Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafidzahullah- Ta’ala pernah ditanya :
Soal : Apakah wajib bagi setiap muslim untuk mengikuti madzab di negara yang dia tinggal di dalamnya, ataukah dia mempelajari hukum-hukum suatu madzhab lalu dia mengikutinya ?
Jawab : Apabila penduduk suatu negeri di atas madzhab yang shahih, yaitu salah satu madzhab dari madzhab Ahlus Sunnah, maka JANGANLAH DIA MEMISAHKAN diri darinya. Di atas madzhab yang shahih, dari madzhab Ahlus Sunnah, seperti Syafi’iyyah, Hanafiyyah, Hanabillah, dan Malikiyyah. Madzhab-madzhab ini, Alhamdulillah madzhab sunniyyah dan (direkomendasikan) untuk dipelajari. Maka JANGANLAH SEORANG KELUAR dari (madzhab) mereka, JANGANLAH MEMISAHKAN diri dari mereka, dan JANGAN MEMBUAT KEKACAUAN kepada mereka.
-selesai penukilan-
Kalau demikian, maka pertanyaannya, apa madzhab mayoritas di negerimu ?
Kisah unik : Dulu, ada sebuah masjid jam’i di sebuah kota kabupaten imamnya senantiasa mengeraskan bacaan basmalah di shalat jahriyyah. Setelah itu ganti imam, basmalah dilirihkan dalam waktu beberapa tahun. Tapi beberapa bulan ini, imamnya ganti dan kembali ke madzhab Syafi’iyyah dengan mengeraskan basmalah. Alhamdulillah rabbil ‘alamin.
Abdullah Al-Jirani
[Pembina dan pengasuh di LDBI “Darul Hikmah”, Solo – Indonesia]
Abdullah Al Jirani
10 September pukul 07.17
Sumber : https://www.facebook.com/abdullah.aljirani.37
#Abdullah Al Jirani