Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina
ADAB dan AKHLAQ Pencari Ilmu kepada Guru

ADAB dan AKHLAQ Pencari Ilmu kepada Guru terkadang Jarang diajarkan dalam majelis ilmu atau pelatihan Ruqyah...maka kita perlu mempelajari nya agar kita mendapat keberkaham ilmu dari guru2 kita...

Menghormati Guru

Karena pada dasarnya ilmu itu tidak bisa dipelajari dari buku, akan tetapi harus dari guru yang membimbingmu rne-nguasai kunci-kunci belajar agar engkau selamat dari kesalah-an dan ketergelinciran; oleh karena itu, engkau harus menjaga sikap hormat kepada guru. Sungguh, sikap hormat kepada guru merupakan indikasi kesuksesan, keberhasilan, dan taufik. Hendaklah engkau menghormati, memuliakan, menghargai, dan bersikap ramah kepada gurumu. Laksanakan semua adab sopan santun kepada guru ketika engkau duduk bersamanya dan ber-bicara dengannya.

Hendaknya engkau bertanya dengan baik, mendengar dengan saksama, sopan dalam membaca buku dan membawa buku di hadapannya. Jangan bersikap lancang dan ber-debat di hadapannya. Jangan mendahuluinya berbicara atau berja-lan. Jangan banyak bicara di hadapannya, menyela pembicaraan dan pelajarannya, atau mendesaknya menjawab pertanyaan.

Hindarilah banyak bertanya, terutama di hadapan khalayak ramai. Sebab, semua itu akan membuatmu lupa diri dan gurumu bosan.

Jangan memanggil gurumu dengan menyebut namanya saja atau menyebut nama dan julukannya, misalnya: "Wahai Guru Fulan!" Tetapi, katakan, "Wahai guruku!" Atau, "Wahai guru kami!" Jangan menyebut namanya karena yang demikian itu lebih santun. Jangan berbicara kepadanya dengan menggu-nakan kata ganti "kamu" atau memanggilnya dari jauh kecuali dalam keadaan darurat.

Perhatikan petunjuk yang disebutkan oleh Allah lg ten-tang adab kepada "guru yang mengajarkan kebaikan kepada se-luruh manusia", yaitu Nabi Muhammad Saw dalam firman-Nya
"Jangan kaujadikan panggilanmu kepada Rasul seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian lain..." (An-Nur [24: 64)
Tidak sepatutnya engkau memanggil ayah kandungmu dengan panggilan, "Wahai Fulan (menyebut namanya ) atau "Wahai Ayahku Fulan!" Begitu pula halnya, tidak baik jika engkau memanggil gurumu seperti itu

Berusahalah selalu menghormati forum belajar, menunjukkan rasa gembira terhadap pelajaran, dan mengambil manfaat darinya.Jika engkau mengetahui kesalahan atau kekhilafan guru, jangan sampai hal itu menjatuhkan kedudukannya di matamu, karena sikap itu akan menyebabkanmu terhalang dari menda-patkan ilmunya. Siapakah orang yang bisa sama sekali bersih dari kesalahan?
Hindari melakukan hal-hal yang mengesalkan guru dan apa yang disebut oleh orang-orang Arab keturunan sebagai "perang urat saraf", yaitu: menguji kemampuan ilmiah dan kesabaran guru.

Jika engkau memandang perlu pindah kepada guru lain maka mintalah izin kepadanya. Itu lebih memelihara sikap hor-matmu kepadanya dan lebih menjaga hatinya agar tetap mencintai dan menyayangimu.
Laksanakan berbagai adab lain yang secara naluriah bisa diketahui oleh setiap orang yang mendapat taufik dan diberkati dalam rangka memenuhi hak gurumu sebagai "ayah spiritual" atau yang dalam beberapa konstitusi disebut sebagai "radha ad-abi". Sebutan "ayah spiritual" yang dilakukan oleh para ulama lebih tepat, namun meninggalkannya lebih baik. Ketahuilah, se-suai dengan kadar penjagaan rasa hormatmu kepada guru akan diperoleh kesuksesan, sebaliknya sesuai dengan kadar pengabai-annya terlihat tanda-tanda kegagalan. (Hilyah Fi Tholabul Ilmi)

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina

Adab dan Akhlaq Pencari Ilmu Kepada Guru - Kajian Medina

Perdana Akhmad Qhi
8 November pukul 18.12 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.