Manakah Yang Lebih Layak Dinisbatkan Pada Generasi Salaf?

Manakah Yang Lebih Layak Dinisbatkan Pada Generasi Salaf? - Kajian Medina
Manakah Yang Lebih Layak Dinisbatkan Pada Generasi Salaf?

Para ulama dari generasi para Sahabat Nabi, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in mempunyai pernyataan-pernyataan yang global tentang akidah, seperti halnya al-Qur'an dan Hadis juga menyebut secara global dan sama sekali tak membahas perincian makna seperti yang dilakukan oleh generasi belakangan ketika bi'dah akidah sudah masuk ke tubuh umat islam. Dari pernyataan global ini kemudian berbagai golongan bisa saling mengklaim berada di jalur salaf. 

Namun, manakah yang lebih layak dinisbatkan pada generasi salaf as-shalih itu?

1. Generasi salaf (mayoritasnya) tak membahas soal perincian makna sifat Allah. Mereka mengimani saja apa adanya seluruh nash al-Qur'an dan hadis yang sahih tentang Allah sedangkan perincian maknanya dipasrahkan pada Allah semata yang memang lebih tahu. Yang mereka lakukan hanya membaca ulang nash tersebut (imrar) sambil menegaskan bahwa tafsirannya adalah cukup dengan membaca ulang itu tadi tanpa berkomentar lagi tentang sesuatu yang memang tak dinyatakan oleh nash.

2. Generasi salaf seluruhnya meyakini bahwa sifat-sifat Allah seluruhnya dipahami apa adanya sebagaimana ketika kata-kata itu dipakai dalam konteks lain sehingga Allah dianggap sesosok raksasa super besar yang duduk di atas singgasananya dan tangannya yang sangat besar itu melipat langit serta badannya yang super besar itu turun ke langit dunia setiap sepertiga malam terakhir untuk mengatakan pesan-pesan tertentu dengan suara yang sangat dahsyat lalu badannya itu naik lagi ketika sudah subuh (dengan mengabaikan bahwa bumi bulat dan berputar).

Dari dua opsi pilihan itu, manakah yang lebih layak dinisbatkan pada ulama salaf as-shalih? 

Asy'ariyah dan Maturidiyah secara tegas memilih opsi pertama dan menyebutnya sebagai tafwidh. Mereka meyakinkan bahwa salaf berakidah itsbat yang disertai tanzih.

Sedangkan pendaku salafi dengan kalimat yang berputar-putar   pada akhirnya memilih opsi kedua, meskipun malu mengakuinya secara blak-balakan. Pendaku salafi yang jujur akan mengakui, setidaknya dalam hati, bahwa makna tulisan ini benar meskipun di mulut mungkin akan protes mengenai diksi atau pemilihan kata saja.

Abdul Wahab Ahmad
16 Juni 2020 · Dibagikan kepada Publik

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.