Ketika kita mengatakan bahwa pensil tidak mempunyai jenis kelamin, maka otomatis kita tak mengatakan bahwa pensil lelaki, perempuan, wariab atau intersex. Mustahil juga kita membayangkan bagaimana kelaminnya pensil apakah sama dengan kelamin kambing atau tidak? Mustahil juga kita membahas sifat atau kegiatan yang berhubungan dengan kelamin, misalnya apakah pensil menikah atau jomblo? Apakah pensil bisa syahwat pada pensil lain atau tidak? Itu semua karena kita sejak awal menganggapnya tak ada jadi tak mungkin disamakan atau atau dibagaimanakan.
Sama dengan itu, ketika kita mengatakan Allah BUKANLAH dari jenis sosok yang berdimensi panjang, lebar dan tinggi. Saat itu otomatis kita TIDAK mengatakan panjang, lebar dan tingginya sekian dan sekian. Kita juga sama sekali TAK BISA membayangkannya sebab bayangan hanya berlaku bagi sesuatu yang punya dimensi panjang, lebar dan tinggi. Kita juga TAK MUNGKIN menyamakannya dengan sesuatu yang punya dimensi panjang, lebar dan tinggi. Ini adalah akidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Asy'ariyah-Maturidiyah) yang bila diikuti, maka kita akan terbedlbas sepenuhnya dari membayangkan atau membagaimanakan Allah. Ini adalah akidah kesucian (tanzih) yang aman yang layak bagi Allah serta yang diajarkan Salafus Shalih.
Berbeda dengan itu, golongan mujassimah tidak menganggap mustahil bahwa Allah punya panjang, lebar dan tinggi. Akhirnya mereka terjebak antara opsi-opsi yang semuanya jelek dan sesat sebagaimana berikut:
1. Mengatakan bahwa panjang, lebar dan tingginya diperkirakan sekian dan sekian. Di antara golongan ini ada yang berkata bahwa Allah tak sebesar gunung Uhud dan ukurannya tujuh jengkal dengan jengkal yang dimiliki Allah.
2. Mengatakan bahwa Allah lebih kecil dari Arasy sekitar empat jengkal manusia. Menurut mereka, ruang empat jengkal di Arasy ini nanti untuk ditempati Nabi Muhammad duduk di sisi Allah.
3. Mengatakan bahwa Allah bukan hanya memenuhi Aras tetapi lebih besar dari Arasy namun tetap punya batasan. Hanya saja tak diketahui batasannya.
4. Mengatakan bahwa Allah lebih besar dari Arasy dan tidak terbatas ke semua arah, kecuali arah bawah sebab arah bawah dibatasi Arasy.
5. Mengatakan tidak mau membahas panjang, lebar dan tingginya Allah. Ada juga yang mengatakan tidak tahu panjang, lebar dan tingginya. Tentu mereka semua tidak sekali pun menganggap Allah tak punya panjang lebar dan tinggi, hanya tidak mau membahasnya dan mengaku tidak mengetahui ukurannya.
Inilah poin perbedaan antara Ahlussunnah wal Jama'ah yang menyucikan Allah sepenuhnya dengan para mujassim yang berbeda-beda pendapat seperti di atas.
Abdul Wahab Ahmad
11 Maret 2020 (32 menit ·)
#Abdul Wahab Ahmad