Ini menyadarkan beberapa ikhwah untuk mulai aktif bergerak memberantas berbagai tradisi sesaji yg ada di seluruh nusantara ini. Di Cilacap kemarin ada yang membubarkan acara sesaji. Inilah pejuang tauhid sejati, bukan yg cuma bisa koar-koar penegak tauhid tapi aplikasi nol.
Bahkan saking bodohnya sebagian orang karena salah dalam memahami ketaatan pada waliyyul amri sampai-sampai mengkritisi usaha para ikhwah tersebut dgn berpedoman pada hadits dhaif Iyadh bin Ghanm ttg larangan menasehati penguasa secara terbuka.
Ditambah lagi mengatakan mau taat kepada pemimpin dalam hal yang makruf. Padahal kesyirikan itu semunkar-munkarnya perbuatan, jadi apanya yang makruf, dodol.
Ubadah bin Shamit saja ketika Mu'awiyah membolehkan menukar bejana emas dgn dirham tanpa memperhatikan timbangan maka Ubadah menentangnya secara terbuka dan mengumumkan itu di hadapan orang banyak, padahal Mu'awiyah ada udzurnya yaitu belum sampai padanya larangan tersebut. Silakan lihat di shahih Muslim.
Bayangkan itu dilakukan Ubadah kepada gubernur yg sah penegak syariah sahabat Rasulullah. Lalu bagaimana dgn penentang syariah yang menghidupkan kemusyrikan?
Anshari Taslim
14 Oktober pukul 06.41 ·
#Anshari Taslim