Sampai Kapankah Pendaku Salafi Akan Menyebar Hoax Soal Asy'ariyah?

Sampai Kapankah Pendaku Salafi Akan Menyebar Hoax Soal Asy'ariyah? - Kajian Medina
Mungkinkah mereka bertobat menyebar hoax?

Sampai kapankah pendaku salafi akan menyebar hoax soal Asy'ariyah? Dari dulu gak tobat-tobat memfitnah Asy'ariyah. Di antara fitnahnya adalah:

1. Asy'ariyah mengatakan bahwa Allah di mana-mana
2. Asy'ariyah mengatakan bahwa Allah tidak istawa atas Arasy, menolak yad, 'ain, wajh dan sebagainya yang merupakan sifat khabariyah
3. Asy'ariyah menolak sifat 'uluw dan sifat nuzul
4. Asy'ariyah membatasi sifat Allah hanya 7 atau 20
5. Asy'ariyah mewajibkan takwil

Dan banyak lainnya.

Kalau puluhan tahun lalu sih wajar sebab informasi bisa dikatakan minim. Mereka yang rendah literasi wajar saja bila menerima hoax dan menyebarkannya tanpa sadar kalau itu hoax. Eh ternyata di era keterbukaan informasi ini masih tetap saja mereka doyan hoax.

Padahal tak ada satu pun bidang ilmu agama yang diterima umat islam saat ini kecuali pasti melewati penjelasan para imam Asy'ariyah di tiap masa. Para pimpinan mereka pun belajar agama dari kitab Asy'ariyah. Sayangnya mereka suka menebar hoax tentang para imam yang menjadi sumber ilmu bagi dunia.

Abdul Wahab Ahmad
3 Maret 2020 (13 jam ·)


Sampai Kapankah Pendaku Salafi Akan Menyebar Hoax Soal Asy'ariyah - Kajian Medina
YANG DISALAHPAHAMI DARI ASY'ARIYAH
Oleh: Abdul Wahab Ahmad

Kebanyakan ulama besar ahli tafsir, hadis dan fikih di dunia ini bermazhab Asy'ariyah atau Maturidiyah (atau setidaknya sama dengan manhaj mereka meski tak secara verbal menggolongkan diri kepada salah satunya). Keduanya merupakan mazhab akidah resmi Ahlussunnah wal Jama'ah. Mereka yang di zaman now menganggap Asy'ariyah sesat tak ada satu pun yang dapat mempelajari Islam dengan baik tanpa menukil dan belajar dari karya para ulama Asy'ariyah, ironis sekali.

Namun tetap saja selama berabad-abad ada yang salah paham tentang ajaran mereka sehingga mengkritik tidak pada tempatnya atau bahkan menghina tanpa tau sebenarnya. Kesalahpahaman ini terus ditularkan dan diwariskan hingga tak sedikit yang menyusun buku dalam hal ini. Di antara kesalahpahaman itu adalah:

1. Asy'ariyah bingung di mana Tuhannya. Ini bermula dari keyakinan Asy'ariyah yang mengatakan Allah ada tanpa tempat. Bagi kalangan yang kemampuan olah pikirnya pendek, kalau tak ada tempatnya berarti tak ada sama sekali.

2. Asy'ariyah mengatakan Allah di mana-mana. Ini timbul dari kesalahan dalam memahami gugatan Asy'ariyah terhadap pihak yang menyatakan bahwa Allah di langit hingga dikira meyakini bahwa Allah di mana-mana.

3. Asy'ariyah mengatakan Allah di bumi. Sama seperti sebelumnya, salah paham ini timbul karena gugatan Asy'ariyah terhadap pihak yang mengatakan Allah di langit

4. Asy'ariyah adalah Jahmiyah. Kesalahpahaman ini yang paling parah sehingga Asy'ariyah yang notabene penetap adanya sifat bagi Allah dianggap sama dengan mereka yang menafikan sifat Allah.

5. Asy'ariyah mengingkari bahwa Allah istiwa' atas Arsy, bahwa Allah punya Yad, Wajh, Shurah, dan seterusnya yang merupakan istilah yang dipakai al-Qur’an dan Hadis. Kesalahpahaman ini timbul sebab gagal paham membedakan mana nash syari' dan mana penafsiran atas nash tersebut.

6. Asy'ariyah mengafirkan mayoritas umat sebab mengatakan bahwa taklid dalam iman itu tidak sah tetapi setiap orang wajib tahu dalil filsafat ketuhanan supaya imannya sah. Ini kesalahpahaman yang sengaja dibuat para provokator gagal paham.

7. Asy'ariyah mewajibkan takwil sehingga nukilan ulama yang menolak takwil adalah gugatan terhadap Asy'ariyah. Kesalahpahaman ini muncul sebab dua hal, yaitu gagal paham memahami dua posisi Asy'ariyah dalam menyikapi shifat mutasyabihat, yakni tafwidl dan takwil dan gagal paham membedakan antara tafwidlul makna wa tanzihul kaifiyah (memasrahkan makna sepenuhnya pada Allah sambil menyucikannya dari kaifiyah) dan tafwidlul kaifiyah ma'a itsbatihi (menetapkan bahwa kaifiyah itu ada tetapi hanya diketahui oleh Allah saja).

8. Imam Asy’ari sudah tobat dari mazhab Kullabiyah berpindah ke mazhab Salafiyah. Kesalahpahaman ini muncul sebab tiga hal, yaitu: (a) tak mengerti betul apa dan siapa Kullabiyah itu. (b) tak mengerti betul ajaran Asy'ariyah. (c) tak mengerti betul sejarah kitab al-ibanah

9. Asy'ariyah adalah mazhab yang mengajarkan ajaran baru yang tak dikenal generasi salaf semisal keempat imam Mazhab. Kesalahpahaman ini muncul akibat gagal paham akut terhadap ajaran Asy'ariyah.

10. Asy'ariyah menolak hadis ahad. Kesalahpahaman ini akibat suka menggeneralisir.

11. Asy'ariyah pemuja akal sehingga kalau akal bertentangan dengan dalil maka harus dimenangkan akal. Kesalahpahaman ini muncul dari orang yang gagal memahami fungsi dan peran akal dalam ajaran Asy'ariyah atau ajaran lainnya. Biasanya mereka ini orang kapasitas memorinya tak mampu memahami dasar ilmu logika, apalagi tema berat semisal filsafat.

12. Asy'ariyah memuja filsafat sedangkan filsafat adalah haram. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham apa itu filsafat dan bagaimana pemetaannya. Padahal Android yang ada sekarang bisa dibilang "hasil berfilsafat".

13. Asy'ariyah membatasi sifat Allah hanya pada dua puluh sifat saja dan mengingkari lainnya. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham pemetaan shifat dalam konsep Asy'ariyah.

14. Asy'ariyah mengatakan bahwa al-Qur’an adalah makhluk. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham definisi kalam dan definisi makhluk.

15. Asy'ariyah adalah Jabariyah. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham teori kasab sehingga menyamakan antara Asy'ariyah yang menetapkan adanya iradah manusia dengab jabariyah yang menafikannya.

16. Asy'ariyah mengatakan bahwa tindakan Allah tak ada hikmahnya. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham makna 'illah dan hikmah serta hubungannya dengan iradatullah.

17. Asy'ariyah menolak ke-Maha Tinggi-an Allah atau sifat 'uluw bagi Allah. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak mengerti dua hal, yakni: (a) makna uluw wal fauqiyah. (b) tanzihul jihat beserta implikasi dan batasannya.

18. Asy'ariyah mengingkari ru'yatullah (melihat Allah) di akhirat. Kesalahpahaman ini muncul akibat gagal paham akut dalam memahami "bila kaifin wan hisharin" (tanpa tatacara dan batasan sudut pandang).

19. Asy'ariyah menyatakan bahwa akal tak bisa membedakan antara baik dan buruk. Kesalahpahaman ini muncul sebab dua hal, yakni: (a) tak mengerti peran akal dan wahyu. (b) tak kenal konsep persepsi

20. Asy'ariyah menyatakan bahwa iman seseorang tak sah hingga dia ragu (syakk) terlebih dahulu. Kesalahpahaman ini muncul sebab tak paham apa dan bagaimana istidlal.

Kedua puluh hal di atas adalah kesalahpahaman yang paling lumrah yang secara berulang-ulang memunculkan banyak kritik konyol dan hujjah yang tidak pada tempatnya. Kebanyakan yang salah paham pada topik di atas akan sangat pede menukil banyak sekali ucapan ulama salaf dengan maksud menyerang Asy'ariyah tanpa ia sadar bahwa nukilan itu tidak relevan, bahkan justru merupakan ajaran Asy'ariyah sendiri. Sebab dasarnya adalah salah paham, maka ketika betul-betul diadu argumennya biasanya pihak yang salah paham akan mundur teratur dari perdebatan dengan berbagai alasan. "Saya tak suka berdebat", "akidah bukan untuk diperdebatkan", "membahas ilmu kalam itu sesat", "Sudah pokoknya imani saja", "agama tak harus masuk akal" dan sebagainya adalah alasan utama untuk mundur teratur dari diskusi dan pindah ke topik lain.

Selain dua puluh poin ini sebenarnya masih ada banyak lagi poin perdebatan tetapi sifatnya detail dalam ilmu kalam. Bagian ini kurang menarik bagi banyak orang dan juga sedikit yang tahu.

Tulisan ini hanya ringkasan dan pemetaan saja sehingga tak ada adu argumen atau penjelasan yang memadai bagi yang belum paham masing-masing poinnya. Tapi semoga saja tulisan sederhana yang saya tulis dengan tangan diinfus ini ada manfaatnya, setidaknya memancing pembaca untuk mencari titik terang sebelum memutuskan ikut dalam perdebatan yang kebanyakan konyol.

Abdul Wahab Ahmad
18 Januari 2018 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.