Mengapa Memilih Madzhab Syafii?

Mengapa Memilih Madzhab Syafii?
MENGAPA MEMILIH MADZHAB SYAFII..?

Tugas orang awam adalah berijtihad untuk memilih Imam mana yang paling layak untuk ditaqlidi. Dan sebagai orang awam yang baik, Saya telah memutuskan untuk memilih Imam Syafii sebagai Imam yang ijtihadnya diikuti. Juga para Ash-haab dan para Ulama yang berijtihad di atas madzhabnya. Sambil terus belajar untuk menelaah fatwa, pendapat, dan keterangan para Ulama madzhab untuk bisa mengambil pendapat yang paling kuat.

Apakah dengan ini berarti Saya tidak menghargai Ulama selain Imam Syafii atau Ulama di luar madzhab Syafii?

Bahkan, pendapat-pendapat Ulama di luar madzhab juga dinukil dan dijadikan pertimbangan pada saat ingin mengambil keputusan, terutama bila pendapat-pendapat di dalam madzhab belum tampak jelas atau sebagai sebuah literatur perbandingan madzhab.

Namun tentu, untuk ke arah sana, perjalanan masih cukup panjang, maka mengawali dari para Ulama madzhab Syafii, yang di dalamnya terdapat khazanah keilmuan yang sangat luasz dan juga dihuni oleh para Muhadditsin, maka tidak berlebihan bila Saya sebagai pemula mencukupkan diri pada pendapat Ulama madzhab sebelum menukil pendapat para Ulama di luar madzhab.

Kalau persoalannya kenapa memilih Imam Syafii, maka tentu ini bersifat personal, dan setiap orang boleh memilih Imam mana yang akan diikutinya. Dan bila ia memang yakin mampu untuk melakukan perbandingan madzhab dan tarjih (mencari pendapat yang paling unggul), itu lebih utama lagi.

Adapun Saya, setidaknya ada tiga alasan mengapa memilih madzhab Imam Syafii:

1. Madzhab Syafii adalah madzhab yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Sehingga akses untuk mempelajarinya jauh lebih mudah daripada mempelajari madzhab selainnya. Guru-gurunya mudah untuk dijumpai, dan kitab-kitabnya begitu tersebar luas untuk dimiliki dan dikaji. Sejak kecil pun saat memulai belajar Islam, baik di rumah, sekolah formal, atau madrasah Saya dididik dengan pendapat-pendapat dalam madzhab Syafii. Kemudian secara amalan, juga tidak akan banyak menimbulkan fitnah atau polemik di tengah-tengah masyarakat, disebabkan amalan-amalan yang telah tersebar secara turun-temurun (secara umum) merupakan amalan-amalan yang diambil dari ijtihad para Ulama madzhab Syafii.

2. Sosok Imam Syafii itu sendiri. Tidak ada yang meragukan kapasitas beliau dalam bidang hadits dan fiqih. Bahkan, beliau berhasil menghimpun dua madrasah dalam madzhabnya, Madrasah Ahlir Ra'yi dan Madrasah Ahlul Hadits. Sanjungan dan pujian para Ulama semasanha tidak terhitung jumlahnya. Tentu, tanpa merendahkan kedudukan para Imam yang lain, karena mereka semua adalah para Ulama pewaris Anbiyaa. Masing-masing memiliki kelebihan yang tidak dimiliki Ulama selainnya.

3. Dari sisi Ushul dan Furu madzhab dan beragam khazanah keilmuan di dalamnya. Madzhab Syafii memiliki Ushul dan Furu madzhab yang langsung ditulis oleh Imamnya. Ini berbeda dengan madzhab fiqih yang lain. Selain itu, madzhab ini dihuni oleh para Muhadditsin dan Muhaqqiq yang membuat keakuratan ijtihad terjaga untuk selalu dekat dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Madzhab ini juga dihuni oleh para Ulama yang mahir dalam beragam bidang keilmuan, selain para Ahli Hadits, madzhab ini dihuni oleh para Muqri, Mufassir, Muarrikh, dan selainnya dari para Ulama dari beragam disiplin ilmu. Hal ini membuat madzhab Syafii begitu kaya dengan khazanah keislaman. Dan sekali lagi, tentu tanpa menafikan para Ulama di luar madzhab Imam Syafii, karena mereka semua adalah para pewaris Anbiyaa yang mesti kita hormati dan hargai usaha serta ijtihadnya. Wallaahu a'lam.

Mengapa Memilih Madzhab Syafii?


Semoga bermanfaat.

-Laili Al-Fadhli-
Semoga Allaah mengampuninya dan keluarganya. Aamiin.
27 Juni pukul 00.06

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.