by Ahmad Sarwat, Lc. MA
Kutubut Tis'ah
Pernah dengar dalam ilmu hadits tentang istilah kutubut-tis'ah?
Ya, artinya memang 9 kitab, maksudnya 9 kitab hadits, yang terdiri dari kitab-kitab berikut :
1. Shahih Bukhari (w. 256 H)
2. Shahih Muslim (w. 261 H)
3. Sunan An-Nasai (w. 303 H)
4. Sunan Abu Dawud (w. 275 H)
5. Sunan At-Tirmidzi (w. 279 H)
6. Sunan Ibnu Majah (w. 273 H)
7. Al-Muwattha' Imam Malik (w. 179 H)
8. Musnad Imam Ahmad (w. 241 H)
9. Musnad/Sunan Ad-Darimi (w. 255 H)
Biasanya kalau disuruh sebutkan nama kitab hadits, kita akan menyebutkan 9 kitab ini. Boleh jadi karena tahunya cuma sebatas itu.
Kesalahan Fatal
Orang sering keliru menduga dan mengira bahwa kitab-kitab hadits terbatas hanya ada sembilan itu saja.
Kekeliruan ini menjadi amat fatal, ketika berpikir bahwa selain sembilan kitab itu, tidak ada lagi kitab hadits.
Kekeliruan kedua adalah dalam menghitung jumlah hadits. Orang cenderung menjumlahkan begitu saja semua hadits di masing-masing dari kesembilan kitab itu. Padahal hadits di kesembilan kitab itu terulang-ulang, baik di dalam satu kitab yang sama, atau pun di kitab hadits lainnya.
Lalu bagaimana ceritanya sampai orang hanya kenal sembilan kitab hadits itu saja?
Ada banyak faktor, tapi salah satunya karena terbitnya kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazhi Al-Hadits An-Nabawi. (المعجم المفهرس لألفاظ الحديث النبوي), yang merupakan indeks atau kamus hadits, dimana sumbernya hanya dari sembilan kitab hadits.
Indeks itu terdiri dari 8 jilid dan disusun dalam rentang waktu antara 1916-1988 atau sekitar 72 tahun. Penyusunnya adalah Arent Jan Wensinck, seorang orientalis Belanda non muslim yang merupakan peneliti bahasa Arab dan bahasa semit pada umumnya di Universitas Leiden Belanda.
Saking terkenalnya, sampai-sampai semua dosen hadits selalu memperkenalkannya kepada semua mahasiswanya. Akibatnya, para mahasiswa tidak kenal kitab hadits lain selain sembilan kitab itu saja.
Ada positifnya memang, tapi efek lain adalah terpatrinya stigma bahwa kitab hadits hanya sebatas sembilan kitab itu saja.
Ketika ada hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Syafi', Al-Baihaqi, Ad-Daruqutni, Al-Khatib Al-Baghdadi, Abdurrazzaq dan lainnya, jadi terasa asing di telinga.
Maka kalau hanya mengandalkan 9 kitab ini saja, dijamin Anda tidak pernah baca hadits tentang qunut shubuhnya Rasulullah SAW yang tidak pernah putus beliau kerjakan sampai wafatna. Padahal hadits itu shahih seshahih-shahihnya. Dan cenderung tidak membid'ahkan qunut shubuh.
Tahunya cuma qunut nazilah nabi SAW yang sebulan itu saja lalu berhenti.
Dan pasti tidak tahu ada hadits Nabi SAW yang melarang penduduk Mekkah mengqashar shalat, kecuali bila jaraknya antara Mekkah dengan Usafan atau 4 burud.
Dengan kapasitas khazanah pengetahuan hadits yang amat terbatas, tiba-tiba merasa paling tahu semua hadits. Ini namanya mushibah.
Ahmad Sarwat
10 Juni 2019 · Dibagikan kepada Publik
#Ahmad Sarwat