Siapa GPK Kokohiyyun? - Part 4

Siapa GPK Kokohiyyun? - Part 4
*“Siapa GPK Kokohiyyun?” - Part 4*
Melanjutkan bahasan tentang "Siapa GPK Kokohiyyun", bagi yang baru menyimak, silakan dibaca dulu Part 3 - link: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=164457364226436&id=145550472783792
 Kita tahu bahwa GPK Kokohiyyun itu dagangannya adalah ‘aqidah sesat mutant hybrid abominasi "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât", lalu bagaimana mereka bisa mempertahankan agar pengikutnya tetap setia pada gerombolannya?
 Agar pengikutnya tetap setia dengan gerombolan / sektenya, maka maka setiap gerombolan atau sekte sesat itu pasti punya modus di dalam berda‘wah menyerukan kesesatannya. Sebab kalau tidak, pengikutnya akan tersadar tentang kesesatan dari gerombolan / sekte tersebut.
Secara garis besar, ada 3 modus utama yang digunakan oleh sekte-sekte sesat di Dunia untuk mempertahankan pengikutnya agar tetap berada di dalam kesesatan.
 Apa-apa saja modus yang biasa digunakan oleh gerombolan / sekte sesat itu?
 Modus pertama adalah berani dengan tak tahu malu mengklaim bahwa kebenaran hanya ada pada gerombolan / sektenya saja – sedangkan di luar gerombolan / sektenya, maka tiada satupun yang selamat ‘aqidah (believe)nya ataupun manhaj (way of life)nya, sehingga tiada kebaikan yang bisa diambil.
Dagangan sekte sesat GPK Kokohiyyun itu adalah: hanya mereka saja yang selamat manhajnya, di mana implikasinya adalah meskipun di luar sekte sesat GPK Kokohiyyun itu terlihat sangat jelas ada banyak kebaikan, namun kebaikan itu sama sekali tak berguna karena dasar manhajnya sudah salah (menurut versi mereka).
Makanya kita melihat:
✗ Adanya istilah "Ustâdz Sunnah", "Masjid Sunnah", "Sekolah Sunnah", "Travel ‘Umroh Sunnah", "Perumahan Sunnah", dlsb. Bahkan mencari pedagang saja bermanhaj Salaf, atau mencari tukang bermanhaj Salaf.
✗ Waktu ada tabligh akbar gerombolannya, di mana kebetulan saat bersamaan ada pawai Ummat Islâm, mereka berani menuliskan status yang kira-kira bunyinya: "1 golongan ada di Istiqlâl, 72 golongan di jalanan", karena mereka mengklaim bahwa diri merekalah al-Firqotun-Najiyah itu.
✗ Menuduh jutaan Ummat Islâm yang turun Aksi Bela Islâm (1410, 411, 212) sebagai "Persatuan Kebun Binatang" alias sesat semua.
GPK Kokohiyyun itu sangat suka menggadang-gadang istilah "nyunnah" dan "tidak nyunnah", tentunya dengan klaim sepihak bahwa sekte mereka lah "yang nyunnah" (maksudnya: hanya mereka yang sesuai Sunnah), sedangkan kelompok selainnya dianggap sebagai "tidak nyunnah" (maksudnya: ahlul-bid'ah). Maka dari itu keluarlah istilah "Kajian Sunnah" yang selalu digunakan untuk menyebut majlis-majlis mereka, istilah "Ustâdz Sunnah" disematkan untuk ngustad-ngustad mereka, dan "sudah kenal Sunnah" dilabelkan kepada para pengikut GPK Kokohiyyun.
Pokoknya, semua yang serba "Sunnah" mereka rampas dari Ummat Islâm, sehingga di luar mereka, semua dianggap sebagai tidak nyunnah alias pelaku kebid‘ahan yang sesat dan ada di Neraka.
Konyolnya, walaupun klaim istilah "Bermanhaj Salaf", "Menebar Cahaya Sunnah", "al-Atsarî", dlsb, sudah mereka klaim semua, akan tetapi karena hakikatnya mereka itu ada di atas kesesatan, maka sifat-sifat buruk, keserakahan, dan kerakusan mereka itu sama sekali tidak bisa ditutup-tutupi. Akhirnya, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian sebelumya dari serial tulisan "Siapa GPK Kokohiyyun?" ini, ternyata di kalangan para Pengaku Salafiy (Salafiy Maz‘ûm), sesama pengklaim kebenaran, malah terjadi saling cakar-akaran dan bertengkar memperebutkan siapa yang paling nyunnah, dan siapa yang paling kukuh lagi sejati kesalafiyannya. Makanya kita mengenal ada Sejatiyyun yang berlevel-level, atau Kokohiyyun yang walau kelihatan solid di luar tetapi sesungguhnya berkubu-kubu.
Semua itu cakar-cakaran dan pertengkaran itu terjadi sementara mereka semua mengaku sebagai "Bermanhaj Salaf" dan menggadang-gadang bahwa: "tidak ada persatuan kalau tidak di atas manhaj yang benar".
Maka dari itu, apabila ditanyakan betul kepada kebanyakan dari mereka (kroco-kroconya) tentang apa sebenarnya manhaj itu, maka mereka akan kebingungan menjawabnya - dan kalaupun bisa memberikan jawaban, maka itu akan berbelit-belit dan tak jelas juntrungannya.
Kenapa?
Karena kebanyakan dari mereka hanyalah orang-orang lugu yang diperalat saja.
Sementara kalaupun mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan menggunakan bahasa yang sederhana, maka manhaj itu tidak lagi menjadi sesuatu yang ekslusif hanya ada di gerombolan mereka saja.
Kenapa?
Sebab, Ummat Islâm yang ada di luar gerombolan mereka pun ternyata juga bermanhaj Salafus-Shôlih, di mana hal ini sangat-sangat berbahaya karena mengancam eksistensi gerombolannya sebagai "Pemegang Cap Kebenaran" dan "Pemberi Sertifikat Kelurusan Manhaj".
Itu modus yang pertama.
 Baiklah, kalau begitu apa modus yang kedua?
 Modus kedua adalah: membunuh karakter da‘i dan asatidz yang mengajak kepada al-Qur-ân dan as-Sunnah serta ishlah yang ada di luar sektenya.
GPK Kokohiyyun itu sangat gencar mencari-cari kekurangan da‘i dan asatidz lain, khususnya dari kalangan orang ‘alim yang sangat memahami kesesatan ‘aqidah dari GPK Kokohiyyun itu.
Kita menyaksikan betapa rajinnya mereka dalam mencari-cari kesalahan di menit dan detik dari ribuan jam videonya Ust Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله dan Ust Abdul Somad, Lc MA حفظه الله untuk kemudian di-cut dan di-paste menjadi video baru yang kemudian di-framing bahwa UAH dan UAS itu begini dan begitu, maka dari itu UAH dan UAS itu manhajnya bermasalah bahkan sesat.
Begitu juga mereka dengan tak tahu malunya mencari-cari tweet lama dari Ust Oemar Mita, Lc untuk dipermasalahkan. Atau juga poster-poster kajian Ust Hanan Attaki, Lc untuk di-framing.
Makanya apabila ada da‘i atau asatidz yang memang berbuat kekeliruan, ataupun tergelincir, maka GPK Kokohiyyun itu akan sangat senang sekali dan akan langsung dilakukan blow-up dengan menyiarkannya ke mana-mana 7 hari 7 malam, 24/7, agar seantero DuMay tahu.
Tujuannya tak lain adalah agar pengikut yang telah dengan susah-payah disesatkan dengan indoktrinasi dengan kebenaran versi mereka (kebenaran palsu atau kesesatan!), tak berani mendekati orang-orang yang lurus pemahamannya.
Sebab, kalau sampai para pengikutnya mendengar hujjah yang kuat dan melihat fakta kebenaran yang dimiliki oleh orang da‘i atau asatidz di luar gerombolannua, mereka takut para pengikutnya tersebut akan jadi melek dan tersadar kalau selama ini telah dibodoh-bodohi dengan berbagai argumen palsu dan fakta-fakta yang dimanipulasi.
Maka dari itu, "tahzîr" adalah salah satu kegiatan utama yang sangat penting di dalam da‘wah GPK Kokohiyyun itu. Jadi tahzîr adalah ibarat dinding rapuh yang menghalangi gelombang tsunami kebenaran yang menutupi pemikiran para pengikutnya agar jangan sampai keluar dari indoktrinasi ajaran sesat manhaj palsu GPK Kokohiyyun itu.
Adapun salah satu kalimat yang sering mereka gadang-gadangkan untuk menciptakan sekat itu adalah: "syubhât itu menyambar-nyambar sedangkan hati ini lemah". Atau juga: "larangan duduk dengan ahlul-bid‘ah".
Implikasinya, pengikut GPK Kokohiyyun itu takkan punya keberanian pergi ke luar mendekat kepada kelompok-kelompok lain, karena takut terkena syubhât.
Kemudian apabila ada yang nekad keluar dari GPK Kokohiyyun itu, maka mereka akan segara menjauhi, memusuhi, bahkan menjelek-jelekkan person tersebut. Biasanya akan keluar kata-kata: "Dulu di atas kebenaran dan mengajak kepada Sunnah, kini ada di atas kebid‘ahan hizbiy harokiy", atau: "Hidayah itu memang mahal." Kata-kata yang sering sekali mereka katakan kepada asatidz yang keluar dan membongkar kesalahan dan kebusukan GPK Kokohiyyun itu kepada Ummat Islâm.
Itu adalah modus yang kedua.
 Baiklah, kalau begitu apa modus yang ketiga?
 Modus ketiga adalah menutup-nutupi atau berusaha mengecil-ngecilkan kesalahan yang diperbuat oleh ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun.
Apabila ngustad-ngustad sekte sesat GPK Kokohiyyun itu sendiri yang melakukan kesalahan, maka mereka berusaha menutup-nutupinya, misalnya mengambil pendapat minoritas dan ditinggalkan semacam "tahi kucing tidak najis", maka mereka akan berusaha membelanya dengan mengatakan fiqih itu luas, fiqih itu luwes. Sementara ketika da'i lain berbeda pendapat fiqih dengan gerombolannya, maka akan langsung divonis sesat-menyesatkan!
Adapun bila kesalahan ngustadnya itu ternyata sangat fatal, tak bisa ngeles atau dicarikan alasan, seperti misalnya: fatwa "Persatuan Kebun Binatang", "salah bunuh muslim adalah layaknya ijtihâd yang keliru", "tumpahkan darahnya demonstran", "harôm marah kepada Yahûdi atas kebrutalan mereka", "mengikut jumhur pro demokrasi", dlsb, maka diserukanlah pembelaan dengan argumentasi bahwa ngustadnya itu adalah manusia biasa yang tidak ma’shum sehingga bisa salah dan bisa lupa, namun lihatlah betapa banyak keutamaan, kelebihan, dan kebaikannya. Kemudian ditekankan lagi bahwa manhaj ngustadnya itu sudah benar, sehingga kesalahan yang kecil akan tertutupi oleh lurusnya manhaj, sehingga tidak boleh mengkritik ahli ‘ilmu karena itu adalah adab yang buruk bahkwan ghîbah.
Itu adalah modus yang ketiga.
Demikian, semoga dapat dipahami… lain waktu akan disambung lagi, إن شاء الله.

Sumber : https://www.facebook.com/sahabatacad/

baca juga :


Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.