Siapa GPK Kokohiyyun? - Part 3

Siapa GPK Kokohiyyun? - Part 3
*“Siapa GPK Kokohiyyun?” - Part 3*
Melanjutkan bahasan tentang "Siapa GPK Kokohiyyun", bagi yang baru menyimak, silakan dibaca dulu Part 2 – link: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=164217554250417&id=145550472783792
 Jika ternyata faktanya para "Pengaku Salafiy" (Salafiy Maz‘ûm) itu berkelompok-kelompok, maka bagaimana cara yang mudah untuk mengenalinya?
 Sebenarnya cara yang mudah untuk mengenalinya adalah dengan menyebutkan nama, tetapi hal itu bisa membuat kita bermasalah dengan UU ITE, jadi kita sebutkan saja ciri-cirinya sebagai berikut:
⒜. Sejatiyyun Level 1 dan Level 2 itu ngustad-ngustadnya tidak akan ada rekaman kajian yang menampilkan wajah (video) mereka di socmed, paling-paling hanya rekaman audio (suara) saja. Karena mereka sangat anti terhadap TV dan video.
⒝. Sejatiyyun Level 1 dan 2 mendakwa bahwa ngustad-ngustad MLM dan Kokohiyyun telah terkena fitnah Sururî. Tulisan mereka bahasanya sangat-sangat kasar macam orang rendahan, sama sekali tidak mencerminkan tingkat intelektualitas dan level akademik yang tinggi.
⒞. Adapun Sejatiyyun Level 3 (MLM) dan Kokohiyyun, maka rekaman video kajian ngustad-ngustad mereka akan dengan mudah didapatkan eksis bertebaran di socmed.
⒟. Kokohiyyun adalah yang ngustad-ngustadnya sangat tenar tampil di rekaman video di socmed maupun di radio / tv da‘wah yang stickernya banyak dipasang di mobil / motor para pengikutnya. Sticker tersebut sekaligus juga menandakan tingkat kekokohan dalam bermanhaj.
 Mengapa Sejatiyyun Level 1 dan 2 kurang begitu dikenal oleh Ummat Islâm?
 Karena arahan dari ngustad-ngustad Sejatiyyun Level 1 adalah untuk sama sekali meninggalkan socmed. Sedangkan Level 2 sangat sedikit sekali yang bermain socmed. Adapun Level 3, maka masih lumayan banyak yang bermain socmed.
 Apa pasalnya terjadi perpecahan di antara para "Pengaku Salafiy" tersebut?
 Sebenarnya pada awalnya mereka bersatu, walau ada sedikit banyak gesekan, namun masih wajar dan lumrah. Adapun ketika muncul perbedaan pendapat tentang hukum dari "organisasi" dan "yayasan", kemudian juga tentang "ijazah" dan "pondok pesantren bagi akhowat", kemudian soal "menampilkan wajah dalam video rekaman kajian", nah dari situlah akhirnya mereka berpecah-belah sampai akhirnya menjadi Sejatiyyun Level 1, Level 2A dan 2B, Level 3, dan Kokohiyyun. Bahkan di Kokohiyyun pun kini sudah mulai tampak jelas ada perpecahan akibat masalah boleh tidaknya berorganisasi.
 Apa akar penyimpangan dari para "Pengaku Salafiy" tersebut?
 Akar penyimpangan mereka adalah pada "Tauhîd Uluhiyyah" atau tentang per‘ibadahan kepada الله Subhânahu wa Ta‘âlâ. Mereka itu disebut ber‘aqidah Neo-Murji-ah karena sekaligus menggabungkan ‘aqidah Murji-ah dengan ‘aqidah Khowârij.
Sederhananya harus paham bahwa konsep îmân bagi Ahlus-Sunnah itu adalah: suatu pengakuan DAN ketundukan di dalam hati sanubari DAN ucapan kata di lisan DAN perbuatan anggota badan - di mana îmân itu dapat bertambah karena melakukan keta'atan dan berkurang karena melakukan kemaksiyatan.
Perhatikan kata sambung "DAN" (yang artinya harus sekaligus eksis kesemuanya) serta konsep bahwa îmân itu dinamis (bisa naik dan bisa turun).
Adapun konsep îmân bagi Murji-ah adalah îmân itu hanya pengakuan di dalam hati, adapun ucapan dan perbuatan hanya pelengkap atau sebagai bukti dari îmân, jadi îmân dan ‘amal itu terpisah.
Beda jauh kan dengan konsep îmân bagi Ahlus-Sunnah?
Itulah mengapa mereka disebut "murji-ah ma‘al hukkâm", yaitu karena mereka menolak bahkan mengingkari kewajiban menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar terhadap hukkâm yang zhôlim, bahkan menganggapnya sebagai fitnah yang dapat merusakkan keamanan Dunia. Sementara mereka tetap menganggap diri mereka masih orang-orang yang berîmân secara utuh walau mengingkari kewajiban amar ma‘rûf nahyi munkar terhadap hukkâm.
Disebut "khowârij ma‘ad du‘ât" karena mereka bermudah-mudah menyesat-nyesatkan para da‘i yang mengajak kepada al-Qur-ân dan as-Sunnah serta ishlah namun berbeda pendapat tentang hal-hal yang bershifat furu‘iyyah (kecabangan) dan ijtihadiyyah dengan mereka.
Demikian, semoga dapat dipahami… lain waktu akan disambung lagi, إن شاء الله.

Sumber : https://www.facebook.com/sahabatacad/

baca juga :


Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.