Jargon Kembali Kepada Al-Qur'an dan Sunnah 'Ala Fahmi Shahabah

Jargon Kembali Kepada Al-Qur'an dan Sunnah 'Ala Fahmi Shahabah
Saya mendapati jargon kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah 'ala Fahmi Shahabah terkadang hanya isapan jempol semata. Sebab berapa banyak didapatkan justru kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah 'ala Fahmi kecenderungan guru atau ustadz saja. Bila cenderung pada suatu pendapat dipakai, bila tidak cenderung tak dipakai. Terlalu banyak contohnya. Sebenarnya sepenuhnya tak salah dengan jargon ini. Namun yang dikhawatirkan mudahnya menyalahkan atau menyesatkan pendapat lain yang juga sebenarnya ada salafnya baik dari kalangan Shahabat, Tabi'in, dan seterusnya.

Izin tanya; sejak kapan munculnya jargon seperti itu? Apakah jargon seperti itu pernah muncul di masa lampau juga?

Robi Maulana Saifullah
20 jam ·

Komentar : 

Syarif Ja'far Baraja : Jargon bisa salah. Tapi ajaran Nabi ﷺ dan sahabat tak akan keliru.

Haidar Asrori : Kalo cocok ambil kalo ga cocok buang ya merekalah kaum sawah

Agung Nugroho : Saya pernah menyimak pemaparan seorang ulama tentang ungkapan "jika itu baik tentu para salaf sudah melakukanya". Ternyata ungkapan ini tidak ada dlm kitab-kitab fiqh yg ditulis oleh para ulama terdahulu. Jadi siapa yg mencetuskan akan ungkapan ini?
Juga para ulama terdahulu menyuruh seorang muslim utk berguru kepada banyak guru meski berbeda manhaj/madzhab.
Juga menyuruh mengambil ilmu yg baik dan membuang ilmu yg buruk dari ilmu/tabiat seorang guru.

Jhon Hendrizal : Kita hanya sedang berusaha untuk meneladani para sahabat

Robi Maulana Saifullah : Demikian pula yang lain pun sedang berusaha juga. Yang dikhawatirkan dari jargon ini adalah mudahnya menuduh sesat amalan orang lain yang tidak sama seperti yang ia amalkan, padahal bisa jadi orang lain pun punya salafnya. Jika dijabarkan terlalu banyak contohnya.1

Jhon Hendrizal : Saya pribadi gak pernah menuduh kaum muslimin lain sesat

Agung Nugroho : Jhon Hendrizal saya paham, saya pernah ngaji salafiyah asya'irah Syafi'iyah dari mulai SD dan mempelajari standar kitab yg menjadi rujukanya.
Pernah ngaji salafi kurang lebih 10 tahun. Selama ngaji salafi saya sering mendengar ungkapan sesat kpd muslim selain yg bermanhaj salaf.

Jhon Hendrizal : Agung Nugroho sekarang ngaji dimana?

Agung Nugroho : Jhon Hendrizal
Saya pernah berpikir panjang, kenapa ditubuh salafi atau difaksi-faksi atau dikelompok-kelompok salafi saling terjadi centang perentang, saling bercanggah satu dengan yg lainya, saling memboikot dan tahdzir, dll. Saling mengaku sebagai pengikut salaf yg paling orisinil.
Jika dengan sesama salafi saja ada yg saling menyesatkan, apalagi dengan yg diluar kelompok yg mengaku sebagai bukan "kelompok" salafi meski mengikuti para salaf.
Orang ngaji harusnya bisa sakinah dan menjadi berahlak baik kpda siapapun, bahkan kepada seorang pendosa sekalipun. Ini kpd sesama muslim saja sudah saling menyesatkan karena berbeda kelompok salafinya atau berbeda manhajnya.

Jhon Hendrizal : Agung Nugroho sekarang antum ngaji dimana?

Agung Nugroho : Jhon Hendrizal
Di kota Purworejo ada dua kelompok besar salafi. Satu kelompok salafi pendengar radio Rodja dan satunya lagi salafi pendengar radio RII. Saya hampir mengenali mereka semua.
Ketika bermajlis di salafi pendengar radio Rodja, "biasanya" ada ikhwan yg menyebut akan "ketidakberesan" pengikut manhaj salafi pendengar radio RII.
Padahal keduanya merunut pada ajaran manhaj yg sama, bahkan ulama yg sama. Lalu bagaimana semua ini bisa terjadi???
Ekspektasi orang awam ketika ikut/terbujuk untuk ngaji salafi, adalah ingin menimba ilmu yg siapa tahu blm didapat dari guru sebelumnya. Tapi setelah masuk kedalam pusaran salah satu kelompok salafi, akhirnya harus ikut bercanggah dan ikut-ikutan "membenci" kelompok salafi lain diluar kelompok salafi yg menjadi tempat rujukanya/tempatnya ngaji.

Jhon Hendrizal : Agung Nugroho jawaban gak sesuai pertanyaanSembunyikan atau laporkan ini

Edi Septriyanto : Agung Nugroho maka dari itu sbg orang awwam kalo ngaji, ya ckp ngaji aja, jangan diikuti perdebatan atau gesekan² yg ada

Agung Nugroho : Edi Septriyanto
Kita semua adalah orang awam, bukanlah seorang imam mujtahid ataupun seorang mufthi.
Kita belum mampu mengistimbat suatu dalil untuk bisa mengetahui suatu hukum. Kita semua masihlah seorang muqallid.

Agung Nugroho : Edi SeptriyantoDi tahun 1986 -an saya ngaji damai-damai saja, tidak sekisruh dan serumit seperti sekarang. Tidak pernah guru saya menyesatkan kelompok Islam lain, atau kelompok yg berseberangan dengan pendapat guru saya.
Setelah muncul kitab induk manhaj yg didalamnya menyesatkan "semua" paham diluar paham salafi. Sekarang suasana orang ngaji jadi sangat kacau.

Abu Shofi : Sama aja kalian pun menuduh salafy sesat, wahabi, kaum sawah. Bedanya apa, jangan suka membuly. Kena gangguan neurosis baru tau rasa!

Muhamad Rizal : Pertanyaan saya sih satu, harus kembali ke Al-Qur'an dan Sunnah mana lagi kira-kira??
Kita kan selama ini mengikuti pendapat berbagai ulama yg MENGIKUTI ajaran quran sunnah sesuai dengan petunjuk para ulama salaf jg, contohnya imam syafi'i dan imam besar lainnya yg memang mengikuti Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Abu Shofi : Muhamad Rizal Kalo soal fiqih sih its oke. Ini manhaj, itulah yg membedakan mana sunni mana bukan. Kalo perkaranya kembali kepada Quran Sunnah doang. Mereka kaum khawarij, kaun ahmadiyah pun pake 2 pedoman itu. Nah yg jdi pertanyaan ke dua pedoman itu di fahami dgn pemahaman siapa?Ini yg jadi pembedanya.

Muhamad Rizal : Abu Shofi kira-kira yg benar itu dalam aqidah yg mana ust?

Muhamad Rizal : Saya sih NU asli ya ust, yg memang didalamnya ada tahlil dan yasinan, apakah saya berada di jalan aqidah yg benar??

Muhamad Rizal : Mohon maaf saya sangat awam masalah manhaj iniDan tolong jelaskan kalo bisa mengenai manhaj ini sesuai alquran dan sunnah, karna yg saya faham kata ustadz pengajar saya di NU dia memaparkan untuk mengikuti Ahlus sunnah wal jama'ah yg memang dibawakan oleh ulama ulama di Indonesia juga, bahkan ulama NU pun yg saya tau mereka mengikuti ajaran Ulama AhlusSunnah Wal Jama'ah


Abu Shofi : Muhamad Rizal Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pembahasan Yasinan dan tahlil kita simpan dulu. Yang jelas seorang muslim sangatlah tercela dan ibadahnya kurang sempurna apabila mereka belum mengenal Allah.
Ada pertanyaan di manakah Allah? Maka ada muslim yang kurang perhatian kepada ilmu ada yg mengatakan Allah ada di mana-mana, Allah ada di hati. Padahal Jelas sekali Nash menjelaskan Allah itu bersemayam di atas Arsy. Dalil-dalilnya banyak. Inilah yang di pegang dan di yakini oleh para Sahabat seluruhnya, Imam yg 4 pun mengatakan demikian. Ini perkara taufiqiyah ya yg dimana perkara tersbut sudah baku dan tidak dapat di tawar2 lagi. Inilah awal kali kita menepatkan mana ahlus sunnah mana bukan.

Muhamad Rizal : Itu aqidah dasar ya ust?
Guru saya pun menerangkan kurang lebih seperti itu..
Lalu untuk lanjutannya apakah pembahasan seperti yg di rukun iman?

Muhamad Rizal : Maksudnya kita mempelajari dari rukun iman dulu, baru ke rukun islam dan pelajaran aqidah lainnya gitu?

Izzuddin Syadid : berada di NU itu sudah benar, gak usah bingung

Abu Shofi : Muhamad Rizal Perdalam lagi Aqidahnya, Apa itu Tauhid Uluhiyah, Rububiyah dan asma wa sifat. Sambil belajar tauhid sambil mendalami kita juga membaca fiqih-fiqih. Dan mendalami sirah nabawiyah agar kecintaan kita bertambah selain itu kita juga bisa mengekspresikan kecintaan kita kepada Nabi Shallallahu allaihi Wa Sallam secara tepat. Inilah kerangka berfikir awalnya, insya Allah akan membentuk ilmu yg mapan nantinya. Barakallahufiyk

Muhamad Rizal : Abu Shofi syukron ust ilmunya in syaa Allooh ana perdalam lg ilmu dasar aqidahnya.. barokalloohu fiikS

Abu Shofi : Muhamad Rizal mudah-mudahan Allah berikan kemudahan kepada antum dalam memahami, Insya Allah kebaikan mnyertai antum. Wafiyka barakallahu

Agung Nugroho : Ada beberapa pertanyaan fundamental yg tidak semua salafiyin bisa menjawabnya. Andaikan bisa menjawab, biasanya hanyalah sekedar mengikuti salah satu fatwa yg dianggap paling rajih. Semisal pertanyaan:
1. Bolehkan seorang yg menisbatkan diri bermanhaj salaf, lalu mengimami shalat Shubuh dengan membaca doa Qunut?
2. Adakah ustadz salafi yg membaca doa Qunut Shubuh?
Sekarang kita kroscek ke ulama salaf/imam mujtahid mutlaq dengan pertanyaan:
1. Adakah para imam mujtahid mutlaq yg shalat Shubuh membaca Qunut?
2.Lebih faqih mana antara ustadz salafi zaman sekarang dengan imam mujtahid mutlaq zaman dulu?

Andik Jujuk Prasetyo : Apakah Salafi itu sesat ustadz?
Sembunyikan atau laporkan ini

Aulia Benzani : Jargon kembali ke qur'an sunnah....ditanya hafalannya brp juz jawabannya ga hafal boro2 sampe 1 juz..boro2 juz amma........fatwanya macem2...... fenomena umat akhir zaman.....😪

Agung Nugroho : Aulia BenzaniBanyak yg tidak disembuhkan/dinormalisasi kembali dari euforia setelah mengenal manhaj salaf.
Mereka tidak sadar, jika mereka dulunya bisa jadi lebih jahil dan lebih buruk dari orang-orang yg sekarang sering dituduh sesat. Mereka sulit sadar jika dulu pernah seperti mereka yg sekarang dituduh sebagai orang sesat.
Karena dilarang berguru kepada guru diluar manhaj salafi, bahkan dilarang berguru kepada guru salafi diluar kelompoknya, akhirnya punya perangai yg ekstrim dalam memahami suatu perkara.
Dibenamkan pemahaman bahwa kebenaran hanya bisa datang hanya dari kelompoknya saja, ini sudah terbukti dari aroganya sebagian oknum salafi ketika mengomentari perkara khilafiyah dimedsos.
Mereka tidak paham, bahwa banyak perkara dalam agama ini yg termasuk kedalam perkara ijtihadiyah dan khilafiyah.

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.