadiran sang anak,dan tdk memerintahkan sama sekali utk aqiqah atas kematian,bahkan dilarang untuk meratap dan gelisah,maka kaedah syariah menunjukkan akan anjuran menampakkan rasa gembira di bulan ini atas kelahiran Shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak menunjukkan kesedihan atas wafat beliau.(Al-Hawiy Lil Fatāwa Lis-suyūthiy (1/226)
Dari tahun ketahun masalah maulid adalah masalah yang terus diperdebatkan oleh para muqollidūn,Si A bilang hukumnya boleh karena taqlid ucapan ulama fulan,sedang si B mengatakan hukumnya harom/bid'ah karena taqlid kepada ucapan ulama fulan,kalau sekiranya hanya muqollid kenapa harus saling menyalahkan ?
Apakah ada ulama yg membolehkan acara perayaan maulid ??
Banyak ulama yang membolehkan acara perayaan maulid nabi Shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya imam Abu khottob ibnu dihyah,Qodhil jama'ah Asy-syathibiy,Al-Imam Al-Muhaddits As-sakhoowiy,Syaikhul islam umar bin ruslan bin nashr albulqīniy,Abu Syāmah (gurunya imam nawawiy),imam ibnu hajar al-'Asqolāniy,imam ibnu katsir ad-dimasyqiy,imam jalaluddin as-suyuthiy,ibnul jauziy,ibnu hajar al-haitamiy,serta sederet ulama lainnya yg membolehkannya.
Dan ada diantara ulama yang melarang acara perayaan maulid diantaranya imam ibnul hāj almālikiy (beliau mengharamkan maulid),Allamah Al-Fākihāniy (beliau menghukumi makruh acara maulid)
Adapun sisa ulama lainnya "kebanyakan mereka" bukan melarang dzat acara maulidnya tapi melarang dikarenakan adanya ritual harom (seperti syair-syair yang berbau syirik) dan adanya kemungkaran (seperti bercampur baur lelaki dan perempuan) sehingga dalam kontek ini khilafnya hanya khilaf shuwariy.
Adanya syair-syair berbau syirik atau campur baur lelaki perempuan itu tidak serta merta mengharamkan/membid'ahkan acara perayaan maulid,seperti umpamanya ada acara sholat idul fitri dilapangan,acara ritual ibadah sholat idul fitri tersebut dipenuhi dengan syair-syair syirik dan musik apakah lantas kita mengharamkan sholat idul fitrinya ? Ya gak dong,cukup dibuang kemungkarannya saja.
Acara maulid itu bid'ah ?
البدعة : ما أحدث ليس له أصل في الشرع
"Bid'ah itu adalah : Apa saja yang diada-adakan "tanpa ada asalnya didalam syariat".(Ibnu Hajar,Fathul Bāriy,bab iqtidā' bisunan rosulillah)
Didalam acara maulid ada dzikir,ada penyampaian asy-syamāil muhammadiyyah,bersedekah,serta memberi makanan hadirin,ini semua kebaikan dan ada asalnya didalam syariat,sehingga sangat jauh kalau dikatakan bahwa maulid itu bid'ah.
Kesimpulannya :
PERTAMA : "Kebanyakan" kita hanya muqollid,jika kamu mantap mengambil pendapat ulama yang membolehkan maka silahkan ambil tanpa menganggap rendah mereka yg tdk maulidan,jika kamu mantap mengambil pendapat ulama yg melarang maulidan maka silahkan ambil tanpa membid'ah-bid'ahkan mereka yg maulidan,dengan gitu kita akan terus rukun dan saling menghormati.
KEDUA : Anda yang mengambil pendapat bahwa maulid itu boleh maka hendaklah mematuhi aturannya,terkhusus panitia acara hendaknya menjauhkan acara mulia ini dari ritual-ritual yang berbau syirik,begitu juga menertibkan tempat duduk jamaah agar tidak bercampur antara lelaki dan perempuan.
KETIGA : Berbeda pendapat boleh,diskusi ilmiyah boleh,hujat-hujatan jangan,Allah tidak suka itu.
SELESAI_Rabu,13 Robi'ul Awwal 1440 H,Didalam kamar
Semoga bermanfaat,BARAKALLAHU FIIKUM
Faruq Sinambela
8 jam
#Faruq Sinambela