Mengucapkan "Selamat Tahun Baru Hijriyah" saja dipermasalahkan.
Dari mulai alasan Salafush-Shôlih tidak melakukannya lah sehingga ia takkan mendahului mengucapkan, sampai yang extreme dengan vonis tasyabbuh bil-kuffâr.
Hadeeeh…
Apakah semua yang tidak dilakukan Salafush-Shôlih itu berarti "bid‘ah dholalah"…???
Siapa juga yang menganggap mengucapkan selamat itu ‘ibâdah?
Apalagi bilang tasyabbuh bil-kuffâr…?!?
That's too extreme, mate…!
Berlebih-lebihan dalam menghukumi sesuatu, padahal para fuqoha saja tidak begitu-begitu amat. Lah ini botjah-botjah baru hijroh kemarin sore yang jangankan balaghoh, nahwu-shorof saja entahlah, serampangan dalam berfatwa.
Belajar agama itu seharusnya memperbaiki akhlâq kita, baik terhadap manusia, apalagi terhadap Robbul-‘Âlamîn.
Bukan malah membuat dibenci manusia karena mengada-adakan sesuatu tentang Allôh ﷻ yang Allôh tidak turunkan sesuatu atasnya.
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1442 Hijriyah, semoga Allôh ﷻ memperbaiki hati dan akhlâq kita, memberikan kesabaran di hati kita menghadapi fitnah, dan menetapkan kita di atas agama-Nya yang lurus selama hayat dikandung badan.
نسأل الله السلامة والعافية
Arsyad Syahrial
20 Agustus 2020 pada 11.07 ·
komentar :
Mayla Agsandi
Ya ampun, kok gitu sih😒
Arsyad Syahrial
Mayla Agsandi : Memang begitu kelakuannya kaum Neo Murji-ah itu.